2*Who Is He?

2.7K 161 0
                                        

Rena menghempaskan tubuhnya ke ranjang lima detik setelah ia melepaskan sepatunya, perempuan itu menatap langit-langit kamarnya seraya memejamkan matanya sejenak.

Ia jadi teringat dengan laki-laki yang tadi ditemui nya sepulang sekolah. Cowok yang menurut nya aneh karena tiba-tiba saja ia datang dan bersikap tak bersahabat kepadanya.

Ia tidak tahu apa masalahnya dan apa salahnya ia yang membuat cowok itu bersikap seperti itu kepadanya. Jangankan mengenal nya melihatnya saja baru sekarang.

"Fans gue kali ya" ketusnya asal.
Ia lalu beranjak menuju kamar mandinya. Menyalakan air di wastafel dan membasuh wajahnya.

Drrt..

Sebuah panggilan masuk kedalam ponsel Rena. Dengan langkah gontai ia beranjak menuju ranjang mengangkat telepon yang masuk kedalam ponselnya.

Vera is calling..

"Nanti malem ke cafe yuk. Suntuk dirumah. mungpung lgi gaada tugas"

Rena menghembuskan nafasnya pelan, seraya mengusap wajahnya yang masih basah.

Bisa-bisa nya Vera menelpon ketika ia baru sampai dirumah, tanpa mengucapkan sapaan pula.

"Tapi lo jemput ya. Gue males naik taksi soalnya"

"Oke. jam 7 gue otw. Jangan dandan lama, gausah cantik-cantik amat!"

Tutt. Tutt..

Panggilan di matikan sepihak oleh Vera membuat Rena menghembuskan nafasnya kasar.

Rena menyimpan ponselnya kembali ke atas nakas dekat lampu tidur nya. Ia mengambil handuk yang tersampir di sofa lalu masuk kedalam kamar mandi.

Sekitar dua puluh menit berada didalam kamar mandi, Rena keluar dengan mengenakan hot pants hitam nya dan kaos panjang berwarna peace seatas lutut.

Ia mematut dirinya didepan cermin seraya mengeringkan rambutnya sehabis keramas dengan hair dryer-nya.

***

Jam menunjukan pukul 07.30, tepat dengan kehadiran Vera dirumah Rena.

Biasanya jarak dari rumah Vera menuju rumah Rena hanya menghabiskan waktu 15 menit, tapi kini karena Vera sempat terjebak macet ia terlambat 15 menit.

Setibanya didalam kamar Rena, Vera langsung menghentak-hentakkan kakinya karena merasa kesal atas kejadian tadi selama diperjalanan.

Ia dimarahi oleh om-om yang mengendarai mobil tepat dibelakang mobil Vera.

"Tadi kan bukan salah gue. Masa om-om marah sama gue karena katanya gue lama. Tadi kan macet, ya wajar kali gue lama. Orang mobil didepan gue juga lama" umpatnya kesal.

Rena hanya menyisir rambutnya didepan cermin tanpa benar-benar mendengarkan ocehan Vera.

Ia terlalu bosan menanggapinya, karena jika ia menjawab ia pasti dianggap salah. Jadi lebih baik ia hanya mendengarkan.

"Udah yu. Panas kuping gue dengerin lo" ujar Rena seraya menarik tangan Vera keluar.

Mereka menyusuri jalanan ibu kota dengam mobil jazz biru tua milik Vera.

Rena sudah tidak diizinkan lagi oleh papa nya untuk mengendarai mobil semenjak kecelakaan yang menimpanya satu bulan lalu.

I Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang