4*Flashback

2K 115 1
                                    

Suara ketukan meja yang berasal dari teman sebangkunya membuat Vera menoleh, ia menggeram kesal karena sedari tadi buku yang akan ia baca hanya bisa digenggam nya.

Ia merasa terganggu karena sedari tadi teman sebangkunya mengetuk-ngetukan jari nya diatas meja hingga menimbulkan suara yang membuat Vera membatalkan niatnya untuk membaca novel yang baru ia beli kemarin.

Ia memperhatikan gadis disampingnya, gadis itu terlihat masih asik dengan jemari tangan nya yang mengetuk-ngetukan meja.

Seolah sedang larut dengan pikirannya sendiri, gadis disamping Vera tak menghiraukan sama sekali tatapan Vera yang berapi-api menahan kekesalannya.

"Lo kenapa sih Ren?Berisik banget" ujar Vera kesal.

Ia memutar kursi nya untuk berhadapan dengan Rena lalu menatap lekat sahabatnya itu.

Rena menoleh, menatap sebentar wajah Vera lalu beranjak dari kursi tanpa menjawab pertanyaan Vera.

"Gue keluar dulu" ucapnya tanpa memperdulikan wajah Vera yang kini berubah menjadi lebih masam dari sebelumnya.

Ia berjalan menyusuri koridor, tanpa tahu akan kemana kaki nya melangkah.
Ia hanya butuh sedikit ketenangan, untuk sekedar meredam rasa sakit dikepalanya dan rasa penasaran nya dengan laki-laki yang akhir-akhir ini mengisi pikirannya.

Suasana koridor saat itu memang sedikit ramai karna banyaknya siswa yang keluar kelas untuk sekedar beristirahat.

Rena memperhatikan sekitar, lalu tanpa sengaja matanya menangkap sosok Andre yang juga sedang menatapnya.

Rena hanya tersenyum lalu menunduk menatap sepatu hitamnya. Rambut nya bergerak kesana kemari karena tertiup angin, membuat nya sedikit berantakan menutupi dahi.

"Ren, jangan nunduk mulu" ujar seseorang didepannya.

Gadis itu langsung berhenti dan menengadah menatap Andre yang sedang menaikan sebelah alisnya seraya tersenyum.

"Oh ya Reno pengen ketemu katanya"

"Reno? Reno yang tadi di UKS?"
Andre langsung mengangguk seraya menoleh ke belakang punggungnya.

Tampak seorang laki-laki bertubuh tinggi sedang berjalan mendekatinya dengan tatapan yang sama setiap kali Rena melihatnya.

Rena tidak tahu apa yang harus ia lakukan, menghindar atau harus diam saja?

Terakhir kali ia menghindari Reno ia celaka sampai pelipis nya terluka. Tapi jika ia tidak menghindar, ia sangat tidak nyaman dengan tatapan mata laki-laki itu yang menatapnya sedingin es.

"Ikut gue" tanpa babibu Reno langsung menarik tangan Rena untuk mengikutinya, bahkan Rena saja masih berfikir ditempatnya untuk menimbang-nimbang keputusannya menghindari Reno lagi.

Ia dengan mudahnya diseret oleh orang yang tak dikenalnya. Dan bahkan ia juga tidak berontak sama sekali ketika cekalan tangan kekar Reno hinggap ditangannya.

"Gak usah pegang-pegang" ujar Rena seraya menarik tangannya.

Tapi usahanya tidak berhasil, karena Reno dengan kekuatan yang dimilikinya menahan tangan Rena agar tidak terlepas.

"Kalo gue gak pegang nanti lo kabur, ujung-ujung nya lo celaka lagi" jawab Reno datar.

Rena mendelik seraya terus berusaha untuk melepaskan tangannya sampai kaki nya tersandung dengan kaki nya sendiri ketika berjalan.

Tubuhnya langsung limbung seketika dan Reno dengan sigapnya menahan tubuh Rena agar tidak terjatuh.

Posisi Rena yang memeluk bahu Reno, dengan Reno yang memeluk pinggang Rena membuat nya mendapatkan sorotan dari beberapa siswa yang berada dikoridor.

I Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang