15*Three Days With Reno

1.2K 86 1
                                    

"Pizza nya udah dateng!" Seru Rena sedikit berteriak.

Reno mematikan air kran wastafel terlebih dahulu sebelum ia keluar menghampiri Rena. Gadis itu duduk diatas sofa dengan tas yang terpakai dipunggungnya. Sesekali tangan nya sibuk merapihkan seragam nya yang sedikit kusut.
"Kemana?"

Rena mengalihkan pandangannya, sedikit mendongak karena tubuh Reno yang tinggi berada tepat didepannya.
"Pulang, gak enak udah malem"

Refleks, Reno membalikan badannya ke arah jam dinding seraya bergumam, "Baru juga jam tujuh"

"Gue gak enak sama Papa, gue bilang lagi dirumah Vera" jawabnya seraya bangkit berdiri.

Reno mengangkat sebelah alisnya, membuat Rena yang sedang merapihkan rok nya tiba-tiba berhenti. Sudah Rena bilang kan? Rena suka jika melihat Reno seperti itu dari pada melihat Reno yang memasang wajah datar. Jadi wajar saja jika sekarang Rena sedikit--terpesona?

"Eh- minggir dong!" Ucapnya sedikit gugup.

Bukannya menghindar, Reno justru malah duduk disamping tempat Rena tadi dan sedikit menarik tangan Rena agar ikut terduduk juga.
"Makan dulu, gak laper apa?"

"Engga deh gausah" jawabnya seraya mencoba berdiri. Namun tangan Reno tak melepaskannya, hingga mau tak mau Rena akhirnya duduk juga disamping Reno yang sedang membuka bungkusan Pizza nya dengan satu tangan.

***

Rena : Jangan lupa ganti perbannya.

Lima pesan dari orang yang sama menjadi notifikasi teratas diponsel Reno. Siapa lagi jika bukan Rena? Gadis itu mengirim pesan yang sama dalam kelima pesan yang dikirimnya pada Reno, bahkan sejak kemarin malam sebelum ia pulang dari Apartemen Reno, gadis itu tak hentinya mengingatkan Reno untuk mengganti perbannya satu hari dua kali. Seperti pagi ini, gadis itu sudah mengirim lima pesan sekaligus pada Reno ketika laki-laki itu baru saja membuka matanya.

Rena sudah bilang pada Reno, bahwa selama tiga hari sebelum Reno pergi ke Bandung dialah yang akan membantu Reno mengobati luka ditangannya. Itu berarti selama tiga hari ini ia akan terus menerus bertemu dengan Rena.

Rena : Bangun! Bukain pintu nya.

Reno mengerjap seraya mengucek matanya beberapa kali. Mencoba memperjelas penglihatannya pada pesan baru yang dikirim Rena beberapa detik yang lalu. Dalam pesan itu terulis jelas bahwa Rena menyuruhnya bangun dan membuka pintu. Apa itu artinya Rena berada diApartemennya sekarang? Ah jelas  saja tidak mungkin karena sekarang jam masih menunjukan pukul lima pagi.

Bohong. Gumam Reno pelan seraya kembali memejamkan matanya. Ia semakin menarik selimut sampai menutupi kepalanya. Namun tiba-tiba ia kembali mengerjapkan matanya kala mendengar ketukan berulang pada pintu Apartemennya disertai dengan suara yang sedikit berteriak.
"RENO BUKAIN PINTUNYA!"

Ia langsung terduduk dengan kedua alis yang tertaut. Semakin lama ia diam, maka semakin gencar pula seseorang yang menggedor pintu Apartemennya.
Dengan keadaan yang berntakan khas bangun tidur Reno beranjak dari ranjangnya tak lupa menatap dirinya terlebih dulu didepan cermin, takut jika ada sesuatu yang menempel diwajahnya atau bahkan lebih memalukannya ada cairan yang sudah kering disekitar pipinya.

Klik

Pintu terbuka dan nampaklah seorang gadis memakai seragam sekolah beserta sweater rajut berwarna hitam. Gadis itu langsung memandang Reno dari ujung kaki hingga ujung rambutnya membuat Reno risih dan mengusap hidungnya seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Ngapain pagi-pagi buta kesini?"

I Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang