31*Captain

1K 62 5
                                    

Meski sudah lima tahun hidup tanpa seorang Ibu, rasanya sangat sulit untuk menahan air mata ketika membicarakan atau mengingat sosok hebat tersebut. Entah itu anak-anak, remaja, ataupun usia dewasa semuanya pasti akan merasa sedih jika membicarakan Ibu apalagi jika Ibunya sudah tiada. Sakitnya melebihi dari apa yang dirasakan orang-orang ketika sedang patah hati.
Dan, saat ini perasaan itu sedang dialami Rena, gadis cantik yang sedang berjongkok didepan sebuah makam itu menangis sesenggukan sambil mengusap nisan didepannya.
Sejak duduk diawal kelas 6 Sekolah Dasar Rena sudah hidup tanpa Ibu, ditinggalkan bersama dua orang laki-laki penting dalam hidupnya, Ayah dan Kakaknya.

Lima tahun lalu saat itu Rena sedang bertukar makanan dengan teman-teman sekelasnya diwaktu jam istirahat, saling mengobrol sambil tertawa bersama-sama. Mereka saling bertukar cerita bagaimana hebatnya Ibu mereka ketika memasak di Dapur, makanan apapun bisa dimasak dan tentunya dimakan dengan rasa yang sangat enak. Ketika giliran Rena bercerita, semua mata teman-temannya memandang Rena penasaran. Sebagian anak laki-laki  dan semua anak perempuan duduk melingkar dengan makanan masing-masing ditengah-tengah lingkaran.

“Mama aku waktu itu bikin roti bakar coklat, rasanya enaaaaaakk banget. Walaupun rotinya sedikit gosong karena waktu itu Papa gangguin Mama yang lagi sibuk manggang, tapi beneran deh rasanya enak banget. Mama aku pinter masak, makanya kata Papa dia gak mau kalo makan bukan masakan Mama, Kak Revan juga. Setiap ada resep baru, Mama selalu coba bikin dan rasanya gak pernah gagal.” Ucap Rena kala itu.

Dengan suara yang riang dan penuh kebanggan Rena terus bercerita seputar Mama nya yang pintar masak, berlanjut dengan cerita kehebatan Papa nya sampai acara mengobrol itu terhenti karena seorang guru perempuan yang masuk kedalam kelas. Mereka yang heran kenapa ada guru masuk dijam istirahat sontak menatap Ibu Guru itu dengan tatapan tanya.

“Rena, ada Papa didepan.” Kata Bu Desi, guru Bahasa Inggris di SDN Malaya.

Saat itu Rena sempat bingung, karena Papa nya yang tidak pernah berkunjung ke Sekolah kecuali saat pembagian rapot benar-benar datang ke Sekolahnya, masih memakai baju kerja dan menenteng tas kerja. Tetapi saat itu hal yang semakin membuat Rena bingung adalah raut wajah Papa nya yang sedikit murung, walau senyuman nya masih tercetak dibibir tapi Rena merasa ada yang berbeda dari Papa nya.

“Ada apa, Pa? Kok tumben kesekolah Rena.” Kata Rena sambil duduk disebelah Papa nya.

“Kenapa emang? Gak boleh, ya? Papa kangen sama Rena. Tiga hari gak ketemu ‘kan ya?” balasnya sambil memeluk Rena.

Tanpa ada rasa curiga sedikitpun Rena balas memeluk Papa nya karena memang tiga hari kemarin Papa nya pergi keluar kota untuk mengurus pekerjaan. Rena pikir jawaban itu benar adanya tapi ketika ia diajak pulang oleh Papa nya Rena baru sadar ternyata jawaban yang ia dapat disekolah tidak sepenuhnya benar. Bagian Papa nya yang mengatakan rindu pada Rena itu memang benar tapi sisanya adalah sebagian dari jawaban untuk menutupi ketidakjujuran Papanya karena sesungguhnya ia datang ke Sekolah Rena untuk mengajak Rena bertemu terakhir kalinya bersama Mama nya.

Rena kaget luar biasa saat memasuki halaman Rumah, ada banyak orang-orang memakai baju serba hitam dan ada satu mobil ambulans yang membuat Rena menjerit detik itu juga. Ia berlari kencang kedalam Rumah tanpa memperdulikan Papa nya yang memanggil dari arah belakang sambil meneteskan air mata, Rena hendak berlari menuju objek yang dikelilingi orang-orang ditengah Rumah tapi Kakaknya langsung menangkap Rena dan memeluknya erat sekali. Tak peduli dengan Rena yang menangis sambil berontak dalam pelukan, Revan tetap memeluk Rena dengan air mata yang sesekali turun ke pipinya sampai lama-kelamaan Rena jatuh pingsan dipelukannya karena terlalu shock.

Beberapa menit setelah Rena sadar dari pingsannya, ia berjalan keluar kamar dan melihat Papa nya sedang duduk didepan jenazah Mama nya sambil menunduk terisak. Rena berjalan mendekat, menyentuh bahu Papa nya lalu langsung memeluk leher Papa nya sambil menangis. Tak lama dari itu datang Revan dari arah belakang sambil ikut memeluk Rena dan Papa nya yang sedang terisak.

I Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang