Sore ini Rena berada di Lapangan basket seperti biasanya. Melakukan latihan terakhir sebelum besok mengikuti ujian praktek yang sempat ditinggalkan.
Jika sebelumnya ia sering kesini bersama Reno, lain halnya dengan saat ini. Rena sendirian tanpa Reno yang menontonnya dikursi panjang seperti biasa.Awalnya Rena ingin menghubungi Reno, tapi ia merasa tidak enak. Berhubung karena sikap Reno yang tiba-tiba berubah ia pun berlatih basket sendirian.
Ada sedikit rasa hampa yang dirasakan Rena. Ketika biasanya saat Rena melakukan kesalahan dalam latihan Reno selalu menegurnya, kali ini tidak. Bahkan ketika Rena jatuh saat mendrible bola, tak ada yang menolongnya. Tak ada yang menemaninya seperti biasa.
Rena terduduk ditengah Lapangan. Latihan kali ini mendadak terasa bosan dan mood nya untuk latihan entah kemana perginya. Rena menghembuskan nafasnya kasar lalu mengetikan sebuah pesan.
Rena : Ren, gue punya salah sama lo?
Rena : Lo kenapa kaya beda gtu?
Rena : Gue lagi latihan, lo gak dateng?Tak ada satu pesan pun yang dibalas. Reno bahkan tak membaca pesannya setelah setengah jam. Rena akhirnya bangkit, meninggalkan Lapangan tanpa menuntaskan latihan.
Dilain tempat, Reno sedang sibuk bergelut dengan tugas sekolah yang sebenarnya akan diperiksa dua minggu lagi. Dia bahkan rela tidak ikut latihan basket sepulang sekolah bersama teman-temannya seperti biasa.
Dan itu jelas bukan Reno yang biasanya, mementingkan tugas sekolah dan menomorduakan latihan basket. Bukan, bukan berarti Reno sering tak mengerjakan tugas hanya saja seorang Revano Heryandra selalu mementingkan basket lebih dulu lalu selanjutnya baru beralih pada tugas sekolah.
Sejak pulang sekolah ponselnya sengaja ia matikan. Tak mau diganggu oleh siapapun termasuk Rena. Reno bahkan sengaja melupakan latihan basket Rena jam empat sore hanya karena ia tidak ingin dulu melihat Rena.
Melihat Rena ia selalu ingat dengan kejadian malam itu. Dimana hatinya seolah berteriak tak suka dan akhirnya menghindari Rena. Jujur saja Reno lebih tak suka ia menghindari Rena, tapi bagaimana lagi? Reno sudah terlanjur melakukannya.
Lama ia malah termenung diatas karpet, Reno mengambil ponsel dan segera menyalakannya. Beberapa notifikasi dari teman-teman tim basket nya berada diposisi terbawah. Dan tiga pesan dari Rena berada diposisi teratas.
Rena : Ren, gue punya salah sama lo?
Rena : Lo kenapa kaya beda gtu?
Rena : Gue lagi latihan, lo gak dateng?Reno mematikan ponselnya lagi. Berniat untuk melanjutkan mengerjakan tugas tapi tiba-tiba ia teringat dengan percakapannya dengan Andre saat di Perpustakaan.
"Kalo lo bener gapunya perasaan apa-apa sama Rena harusnya lo gak bersikap kaya gini. Lo gak perlu ngehindarin dia," ujar Andre to the point.
Saat itu Reno sedang didalam Perpustakaan, berniat mengambil buku paket yang disuruh oleh guru Sejarah. Tapi niatnya harus tertunda karena kedatangan Andre tiba-tiba dan berbicara kepadanya dengan nada tak bersahabat.
"Udah berapa kali sih, Dre. Gue bilang gak punya perasaan apapun sama Rena? Lo gak ngerti juga?" Reno tampak berusaha tenang, mencari buku dideretan rak yang dipadati buku-buku tebal. Tapi nampaknya Andre sudah kehilangan batas kesabaran sampai berbicara dengan nada yang lumayan keras.
"Lo.Munafik. kalo lo bilang gapunya perasaan apa-apa tapi sikap lo beda. Jangan kayak orang bego, Ren. Kalo lo suka ya lo bilang. Kalo gak suka jangan bersikap aneh-aneh hanya karena kejadian kemaren malem!" ucap Andre berapi-api.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise [Completed]
Novela JuvenilSetahun lalu Rena pernah sangat mencintai seorang pria, tapi perlahan rasa itu memudar seiring berlalunya waktu. Pria yang dicintainya tak lagi menaruh rasa percaya pada Rena karena sebuah kejadian tak terduga dimalam hari jadi mereka yang ke satu t...