8

30.3K 1.2K 19
                                    

Sesampainya di rumah pada pukul 22.20. Mobil ayah dan bunda mereka ternyata sudah terparkir rapi di garasi rumah. Keyla lalu mulai turun dari motor Zain, melepas helm dan menunggu Zain memasukan motornya juga ke garasi.

"Kak?" Panggil gadis itu saat Zain berjalan ke arahnya.

"Hm?" Dehem Zain.

"Makasih."

"Iya."

Lalu Zain masuk ke dalam rumah dibuntuti Keyla dibelakangnya.

"Akhirnya pulang juga."  Misca memeluk anaknya saat Keyla datang.

"Gimana keadaan temenmu Key?"

"Ohh dia udah baikan tadi juga udah siuman yah." Jawabnya mencoba tidak gugup.

"Syukurlah, yaudah sana kalian masuk, bersih-bersih terus istirahat ya. Besok sekolah." Ucap Misca sambil mengusap puncak kepala anak gadisnya.

"Siap bunda cantik." Jawab Keyla yang merasa lebih lega, lalu dia segera naik ke kamar atas.

"ZAINN!" panggil Ayah sedikit kencang, menghentikan langkah putranya.

Zain menoleh ke arah Yasser.

"Kunci motor mana?"

"ISH! Gak asik ah!!" lalu dia memberi kuncinya ke Yasser dan berbalik badan dengan kesal sambil masuk ke dalam kamarnya.

Brukkk.. dobrakan pintu kamar Zain  terdengar sampai membuat Keyla terpelonjak kaget.

'Masyaallah jantung gue!'

Keyla yang mendengar gebrakan pintu merasa ngeri sendiri, menyadari sesuatu yang terjadi dengan kakaknya. Merasa tak enak hati karna hal ini, Keyla memutuskan untuk menengok Zain di kamarnya.

Gadis itu keluar dari kamarnya, berlahan Keyla membuka pintu kamar Zain tapi Zain tidak ada di dalamnya. Kemudian jendela pintu balkon Zain terbuka, menandakan pria itu berada disana sekarang.

Setelah menutup pintu kembali, Keyla berjalan pelan menuju balkon kamar kakaknya. Bisa ia lihat dari belakang, Zain tengah terdiam dalam kesendiriannya dengan menikmati hamparan luas langit di malam hari. Keyla terdiam sebentar di belakang pria itu, apa baru saja ayah memarahi Zain? Atau bersikap kasar terhadap kakaknya karna dirinya? Ia semakin merasa bersalah sudah memaksa Zain membantunya. Berlahan ia menghampiri pria itu dan berdiri di sampingnya.

"Keyla?" Ucap Zain kaget, karna sang adik sudah berada di sampingnya.

"Hhihi kak Zain." Sapa Keyla kebingungan.

"Ngapain disini? Sana istirahat." Ucap Zain yang kembali fokus pada pandangan awalnya.

"Mau nemenin kakak aja deh. Suntuk juga gue." Keyla menghela nafasnya sambil memainkan jari.

"Gue gak butuh lo temenin Key. Sana istirahat." Jawab Zain ketus. Lalu Keyla memperdekat jarak diantara mereka, dan menyandarkan kepalanya di lengan pria itu.

"Gue nggak pernah nyesel bunda nikah sama ayah dan berakhir gue dapet saudara tiri kayak kak Zain. Lo selalu usahain apapun buat gue maupun Amel. Rela bohong sampek di marahin ayah. Selalu belain gue, nenangin gue, jagain gue, ya walaupun lu kadang ngeselin dan keliatan cuek banget. Tapi sekarang gue sadar kalok lo sebenernya adalah orang paling peka yang ada di deket gue. Maaf yaa kak selalu buat masalah, selalu bandel dan ngebantah. Gue sayang banget sama lo, gue bener bener ngucapin ini dari hati yang terdalam. Gue berterimakasih atas segalanya. Gue jaim banget buat ngomong serius gini, tapi gue beneran sayang lo kak. Lo juga kan?" Ucap Keyla di tengah keheningan mereka.

"Itu udah jadi tugas gue buat jagain lo sama amel. Pertanyaan lo gak ada yang lebih bermutu, apa? Kalok gue nggak sayang. Gue bodo amat sama lu bego."  Jawab Zain tanpa melirik ke arah Keyla. Ia berusaha menjawabnya dengan tenang.

I Love My Stepbrother ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang