Learn To Love - 25

19.2K 1.4K 10
                                    

Ali mengunyah nasi goreng yang sempat ia beli tadi. Ia sama sekali tak fokus akan makanan yang sekarang ia makan. Ali masih menatap mata Prilly yang masih saja tertutup rapat, Ali menghela nafasnya.

"Kapan siih lo bangun?" Ucap Ali sambil mengunyah makanannya hingga kedengarannya tak jelas.

Ali menyudahi makan malamnya. Ia menyentuh kening Prilly pelan, kemudian mengusapnya lembut.

"Kita udah lulus bentar lagi mau kuliah dan lo gak bangun juga? Parah lo Prill! Gue gak mau ya kena MOS sendirian." Ucap Ali diiringi tawa mirisnya. Ia mencium punggung tangan Prilly dengan air mata yang selama ini ia tahan.

Ali sangat mengingat semuanya. Ia terlalu takut untuk jatuh cinta. Sempat berfikir kalau cinta itu tak penting. Trauma akan cinta, namun saat ia bertemu gadis mungil itu- Prilly, hidupnya berubah menjadi suatu keanehan yang sempat ia benci. Jatuh cinta, ia terlalu banyak memakan omongannya sendiri. Baru kali ini ia tau, bahwa setiap manusia yang hidup bahkan hewan dan tumbuhan, pasti akan jatuh cinta kemudian menghasilkan keturunan. Akibatnya adalah banyaknya manusia yang terlahir, banyak lagi generasi muda yang membangkitkan negara. Bukan seperti hal-hal yang aneh yang memenuhi otak mereka.

"Eenggh." Lamunan Ali terbuyar saat melihat Prilly berusaha membuka matanya. Ia tersenyum senang, ia berdiri dari kursinya lalu menatap lekat mata yang ingin terbuka itu.

"Prill?" Ucap Ali dengan senyum yang mengembang. Prilly membuka matanya lebar, dilihatnya sekeliling ruangan.

"Aku dimana? Kamu siapa?"

Deg!

Tuhan! Cobaan apalagi ini? Selalu saja Ali merasakan sakitnya cinta. Ali menggeleng, matanya tertutup kuat-kuat. Air matanya meluncur saat itu juga. Ali mengelus kepala Prilly lembut seraya menggenggam tangannya erat, Prilly menatap Ali bingung ia sangat bingung akan kejadian ini. Yang ia tau, ia hanya kecelakaan kecil selebihnya ia tak tau apa yang terjadi.

"Kamu siapa? Aku? Aku bingung! Kamu kenapa siih?" Prilly memegang erat kepalanya dan sesekali meremasnya. Ali ikut melakukan hal yang sama, ia menangis melihat gadisnya seperti ini- Prilly, ia tak mengingatnya! Bagaimana dengan situasi mereka sekarang? Bagaimana kenangan mereka yang telah mereka bina selama ini. Sakit sekali tuhan!

"Prilly. Ini gue, Ali! Lo gak inget gue? Lo gak mungkin gak inget gue Prill! Lo bohong kan! Jangan bercanda, ini sama sekali gak lucu!" Teriak Ali frustasi.

Prilly berusaha untuk duduk di brangkarnya sambil menatap Ali yang sedang memukul kepalanya bertubi-tubi.

"Eh! Jangan mukul kepala kamu gitu." Ali menatap Prilly sendu. Bahkan, walaupun Prilly lupa siapa dirinya, Prilly masih membagi perhatian. Ali kembali duduk di samping brangkar Prilly. Ia menarik nafasnya perlahan lalu ia hembuskan guna untuk menetralkan hatinya.

"Nama gue Aliando Syarief. Lo biasa manggil gue Ali. Lo cinta sama gue dan gue juga cinta sama lo, kita berdua dijodohin Prill. Lo ingat kan? Gue harap lo ingat Prill." Ali mengusap air matanya yang terjatuh begitu saja dipipinya.

Prilly memandang Ali lekat. Ia seperti mengenalnya sekilas, namun tak bisa mengingatnya. Sebenarnya siapa dia? Orang yang pernah dicintai apa benar?

"Aku.. Aku.. Aku sama sekali tidak mengingatmu." Ucap Prilly pelan. Ia kembali berusaha mengingat wajah Alli di memori otaknya namun hasilnya nihil. Tak ada satupun yang ia ingat.

"Okey. Gue harap, setelah ini lo bakal ingat gue. Gue akan berusaha bikin lo mengingat gue lagi Prill. Gue gak akan nyerah!" Tegas Ali penuh penekanan.

"Makan dulu ya?"

Ali mengambil bubur yang berada disamping meja Prilly kemudian menyendokkan sedikit demi sedikit ke mulut Prilly. Prilly menerima suapan itu dengan fikiran yang melayang serta mata yang selalu menatap mata hitam Ali. Prilly melihat bulu mata Ali yang terlihat lentik, ia menggapai bulu mata itu lalu memainkannya.

Learn To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang