6*Jogging

1.9K 100 2
                                        

Tak seperti hari kemarin, cuaca pagi itu terlihat sangat cerah. Langit yang terhampar luas itu pun tidak lagi ditemani gumpalan awan hitam.
Walaupun tanah dan berbagai tanaman masih terlihat basah karena sisa air hujan semalam, suasana pagi itu terasa lebih sejuk dari suasana pagi sebelumnya.

Seorang remaja laki-laki baru saja keluar dari dalam apartemen nya, ia terlihat sangat tampan meski hanya mengenakan pakaian yang sederhana. Seperti celana hitam diatas lutut, juga jaket berwarna biru tua dan sepatu yang senada dengan warna jaketnya. Tak lupa juga dengan sepasang headset putih yang terpasang ditelinganya.

Ia mulai berlari-lari kecil seraya bersenandung sepanjang perjalanannya. Pagi itu Rey hanya jogging sendirian, tidak ditemani sahabatnya, Gavin. Yang sepertinya masih tertidur pulas didalam apartemen Rey. Mereka sangat rutin melakukan aktivitas nya itu setiap pagi, bahkan ketika hari sedang sekolah pun mereka selalu menyempatkan olahraga pagi tersebut.
Mereka juga sering pergi ke Gym, hanya saja setiap hari sabtu dan minggu pada saat libur sekolah.

Setelah sekitar 25 menit ia berlari berkeliling taman kota, ia memutuskan untuk beristirahat sejenak dikursi putih dekat pohon rindang yang tersedia disana. Ia mulai membuka botol mineral yang dibelinya lalu meminumnya dalam satu tegukan. Waktu masih menunjukan pukul tujuh pagi dan Rey pun berencana untuk kembali melanjutkan olahraga pagi nya setelah merasa cukup beristirahat.

Namun, ketika baru saja beberapa langkah ia berjalan ia mendapati seorang gadis memakai jaket abu-abu sedang menatapnya. Rey terdiam, gadis itu pun ikut terdiam menatap Rey dari kejauhan. Dari jarak sejauh itu, Rey sekarang bisa memastikan bahwa gadis yang kini membuang arah pandangannya ke tempat lain ialah gadis yang sama dengan pemilik akun yang memposting foto dirinya.

Rey membalikan badannya, entahlah ia merasa sangat senang saat itu. Tanpa ia sadari bibirnya nya pun melengkung membentuk senyuman.

Sementara dilain tempat, Rena sedang berusaha menetralkan detak jantung nya ketika tak sengaja ia menemukan laki-laki yang membuat hatinya bergetar hanya mendengar suaranya malam lalu ketika di cafe. Ia senang dan juga merasa tak percaya bisa bertemu kembali dengan laki-laki yang diam-diam ia rindukan.

Ketika laki-laki itu balik menatapnya, Rena hanya bisa terdiam tidak melakukan apapun. Ia terlampau bahagia dan juga tak percaya. Sampai ketika ia tersadar sudah cukup lama mereka saling memandang dari kejauhan, Rena membuang arah pandangan nya ke arah lain.

Ia ingin menghampiri laki-laki itu untuk sekedar menyapa nya tapi ia tak memiliki keberanian untuk melakukannya. Bagaimana jika laki-laki itu tak suka dengan kehadiran nya, bagaimana jika laki-laki itu ketus terhadapnya. Batin nya. Rena pun hanya bisa berharap semoga saja laki-laki itu yang lebih dulu menyapa nya, walau ia rasa kemungkinan nya kecil tapi mungkin saja seperti itu bukan?

Dan seolah tuhan sedang berpihak padanya, harapan yang Rena inginkan saat itu terasa nyata. Seseorang dibelakangnya menyapa nya dengan suara yang sama seperti saat Rena mendengarnya ketika bernyanyi. Ia menoleh, dan benar saja laki-laki itu kini berada dihadapannya sedang tersenyum seraya sesekali menggaruk pelipisnya, terlihat seperti sedang... gugup?

Rena balas tersenyum, ia pun menyapa balik laki-laki tinggi didepannya.

"Hai" ujarnya, sedikit berat rasanya ketika ia ingin mengucapkannya. Namun sebisa mungkin ia mengucapkannya seolah ia merasa sedang baik-baik saja walaupun saat ini jantungnya terasa berpacu cepat.

"Ganggu gak?" Tanya Rey ramah. Ia juga diam-diam berusaha sebisa mungkin untuk tetap tidak terlihat gugup meski debaran jantung nya kian terasa cepat.

"Engga, lagi santai kok" jawab Rena yang membuat hati Rey terasa lebih aman dari pada detik-detik sebelumnya. Meski begitu, Rey juga sekarang merasa kembali gugup, bingung apa lagi yang harus ia katakan.

I Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang