Sore itu tepat pukul lima, hujan deras mengguyur ibu kota. Membuat jalanan dan gedung-gedung pencakar langit basah karena nya.
Dua orang remaja baru saja keluar dari gedung IPA kelas XI dengan tas yang tersampir dipunggung nya masing-masing.
Mereka berjalan berjauhan dilantai koridor yang basah dan sedikit kotor karena hujan.
Semua siswa SMA Dharma Jaya tentu saja sudah pulang karena jam sudah menunjukan pukul lima sore, apalagi dengan keadaan hujan yang deras membuat para siswa pulang lebih awal karena tak ingin kehujanan juga terkena macet.
Karena perbincangan dua orang remaja tersebut mengenai kejadian dua bulan yang lalu, keduanya pulang terlambat dan terpaksa harus menunggu sampai hujan reda.
Rena sedikit berjinjit ketika sepatunya menyentuh lantai koridor yang becek seraya memegang rok pendek nya dengan kedua tangan.
Ya, angin sore itu sedikit mengganggu bagi Rena karena sedari tadi rok nya terangkat tertiup angin.
Hening. Tak ada pembicaraan diantara keduanya. Baik Rena maupun Reno mereka sama-sama sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Karena jarak mereka yang lumayan jauh juga lah yang membuat keduanya tidak saling membuka suara.
Reno berjalan dengan kedua tangan yang memeluk tubuhnya sendiri meninggalkan Rena jauh dibelakang sana.
Samar-samar Reno mendengar teriakan kecil gadis itu dibelakang nya, lalu dengan sangat lambat ia sedikit menoleh.
Satu detik..
Dua detik..
Tiga detik..
Ia langsung membalikan badannya kembali ke posisi semula seraya mengusap wajahnya dengan kedua tangan.
Ia mengerjapkan matanya lalu menghembuskan nafasnya seraya menggeleng-geleng kan kepalanya.
Bagaimana tidak, ketika tadi ia menoleh ia mendapati rok Rena terangkat karena hembusan angin dengan Rena yang sedang mencoba menutupi nya.
"Reno.."
Baru hendak ia akan melangkah, teriakan seseorang dibelakang sana membatalkan niatnya.
"Apa?" Ucap Reno setengah berteriak tanpa berniat untuk menoleh lagi. Takut jika apa yang tadi dilihatnya bisa ia lihat lagi.
Sementara dibelakang sana, Rena dengan ogah-ogahan berjalan mendekati pria tinggi didepan sana yang tak kunjung menoleh ke arahnya.
"Hmm Ren" ucap Rena ketika ia berada tepat disamping Reno.
Gadis itu berucap dengan ragu ketika pandangannya menatap wajah dingin Reno yang biasa dilihatnya.
Nyali nya langsung menciut setiap kali Rena menatap mata coklat milik Reno apalagi wajah dingin nya.
"Apa? Nganterin lo pulang?" Tanya Reno cepat seolah menebak apa yang ingin Rena ucapkan padanya. Sementara yang ditanya tidak langsung menjawab, ia malah diam tak berkutik.
Galak amat ni orang. Batin Rena.
"Gue sih males, tapi yaudalah gue anterin" Rena mendengus seraya menatap sebal laki-laki didepannya.
"Iyalah lo harus tanggung jawab, kan lo yang udah bikin gue telat pulang" jawab Rena cepat.
Sementara Reno tak mendengarkan sama sekali ucapan gadis itu. Ia sudah terlebih dulu berbalik menuju parkiran.
Rena menatap punggung Reno seraya berdecak. Ia menggelengkan kepalanya beberapa kali sebelum ada teriakan Reno yang mengintrupsi nya.
"Cepetan! Gue gak mau kemaleman"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise [Completed]
Fiksi RemajaSetahun lalu Rena pernah sangat mencintai seorang pria, tapi perlahan rasa itu memudar seiring berlalunya waktu. Pria yang dicintainya tak lagi menaruh rasa percaya pada Rena karena sebuah kejadian tak terduga dimalam hari jadi mereka yang ke satu t...