35*Accident

1.1K 59 2
                                    

Sejak pertemuannya dengan Lucky satu jam yang lalu Rena seperti orang linglung. Bagaimanapun, ketakutan nya akan kejadian malam lalu masih bercokol didalam kepalanya. Rena tak bisa semudah itu lupa, apalagi saat itu Lucky mencoba melukainya.

Jangan tanya seberapa sering Reno melontarkan pertanyaan dan diabaikan Rena begitu saja. Perempuan itu tak banyak berbicara setelah bertemu Lucky tadi, pandangannya selalu menerawang kosong dan hal itu membuat ia hampir jatuh berulang kali saat di Mall tadi. Dan Reno pastinya sudah siap siaga membantu jika hal itu terjadi.

"Udah sana masuk." ujar Reno.

Mereka berdua sudah tiba didepan rumah Rena dan selama lima menit perempuan itu malah berdiam diri didepan motor yang masih dinaiki Reno. Jarinya saling bertaut didepan perut, dan alis nya sesekali berkerut. Rena cemas.

"Kalo dia jahatin gue lagi, gimana?" suara Rena sedikit bergetar.

Ketakutan bertemu Lucky lagi menimbulkan kecemasan yang cukup kuat untuk Rena. Bagaimanapun Lucky itu nekat, itu yang dirasakan Rena. Sudah lama Lucky mengincarnya, bahkan sebelum dia dan Reno sedekat sekarang. Rena takut jika suatu saat Lucky akan datang lagi padanya untuk membalas dendam walau nyata nya bukan Rena yang membunuh Bunda Lucky.

Semuanya murni kecelakaan, itu yang Rena tahu dari Papa nya. Mama nya menabrak mobil yang terparkir dipinggir jalan saat wanita itu menghindari mobil truk yang melaju cepat dari arah berlawanan dengan sang supir yang ternyata dalam keadaan mengantuk.

Dan Rena baru tahu sekarang ternyata mobil yang ditabrak Mamanya saat itu adalah mobil milik orang tua Lucky dimana saat itu Bunda dan adik perempuan Lucky sedang kebetulan berada didalam mobil. Bunda Lucky meninggal saat dilarikan ke Rumah Sakit dan adik perempuan Lucky mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan itu.

Dulu, keluarga Rena sudah meminta maaf atas kejadian itu. Dan keluarga Lucky pun sudah memaafkan karena itu bukan murni kesalahan Mama Rena. Tapi nampaknya Lucky masih belum mau menerima, hingga saat ini laki-laki itu masih berusaha untuk melukai Rena.

"Kan ada gue yang jagain lo." ucap Reno sungguh-sungguh.

"Kalo ada apa-apa hubungi gue, gue pasti bantu."

Setelah itu Reno turun dari motor karena Rena belum sama sekali beranjak. Lelaki itu memegang bahu Rena sambil menatapnya lekat.

"Lo gak perlu takut, 'kan lo sendiri yang bilang kejadian itu murni kecelakaan."

"Iya, tapi.. Lucky tetep gak ngerti. Dia-"

"Sshht. Udah lah, nanti juga Lucky sadar sendiri. Dia mungkin masih tertekan karena kondisi adik nya makanya dia bersikap kaya gitu sama lo. Gue yakin, cepat atau lambat dia juga bakal ngerti, dia bakal sadar. Lo jangan takut, ya."

Rena mengangguk walau nyatanya ia ragu. Tapi ucapan Reno ada benar nya, Lucky mungkin belum bisa menerima dengan apa yang terjadi hingga berbuat seperti itu padanya.

"Gue pulang ya, udah sore." kata Reno.

Selepas Reno pergi dari rumah Rena, perempuan itu berjalan masuk kedalam rumah. Ia langsung naik ke lantai atas menuju kamarnya, saat Rena duduk diujung ranjang matanya lalu tak sengaja beralih pada meja belajar disudut ruangan. Ada sebuket bunga yang tergeletak disamping laptop nya.

Rena baru menemukan bunga itu hari ini, kemarin yang ia ingat saat Reno menjenguknya lelaki itu tidak membawa apapun, termasuk bunga itu. Tidak ada kartu dalam bunga nya, tapi kemudian Rena ingat kemarin asisten rumah tangganya bilang ada seseorang yang mencarinya saat Rena bertemu dengan Reno.

"Bi, kemarin yang nyariin aku siapa?" tanya Rena begitu ia sampai didapur.

Bi Rita, asisten rumah tangga nya yang sedang mencuci piring menoleh dan langsung mematikan kran. Ia mengeringkan kedua tangannya dengan lap yang tergantung didekat pencucian lalu mendekati Rena yang berdiri didekat meja makan.

I Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang