21*Angry

1.1K 71 0
                                    

Rena kesal. Bagaimana bisa Vera menilai nya serendah itu? Vera fikir Rena akan malu berteman dengan Vera setelah Vera tidak punya apa-apa? Vera fikir Rena perempuan macam apa? Mengapa Vera berfikir demikian jika pada faktanya Rena marah-marah sendiri karena Vera tak menceritakan apapun padanya.

Rena merasa gagal menjadi sahabat yang baik untuk Vera. Ia bahkan tidak tahu sama sekali mengenai keadaan keluarga Vera yang berubah. Seharusnya ia tahu sejak awal, seharusnya ia yang menguatkan Vera disaat titik terendah sahabatnya itu. Tapi Rena malah tak tahu apa-apa, ia sibuk dengan hidupnya sendiri sampai tak sadar bahwa sahabatnya sedang tidak baik-baik saja.

Walau pada awalnya Rena memang hanya marah-marah saja, tapi Rena akhirnya menangis juga. Ia tak berhenti menyalahkan dirinya sendiri yang tidak bisa menjadi sahabat yang baik untuk Vera.

Rena menangis, tepat didalam rengkuhan Reno lagi. Gadis itu tak kuasa menahan tangisnya apalagi saat Reno tak melarangnya menangis seperti waktu itu. Reno tak mengeluarkan suara apapun, dia hanya mengusap-ngusap punggung Rena dan membiarkan Rena terisak di dada nya hingga lagi-lagi seragamnya basah karena air mata Rena.

Selang beberapa menit saat Parkiran sekolah sudah hampir sepi Rena berhenti terisak tapi masih melingkarkan tangannya dipinggang Reno. Rena masih enggan mengangkat kepalanya menatap Reno. Ia merasa malu karena baru saja satu hari yang lalu Reno mengatakan untuk berusaha tidak menangis, saat ini Rena justru malah menangis.

Reno melepaskan pelukannya, memegangi tangan Rena yang melingkar dipinggangnya untuk terlepas. Menatap wajah Rena yang memerah lalu mengusap keseluruhan wajah gadis itu dan terakhir menangkup wajah itu dengan kedua tangannya.

Rena gemetar. Dadanya bergemuruh. Dia gugup Reno memandangnya sedekat ini. Dan Rena benar-benar salah tingkah saat Reno mengambil sesuatu didalam saku celananya lalu sedikit menarik poni Rena ke pinggir. Menjepitnya dengan sebuah jepitan Rena yang waktu itu ia gunakan untuk membuka gembok pagar sekolah.

"Temenin gue belanja yuk," ucap Reno sembari tangannya memutar kunci mobil.

***

Reno sibuk memilih beberapa makanan ringan beserta minuman bersoda. Sementara Rena, sedari tadi gadis itu mengekori Reno dari belakang. Berjalan ke rak makanan yang satu ke rak yang lain.

Reno awalnya risih juga dibuntuti Rena kemana-mana tapi akhirnya ia juga biasa saja karena ia tahu bahwa Rena masih sedikit galau karena sahabatnya.

"Ren, lo gak mau beli makanan?" tanya Reno sambil membawa dua kaleng permen.

Rena menggeleng, tapi ketika matanya menoleh ke sisi kiri dimana ada berbagai macam coklat disana Rena segera mengangguk. Berjalan kesana untuk membawa beberapa coklat dan dua bungkus besar Lays.

"Itu aja?"

"Iya, kenapa? Mau bayarin?"

"Boleh lah, biar lo gak nangis lagi" ujar Reno sambil menoleh ke belakang, tersenyum pada Rena yang sedang cemberut.

Setelah mengatakannya, Reno berjalan menuju kasir dan membayar semua belanjaanya termasuk makanan yang Rena pilih tadi. Ia lalu menyerahkan sekantung plastik putih berisi makanan Rena kepada gadis itu.

Saat berjalan keluar, Rena merasa ada sepasang mata yang terus memperhatikannya sampai ia berada di Parkiran. Gadis itu menoleh ke mana-mana dan mendapati seorang anak kecil laki-laki yang memegang permen lollipop sedang menatapnya terang-terangan.

Rena risih. Dia pun memperhatikan penampilannya sendiri, mulai dari rambut, baju, rok, sampai sepatu. Tapi Rena rasa tidak ada yang aneh dengan penampilannya lalu kenapa anak laki-laki itu memperhatikannya?

I Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang