28*Old Memories

993 63 0
                                    

*Tulisan miring berarti flashback ya*

***

"Gue masih sayang sama lo."

Perkataan itu masih terus terngiang ditelinga Rena. Sampai pulang sekolah pun Rena masih mengingatnya, bagaimana parau nya suara Devin saat mengatakannya, bagimana teduh nya tatapan Devin saat mengucapkannya.

Dulu, Rena akan selalu jatuh cinta pada tatapan itu. Namun sekarang saat menatapnya Rena selalu diingatkan pada rasa sakit yang Devin berikan padanya. Bagaimana Devin mulai tak mempercayai nya lagi, bagaimana Devin meninggalkan nya saat Rena benar-benar sedang mencintainya.
Semua berubah ketika malam itu Devin menemukan Rena berdua bersama lelaki di Taman Kota.

Devin : Kita ketemu di Taman biasa ya❤

Begitu pesan Devin pada Rena sesaat sebelum lelaki itu menyimpan sebuket bunga pada jok disamping kiri kemudinya. Malam itu Devin memakai kemeja hitam yang bagian lengannya digulung sampai siku.

Begitu selesai menaruh sebuket bunga yang baru saja dibelinya, Devin segera melajukan mobilnya ke sebuah Taman yang dulu sering menjadi tempat persinggahannya setiap sepulang sekolah bersama Rena. Senyuman Devin tak hilang barang sedetikpun sampai ia tiba di Taman Kota.

Begitu kakinya berpijak ditanah, sekali lagi Devin mengamati buket bunga yang dibawanya sambil sesekali menghirup aroma bunga yang menyeruak dalam indra penciumannya. Tak lupa sebelum ia melangkahkan kakinya menuju Taman, Devin memeriksa terlebih dulu hadiah yang akan ia berikan kepada Rena yang ia taruh di kantung celana nya. Sebuah kalung berbandul bunga matahari yang tersimpan rapi didalam kotak kecil berwarna jingga.

Untuk yang kesekian kalinya Devin tersenyum sambil menengadah menatap langit.
Bintang-bintang yang bertebaran dilangit seakan ikut hadir untuk menyaksikan bagaimana perayaan yang akan Devin lakukan untuk Rena, perayaan hari jadi nya bersama Rena yang ke satu tahun.

Devin menghela nafas sebentar sebelum melangkah, "Semoga Rena suka sama hadiah gue."

Tiga detik setelahnya Devin berjalan mantap ke arah tengah Taman. Senyumnya makin mengembang melihat punggung seseorang yang sudah sangat ia hafal sedang duduk dibangku panjang. Devin terus memandangnya sambil berjalan. Tiba saat ia akan menginjak anak tangga Devin menunduk untuk melihat pijakannya. Namun tak disangka, saat Devin mengangkat kepalanya ia melihat sesuatu yang sunguh-sungguh diluar dugaannya.

Bunga yang ia genggam terlepas begitu saja dari tangannya, untaian kata yang sudah terangkai rapi didalam otaknya untuk dikatakan kepada Rena mendadak hilang seketika. Bahkan lutut Devin yang semula terasa kokoh untuk berjalan menghampiri Rena rasanya sekarang lemas seperi jelly. Devin tak mampu berkata-kata lagi, lidahnya kelu hanya untuk sekedar mengucap sepatah kata. Devin benar-benar hancur, hatinya berantakan, apa yang semula ia bayangkan akan indah mendadak berubah sangat buruk malam itu.

Tangan Devin yang semula digunakan untuk menggenggam buket bunga sekarang terkepal kuat disamping celana nya.
Dengan mata kepalanya sendiri, ditempat yang paling banyak memberi kenangan tersendiri untuk hubungannya dengan Rena, diwaktu yang amat sangat penting untuk keduanya, Devin melihat dengat jelas bagaimana dahi Rena dikecup oleh seorang lelaki yang sama sekali tak dikenalnya.

Yang Devin lihat saat itu Rena diam saja. Tidak menolak ataupun menjauh seperti yang diinginkan Devin. Malah, kecupan itu berlangsung cukup lama hingga membuat Devin geram dan berbalik menuju mobilnya dengan emosi yang sudah naik sampai ke ubun-ubun. Langkah Devin sangat cepat, hingga saat Devin sampai disamping pintu mobilnya ia menunduk. Devin terjatuh ditanah dengan kedua tangan yang terkepal kuat.

I Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang