Sebulan setelah Rena terbaring di Rumah Sakit, perempuan bermata coklat itu untuk yang pertama kalinya menginjakan kembali kaki nya dikoridor sekolah yang cukup ramai pagi itu.
Dengan berbalut cardigan rajut warna hitam, Rena berjalan santai menyusuri koridor menuju kelas yang sebulan lalu tak disinggahinya. Beberapa orang ada yang menyapa, ada juga yang berlalu begitu saja dihadapannya.
"RENA!" seorang gadis cantik berambut panjang hitam legam berteriak sambil berlari ke arah Rena dengan nafas yang terengah-engah.
Perempuan itu adalah Vera, sahabat nya sejak SMP sekaligus orang yang setiap hari nya rutin menjenguk Rena ke Rumah Sakit.Vera langsung berhambur kepelukan Rena begitu ia sampai didepan sahabatnya. Gadis itu tak peduli bahwa sedetik yang lalu ia menjadi pusat perhatian orang-orang karena kehebohannya. Pelukan itu sangat erat, Rena bahkan hampir meneteskan air mata nya ketika Vera mencium kedua pipi nya.
"Iiih gue kangen banget." Ucap Vera sambil menggerak-gerakan pelukannya.
Rena diam tak menanggapi. Bukan karena tak rindu hanya saja ia merasa sedikit resah karena orang-orang mulai memperhatikan mereka berdua.
Hanya senyuman tipis yang ia berikan dan perempuan itu langsung mengajak Vera masuk kedalam kelas.Didepan pintu kelas, seorang lelaki berdiri disana. Menunduk sambil memainkan ponsel yang dipegang miring, sesekali lelaki itu mendesah kecewa saat tanda merah pada game menyala diponselnya.
"Minggir minggir," ucap Vera sambil melesak masuk kedalam kelas.
Devin yang masih diam didekat pintu ketika tubuhnya tersingkir kesamping oleh Vera mendadak mengangkat wajahnya dan langsung bertemu pandang dengan Rena. Ia tersenyum kaku, merasa kaget sekaligus senang bisa satu kelas bersama mantan pacarnya.
***
Sejak bel istirahat berbunyi satu menit yang lalu, Vera mengoceh dan terus memaksa Rena untuk menemaninya ke Lapangan Basket. Walau Rena sudah menolak berulang kali tapi Vera tetap memaksanya dengan menganggu perempuan itu yang sedang menyandarkan kepalanya pada lipatan tangan diatas meja.
Bukan tanpa alasan Vera ngotot ingin ke Lapangan Basket, kehadiran Gilang disana menjadi faktor utama mengapa ia begitu bersemangat ingin menonton pertandingan basket yang saat itu sedang berlangsung.
"Ayolah, Ren. Sekaliiiii aja." Ucap Vera yang kesekian kali.
Sambil menghembuskan nafas berat, Rena beranjak dari kursi nya. "Yaudah, bentar aja deh ya." Katanya malas.
***
Pemandangan pertama yang Rena lihat ketika menginjakan kaki nya di Lapangan adalah ramai nya para siswa yang juga ikut menonton pertandingan. Pertandingan ini rutin dilaksanakan setiap satu bulan sekali bersama SMA lain, dan tentu hal ini tidak dilewatkan para siswa karena mereka yang menonton pertandingan sebenarnya juga memiliki niat lain seperti memilih memilah cowok-cowok dari sekolah lain.
Rena kemudian duduk disudut Lapangan sementara Vera berdiri disampingnya. Sahabatnya itu sedang sibuk memperhatikan Gilang yang sedang berlarian memasukan bola kedalam ring.
Tak terasa lima belas menit lagi istirahat akan berakhir, perut Rena sudah keroncongan dan gadis itu mengajak Vera pergi ke Kantin sebelum mereka melanjutkan kembali pelajaran. Sekarang giliran Rena yang memaksa Vera untuk pergi ke Kantin seperti yang dilakukan Vera saat mengajaknya pergi ke Lapangan.
Walau sepertinya Vera enggan karena masih ingin menonton pertandingan sampai habis namun perempuan berambut hitam itu menurut dan pergi ke Kantin dengan sedikit terpaksa. Sesampainya disana, mereka langsung mengambil tempat dipojok dekat dengan gerombolan kelas 12.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise [Completed]
Teen FictionSetahun lalu Rena pernah sangat mencintai seorang pria, tapi perlahan rasa itu memudar seiring berlalunya waktu. Pria yang dicintainya tak lagi menaruh rasa percaya pada Rena karena sebuah kejadian tak terduga dimalam hari jadi mereka yang ke satu t...