59

13.3K 621 26
                                    

Menangis, memikirkan dan membayangkan semuanya, itu yang terus Keyla lakukan. Mungkin malam ini dia tak akan tidur dengan tenang, atau mungkin malah dirinya tidak akan tidur sampai pagi? Sedangkan, di tempat lain Edgar dengan senyum licik sambil menatap foto Keyla.

"Key, lo itu terlalu mudah di hasut dengan cara halus. Sekarang, lo bakal percaya sama foto kiriman gue dari pada penjelasan Zain. Gue harap dengan foto itu hubungan kalian bisa makin merenggang, dan peluang gue buat milikkin lo semakin besar Key!" Gumamnya, lalu kembali meneguk segelas winenya.

"Ambillin gue sebotol wine lagi!!" perintahnya kepada betender.

"Siap bos!"

"Gue bakal lakuin apa aja Key.. apa aja, demi lo!" Lirihnya sambil tersenyum picik.

***

"Kamu jahat Zain." Keyla memeluk lututnya, sambil menuangkan seluruh air matanya disana. Zain benar-benar sudah membuatnya kecewa.

"Bahkan sampai sekarang dia belum nanyain apapun."

Tiba-tiba notif pesan masuk.

Edgar: Keyla? Kamu udah tidur?

Keyla menghela nafasnya lalu kembali meletakkan ponsel di kasur. Membiarkan pesan Edgar hanya terbaca.

Setelah pengacuhhannya, ponselnya kembali berdering. Menaadakan telpon masuk.

"Astaga." Keyla mulai kesal sendiri, lalu  tanpa melihat lagi nama kontak yang menghubunginya, ia langsung menggeser simbol hijau, di ponsel screen nya.

"Ada apa kak? Keyla lagi gak mau di ganggu, besok lagi aja kak Edgar telponnya, maaf-"

"Halo?"

Keyla mematung. Seseorang sudah menyela ucapannya dengan suara yang tak terdengar asing di telinganya.

"Keyla?"

Gadis itu menelan ludahnya dengan gugup. Mendengar seseorang di sebarang sana memanggil namanya.

"Keyla, jawab."

"Kak.. Zain?" Jawab Keyla dengan ragu.

"Kamu belom tidur?"

"Belom ngantuk."

"Kamu ada apa sama Edgar? Sampek kamu kira aku itu Edgar." Keyla hanya terdiam.

"Keyla jangan diem terus."

"Ngapain kamu telpon aku? Masih peduli ternyata?"

"Maksud kamu apa? Aku dari tadi nunggu kamu buat dinner bareng di bawah. Tapi kamu selalu kunci pintu kamar."

"Aku pusing Zain. Mungkin kita stop dulu aja."

"Kamu ngomong apasih?" Tanya Zain yang mulai tak mengerti dengan jalan pembicaraan gadis itu.

"Aku mau kita udahhan." Keyla mematikan sambungan telphonenya. Keputusan sepihaknya mungkin akan membuat Zain terkejut dan menolak berpisah.

Keyla menarik selimut dan kembali menangis di dalam sana. Rasanya sakit mendengar Zain tak merasa bersalah tentang bukti foto yang seseorang kirim untuknya.

"Ini resiko terbesar, gue harus jatuh hati sama kakak sendiri." Ucapnya seolah sangat menyesal.

"Semua cowok sama aja." Gerutu Keyla hang tak berhenti menangis

"Keyla.." gadis itu diam bungkam. Mencoba memelankan suara isak tangisnya. Seolah menyembunyikan rasa sedihnya di depan Zain. Menginginkan pria itu untuk berterus terang padanya secara langsung.

I Love My Stepbrother ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang