14*Friends?

1.3K 92 1
                                    

Sejak lima menit terakhir yang dilakukan Rena hanyalah duduk dikursi pojok kantin seraya mengaduk-ngaduk minumannya menggunakan sedotan.

Sesekali ia melirik ke arah meja yang ditempati Vera yang tentu nya sedang bersama Gilang. Sahabat perempuan nya itu sedang berbincang seraya sesekali tertawa terbahak-bahak.

Rena sempat penasaran, apa yang mereka bicarakan sampai kedua remaja itu tertawa lepas. Namun rasa pesanasarannya langsung meluap seketika kala ia melihat Reno berdiri ditengah-tengah kantin seraya memegang nampan. Tampaknya laki-laki bertubuh tinggi itu sedang mencari tempat duduk, terbukti dari pandangan matanya yang menjelajah ke sepenjuru kantin.

Dan tepat saat itu, mata Rena bertemu dengan pandangan Reno. Laki-laki itu masih diam ditempat sampai ketika secara tak sengaja seorang siswi hampir menubruknya, Reno langsung berjalan ke arah kursi kosong tepat didepan kursi Rena.

"Gue boleh duduk disini?"

Rena mendongak saat sebelumnya ia berpura-pura sibuk dengan minumannya. Ia membenarkan kursinya dan mengangguk tanpa berniat untuk melirik wajah Reno yang pastinya sedang memasang wajah datar seperti biasanya.
Setelah mendapatkan izin, Reno menarik kursi didepannya menggunakan kaki sebelah kanan dan menaruh nampannya diatas meja.
Sepiring siomay dan segelas jus jeruk dilahapnya dalam waktu lama.

Rena berdiam dengan canggung, tanpa mengatakan sepatah katapun dari bibirnya begitu pula dengan laki-laki tinggi didepannya.
Reno tampak santai memakan makanan yang dibawanya sambil sesekali melirik wajah Rena yang tertekuk-terlihat menahan kekesalan.

"Lo gasuka gue duduk disini?"
Rena menoleh, sebelum ia menjawab Reno sudah terlebih dulu melanjutkan pembicaraan nya. "Keliatan dari wajah lo"

"Engga, gue bete aja"

Reno mengangkat sebelah alisnya. Tak mengerti.
Entah kenapa percaya atau tidak, Rena merasa laki-laki didepannya terlihat sedikit lebih tampan ketika melakukannya. Walau memang faktanya Reno memanglah tampan, tapi ini memang benar-benar terasa berbeda. Rasanya Rena suka jika laki-laki didepannya menampilkan tampang seperti itu dari pada tampang datar yang selalu dilihatnya.

Rena melirik kearah meja dimana Vera dan Gilang masih terlihat betah berlama-lama berbincang. Reno mengikuti arah pandangan gadis didepannya dengan sedikit memutar tubuhnya lalu setelahnya ia mengangguk paham.
"Temen lo suka juga sama Gilang?"

Rena mengangkat bahu, pertanda bahwa ia juga tidak tahu pasti bagaimana perasaan Vera terhadap Gilang. Tapi jelasnya Vera memang sering menceritakan tentang Gilang pada nya. Ia juga sering senyum-senyum sendiri kala ia secara tak sengaja bertemu atau berpapasan dengan Gilang.

Rena melirik sekeliling, beberapa siswa sudah meninggalkan Kantin karena bel masuk pelajaran terakhir akan segera berbunyi lima menit lagi. Ia beranjak dari duduknya, entah karena kebetulan atau apa Reno juga beranjak seraya mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu dari dalam saku baju nya.

Kedua nya saling pandang beberapa saat. Reno yang pertama kali mengalihkan pandangannya lalu berjalan ke arah kios Bu Titin yang menjual siomay. Sementara Rena ia berjalan ke arah kios Bu Mirna yang menjual minuman.

Ketika ia hendak berbalik setelah membayar minumannya, ia tak sengaja menubruk seseorang didepannya. Dan orang itu tak lain dan tak bukan adalah Reno. "Sorry gak sengaja" ucap Rena cepat lalu berjalan meninggalkan Kantin setelah berpamitan pada Vera, yang masih duduk bersama Gilang.

***

"Kalian harus lebih fokus lagi sama latihan. Inget! Ini pertandingan besar, bukan pertandingan antar sekolah. Dan jangan lupa besok pagi kalian harus kumpul di Lapangan biasa" ucap Pak Arman--guru pengganti Pak Romi-- sebelum laki-laki itu pergi meninggalkan Lapangan Basket.

I Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang