Haloo? Apa kabar kalian? 😂
Mau nanya boleh? Kalau story ini dibuat novel gitu kalian mau gak? 😂 respon yaaa
Terimakasih :)
Prilly meregangkan tubuhnya. Senyum manis langsung tercetak jelas di bibir manisnya.
"Aliii! Bangun." ucapnya lembut. Prilly mengubah posisinya menjadi posisi tengkurap disamping Ali. Dipandangnya wajah Ali yang masih pulas dalam mimpinya.
"Kalau gak bangun, gak aku kasih makan loh?" ancamnya. Walaupun Prilly tahu, itu tak akan membuat Ali terbangun dari bobo cantiknya.
"Alii!" Prilly menusuk-nusuk perut buncit Ali dengan telunjuknya. Lalu ia menaruh kepalanya di perut Ali dengan perlahan. Matanya kembali terpejam, tak lama helaan nafas Prilly kembali teratur.
Saat Prilly mulai tertidur, Ali mulai mengerjapkan matanya perlahan. Ia tau, Prilly sedari tadi berusaha membangunkannya. Tapi, rasa kantuk tak bisa ia kalahkan, sampai akhirnya ia merasakan pergerakan kecil diperutnya.
Dilihatnya Prilly yang tengah tertidur dengan wajah damainya. Pergerakan kecilnya membuat Ali terkekeh sedikit.
"Gadis kecil, bangun!" tuturnya lembut. Perlahan-lahan Ali merubah posisinya menjadi duduk, menahan kepala Prilly lalu dijatuhkan perlahan ke pahanya.
"Hallo manis." sapa Ali tersenyum saat mata manis istrinya mulai terbuka.
"Aku ketiduran lagi ya? Um.. Ali, aku bosan disini. Bisakah kita jalan-jalan?" kata Prilly merengut.
"Gimana kalau kita ke danau? Kaya lima tahun yang lalu. Mau gak? Kalau mau aku ganti baju. Kamu juga. Sekalian aku mau kasih kamu sesuatu." kata Ali menatap gadisnya.
"Boleh deh." Ali mengangguk lalu berjalan menuju kamar mandi. Sedangkan Prilly melanjutkan tidurnya yang tertunda tadi.
***
Ali menggendong Prilly melewati perkebunan teh. Yang digendong hanya tertawa cekikikan saat melihat para pekerja memandang mereka dengan tatapan memuja. Siapa yang tidak iri melihat keduanya yang tidak memiliki kecanggungan sama sekali dalam memperlihatkan keromantisan yang mereka miliki? Bukan maksud untuk pamer, tapi jika semuanya memang natural dari hati, buat apa kita malu?
"Lama-lama kamu berat, yang! Gak mungil lagi." canda Ali dengan tawanya. Mereka sudah melewati perkebunan, sekarang Ali membawa Prilly masuk kedalam kawasan danau yang pemandangannya sama sekali tak berubah.
"Hah? Bener Li? Aku gendutan!? Yaudah besok aku mulai diet lagi deh." balas Prilly yang sudah termakan kecohan Ali.
"Eh! Apaan sih! Aku gak mau ya kamu diet ala-ala kayak gitu. Aku enggak suka. Aku lebih suka liat pipi kamu yang tembem daripada kamu tirus kaya tulang. Pokoknya aku gak setuju!" tegas Ali menghentikan langkahnya sebentar.
"Tapi, kata kamu aku gendut? Gimana siih, labil deh. Entar kalau aku gendut kamu berpaling."
"Enggak! Aku gak labil. Siapa sih yang mau berpaling dari kamu? Posesif deh."
"Lah? Apalagi coba! Tapi bilangnya aku berat, gendut. Gak jelas. Posesif? Kamu kali yang posesif."
"Aku gak ada ngomong gitu ya! Kamu yang posesif. Terlalu lebay!" kata Ali menurunkan Prilly dari punggungnya.
"Kamu pikir aku tuli hah!? Dan satu lagi aku gak lebay!" teriak Prilly mulai emosi.
Ali menggeleng, hanya karena candaannya permasalahan ini semakin panjang. Sepertinya Prilly mulai jengah akan tingkah Ali yang mulai labil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Learn To Love
Fiksi Penggemar"Ali. Kamu itu gak bisa senyum ya?" Pertanyaan itu selalu terdengar di telinga remaja usia 17 tahun Ini. Ali hanya menatap dingin sekelilingnya. *** Kapan ya aku bisa liat kamu senyum terus setiap hari? Senyum kamu itu indah tau. Aku bisa jadi tem...