32*Problem With Lucky

933 54 0
                                    

Sedetik setelah Rena melepaskan kecupannya, ia perlahan mundur menjauhkan wajahnya dari Reno. Mereka saling pandang beberapa saat lalu Rena kembali mengusap pelipis Reno dan seluruh luka diwajahnya dengan satu tangan.

"Lo gaperlu luka buat lindungin gue."

"Lo itu ganteng. Sayang kalo muka lo lecet kaya begini." ucap Rena sembari mengusap pelipis Reno lalu setelah itu memasangkan plester tepat diatas lukanya.

Reno belum sama sekali bersuara, ia menatap Rena dalam-dalam yang sekarang sedang menunduk meredam debaran jantungnya yang kian terasa cepat. Apa yang tadi dilakukan Rena sungguh sangat berpengaruh pada jantungnya, rasanya jantung Rena seperti bertalu-talu hendak meloncat keluar.

"Lo harusnya cukup berterimakasih aja sama gue,"

Rena perlahan mengangkat wajahnya, "Iya gue berterimakasih banget sama lo. Gue seneng ada yang bisa lindungin gue, tapi.."

"Tapi?"

"Gue gak seneng kalo lo luka." ungkapnya, tulus.

Setelah itu Rena keluar dari mobil, meninggalkan Reno yang masih diam sambil menatapnya. Sedetik sebelum Reno juga ikut keluar, ia tersenyum. Entah untuk apa.

"Mau kemana?" Tanya Reno sedikit keras begitu melihat Rena berjalan menjauhinya.

Rena tidak menghiraukannya sama sekali, ia tetap berjalan sambil memegangi pipinya yang terasa panas. Lalu detik berikutnya ia terdiam, mendengar suara Reno yang berteriak lantang.

"LO MAU NINGGALIN GUE SETELAH LO CIUM GUE TADI?"

***

Dua kali.

Pertama patah hati sakit sekali rasanya, kedua kali patah hati ternyata sangat-sangat sakit sekali rasanya. Luka lama belum sepenuhnya sembuh, sudah ditikam dengan luka baru yang lebih menyakiti hati.

Jika tahu dari awal akan begini, Rey bersumpah tak ingin sekalipun mengenal Rena bahkan bertemu dengannya. Kejadian beberapa menit yang lalu benar-benar mematahkan hatinya, bagaimana ia mendengar sendiri perempuan yang disukainya mencium pria lain, bagaimana ia melihat perempuan yang ia sukai tersipu malu karena pria lain.

Jauh beberapa meter dari tempat yang Rena pijak saat itu Rey membeku ditempatnya. Suara lelaki yang berteriak lantang itu terngiang-ngiang ditelinga dan juga pikirannya.

"LO MAU NINGGALIN GUE SETELAH LO CIUM GUE TADI?"

Setelah lo cium gue tadi...

Setelah lo cium gue tadi...

Setelah lo cium gue tadi...

"AARGH" Rey berteriak kesal sambil memukul stir mobil.

Gavin yang duduk disebelahnya kaget luar biasa. Ia pun mendengar apa yang Reno ucapkan satu menit yang lalu, dan ia mengerti mengapa Rey semarah itu. Namun, dibanding mendengarkan jelas-jelas ucapan Reno itu Gavin malah memfokuskan matanya pada Rena yang sedang marah-marah karena malu.

Wajah Rena begitu familiar baginya. Pernah atau tidak mereka bertemu tapi Gavin yakin seratus persen mereka pernah bertemu, dan entah kapan itu Gavin tak tahu.

"Ternyata itu alasan Rena nolak gue." Rey tiba-tiba berujar.

Matanya masih memandang fokus kedepan, ke arah Reno yang sedang tertawa didepan Rena yang menekuk wajahnya karena malu.

I Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang