22*Loss Before Having

1.1K 76 0
                                    

Seharusnya Reno menolak, atau mungkin seharusnya Reno bertanya lebih dulu kemana Andre akan membawanya hingga ia tidak perlu memasang wajah suram seperti yang dilakukan nya saat ini.

Reno benar-benar menyesal malam ini, setelah pergi kemanapun bersama Andre dan Gilang ia benar-benar kesal setengah mati. Pasalnya ketika sekarang ia duduk di sebuah Cafe matanya terpaku pada sosok cantik yang duduk dipaling depan dekat panggung.

Perempuan yang tadi sore menghabiskan waktu bersamanya sekarang sedang duduk bersama lelaki yang kebetulan sempat ia bicarakan dengan perempuan itu di Lapangan basket, Rey. Setaunya itulah nama lelaki yang duduk didepan Rena dengan memasang wajah senang.
Sesekali tangannya dengan gemas mengacak rambut Rena, dan Rena pun tak tinggal diam, dia berusaha meraih rambut lelaki itu walau sesudahnya tangannya berakhir digenggaman cowok itu.

Reno memandang ke arah mereka berdua dengan datar. Lalu setelahnya mencebik tak suka saat Rey mencubit hidung mancung Rena apalagi saat Rena bertingkah seolah sedang salah tingkah.

Diam-diam ketika Reno menyesap latte nya, Gilang dan Andre memperhatikan. Saling pandang beberapa saat lalu tersenyum simpul. Mereka berdua tahu Reno tak suka melihat Rena bersama orang lain walaupun telah berjuta kali Reno menjelaskan bahwa ia tidak punya perasaan apa-apa pada Rena.

Tapi tetap saja Gilang dan Andre dapat merasakannya karena mereka sama-sama laki-laki. Paham bagaimana rasanya ketika perempuan yang disukai bersama orang lain apalagi bermesraan seperti yang dilakukan Rena dan Rey didepan sana.

Baru saja Reno hendak pamit pergi dia melihat Rey beranjak dari kursinya. Melangkah menuju panggung sambil matanya memandang Rena dengan sorot memuja. Rey duduk dikursi dengan gitar akustik dipangkuannya, membenarkan letak microphone didepannya terlebih dulu persis seperti orang yang hendak menyanyi.

Dan beberapa saat, tanpa ucapan pembuka Rey memetik senar gitar disusul dengan suara nya yang merdu menyanyikan sebuah lagu yang seketika membuat orang-orang didalam Cafe memekik histeris.

Mata Rey tak lepas dari Rena, begitupun sebaliknya. Mereka saling memandang seolah saling mengerti rasa rindu yang disampaikan. Dari tatapan Rey, dari lirik lagu yang dinyanyikannya, Reno tahu seberapa rindu laki-laki itu pada Rena. Dan dari tatapan Rena juga ia tahu rasa rindu Rena tak kalah besar dari rindu yang disampaikan Rey dari bait lagu yang dinyanyikannya.

"Gue pulang duluan," ujar Reno tiba-tiba.

Dengan langkah besar ia berjalan menuju pintu tak memerdulikan teriakan Andre yang tenggelam oleh teriakan orang-orang didalam Cafe karena ucapan terakhir yang di ungkapkan Rey setelah bait terakhir.

"Ada seseorang yang ku kagumi ditempat ini"

***

Sejak pulang ke Rumah, Rena senyum-senyum sendiri didalam kamar. Berguling dari sisi kanan ke kiri kasur saking senangnya. Dia senang bertemu Rey lagi, dia senang Rey pulang cepat dari waktu yang dijanjikannya, dia senang bisa mendengar suara Rey lagi, dia senang ketika lagu yang dinyanyikan Rey ditujukan untuknya.

Tapi tiba-tiba Rena terduduk. Sedikit terganggu dengan ingatan kejadian tadi saat di Cafe. Rena tidak menduganya, bahkan terfikirkan sedikit pun tidak pernah. Rena jelas kaget, tidak menyangka sesuatu yang bahkan tidak terfikirkan olehnya dilakukan Rey ternyata dilakukan lelaki itu dengan waktu yang terbilang singkat.

"Ada seseorang yang ku kagumi ditempat ini"

Jerit histeris orang-orang didalam Cafe langsung terdengar. Semua mata memandang Rey penasaran dengan 'seseorang ' yang Rey sebutkan tadi. Namun beberapa saat tidak ada sesuatu yang dilakukan Rey. Lelaki itu masih duduk dikursinya sambil memegang gitar, tapi ketika pandangan Rey lagi-lagi terpaku pada sosok Rena didepannya perlahan orang-orang mengikuti arah pandang mata Rey dan beberapa saat terdengar teriakan yang lebih keras lagi.

I Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang