25*Semarang 1

1.1K 75 0
                                    

Sabtu pagi, ketika biasanya Rey pergi jogging bersama Gavin kali ini Rey tak melakukan aktivitas rutin nya tersebut. Ia masih betah berdiam diri dikasur, memikirkan kejadian tadi malam saat diacara ulang tahun sepupu teman sekelasnya.

Saat Rey menyanyikan lagu pertamanya, ia melihat Rena diantara banyaknya orang yang menontonnya. Namun Rena tidak sendirian, ia bersama dengan seorang lelaki yang beberapa waktu lalu pernah ia temui dirumah Rena saat menjenguk gadis itu.
Rey masih ingat, nama lelaki itu adalah Reno.
Reno yang juga beberapa waktu lalu sempat tak sengaja ia tubruk punggungnya saat di Cafe.

Awalnya Rey menyanyi dengan lancar, memetik senar gitar dengan benar, dan menyanyikan lirik lagu tanpa ada kesalahan. Namun seketika ia kehilangan fokusnya sampai tanpa sadar ia mengganti lirik lagu yang dibawakannya. Rey benar-benar tak fokus saat ia melihat tangan Rena menggenggam tangan Reno, begitupun sebaliknya.

Ada rasa kecewa yang ia rasakan. Rena yang seharusnya dua malam lalu sudah menjadi kekasihnya justru malam itu Rey melihat Rena bersama orang lain. Bersama lelaki yang bahkan Rey tak kenal baik siapa lelaki itu. Rey jelas sangat terluka ketika Rena tersenyum bukan untuknya, ketika tangan Rena bukan ia yang menggenggamnya. Rey sangat-sangat terluka sampai rasanya ia nyaris sudah tak mempercayai siapapun lagi dalam hidupnya.

Setelah pengkhianatan beberapa tahun lalu yang membuat ia menjaga jarak dengan orang lain, Rey benar-benar tak mempercayai siapapun lagi kecuali Gavin, temannya. Sampai pada akhirnya Rena datang, masuk kedalam hidupnya dan membuat Rey jatuh cinta hanya dalam hitungan minggu. Tapi sekarang, Rena seakan ikut mengkhianatinya.

"Gue kira lo beda dari yang lain," gumam Rey.

Pagi itu, bahkan sampai sore menjelang Rey tak pergi kemana-mana. Menghabiskan waktu didalam Apartemen sendirian tanpa mengizinkan Gavin masuk kedalam Apartemennya.
Rey hanya butuh waktu untuk sendiri, untuk menenangkan hati dan juga pikirannya dari berbagai hal buruk tentang Rena yang ia yakini tak akan mengkhianatinya seperti orang-orang di masa lalu nya.

***

Gilang menyanyikan lirik lagu yang sedang diputarnya dari ponsel keras-keras. Lirik lagu yang pas untuk keadaan Gilang saat ini membuat Gilang tak malu menyanyikan nya didepan umum.

You're always there, you're everywhere

But right now I wish you were here

Sudah sekitar setengah jam Gilang diam di salah satu Taman Kota Semarang. Tidak ada hal berarti yang dilakukannya disana, ia hanya duduk disalah satu bangku Taman lalu memutar lagu Avril Lavigne yang berjudul Wish You Were Here dari ponselnya. Setiap Gilang mengikuti lirik lagu yang diputarnya otak Gilang pun ikut berputar. Berputar pada masa-masa dulu saat Vera masih ada di sisinya.

Semalaman Gilang mencari alamat Vera dari akun sosial media milik gadis itu. Namun tak satupun dari akun sosial media Vera yang aktif, postingannya pun tidak ada yang baru. Tak ada satupun yang bisa menunjukan dimana alamat rumah Vera pada Gilang, entah itu orang terdekat Vera, teman-teman nya, tetangganya, sosial media milik Vera, bahkan Rena sekalipun tidak dapat menunjukannya.
Vera terlalu rapih menyembunyikan segalanya sampai Gilang rasanya lelah mencari tahu.

Langit perlahan sudah berubah warna. Waktu adzan maghrib kira-kira sepuluh menitan lagi. Gilang beranjak dari posisinya hendak kembali ke Hotel sebelum kedua orang tua nya tiba lebih dulu disana. Sebelum Gilang pergi dari Taman itu, Gilang menatap lama bangku yang baru saja ditempatinya dengan segudang harapan. Gilang berharap, kedatangannya ke Semarang ini tidak akan sia-sia. Ia berharap akan bertemu Vera ditempat ini dan duduk dibangku ini bersama walau kemungkinan terjadinya sangat kecil.
Memang tidak ada yang spesial dari tempat itu, hanya saja Gilang benar-benar berharap pertemuannya dengan Vera akan terjadi disana.

I Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang