Learn To Love - 27

17.8K 1.4K 37
                                    

Prilly termenung sendiri dikamar rawat. Lima menit yang lalu, ia melihat pria yang selama ini menemaninya mengemasi barang-barangnya yang selama ini ia tinggal didalam sini.

Prilly hanya bisa diam melihat Ali yang tak berbicara namun tangannya bekerja. Prilly tak berani untuk berkata-kata ia hanya takut melukai perasaan Ali lagi.

Apa ia salah? Padahal itulah isi dari hatinya. Ia tak mau Ali jatuh cinta sendiri, merasakan jika Prilly juga mencintainya padahal yang ia rasakan saat ini adalah tak ada rasa apapun.

Kini ruangan itu sepi, biasanya setelah Prilly bangun kemarin Ali selalu tersenyum dan memberikan kata-kata manisnya. Senyumnya tak pernah terukir sedikitpun. Prilly hanya diam jika misalnya Ali berusaha menghiburnya, mungkin hanya karena ia belum bisa mengingat apapun sekarang.

Prilly menatap kosong jendela yang berada disisi ruangan. Tiba-tiba ia rindu akan sosok Ali yang begitu antusias dengannya. Antusias dengan senyumnya antusias dengan hal-hal yang ia lakukan. Senyum Ali tak pernah oudar dari bibir manisnya.

"Prilly! Ohmaygat! Lo udah sadar bebs!" Teriak seseorang yang langsung mengangetkan Prilly. Ia menoleh, matanya mendapatkan seorang gadis berambut panjang sepinggang tengah menatapnya ceria.

"Prill! Lo harus tau betapa senengnya Ali kalau dia tau lo udah buka mata lo. Aaa! Gue kangen lo Prill!" Gadis ini Mila. Ia memeluk Prilly erat.

"Ka-kamu siapa?" Mila terdiam. Ia melepaskan pelukannya secara perlahan. Ditatapnya Prilly dengan tatapan yang tidak mengerti. Bisakah sahabatnya lupa akan dirinya?

"Prill! Gue Mila! Sahabat lo. Lo gak ingat gue!? Gak mungkin Prill!" Ucap Mila histeris. Prilly menatapnya sekilas dilihatnya mata Mila. Mungkin dari Mila ia bisa mengetahui atau mengingat semua kejadian-kejadian sebelumnya. Mungkin ia bisa mengingat siapa itu Ali.

"Sahabat? Benarkan? Berarti kau mengetahui semua tentangku?" Tanya Prilly. Mila mengangguk pasti.

"Aku mau ngomong sama kamu boleh? Aku ingin bertanya tentang Ali." Mila terdiam. Sesaat kemudian ia mengangguk dan membantu Prilly untuk duduk di brangkarnya.

"Lo mau tau tentang Ali? Berarti Ali sudah tau kalau lo sudah bangun dari koma lo?" Tanya Mila pelan. Ia tahu pasti Ali sangat sakit hati akan hal ini. Prilly mengangguk cepat.

"Ali itu bukan pacar lo Prill. Dia itu cuman teman dekat yang lo cinta. Dia itu cuman anak pendiam namun memiliki nilai karismatik yang tinggi. Ali hanyalah anak pendiam yang hari-harinya terasa suram. Saat itu lo menjadi anak baru di SMA kita. Lo jadi perhatian seluruh siswa. Lo pernah di bully dengan Felly dan Ali menolongnya. Kalian dekat begitu saja, sampai-sampai Ali itu berubah derastis karena lo. Tak lama, Daddy lo jodohin lo sama Ali. Kalian saling cinta." Jelas Mila

Prilly mengernyit. Benarkah jika dulu ia mencintai seorang Ali? Memang siih, jika di fikir dua kali Prilly nyaman didekat Ali. Tapi, apa nyaman itu sebuah kejelasan dalam cinta?

Cinta? Apa yang sebenarnya ia tau tentang cinta? Rasanya sangat egois, jika misalnya ia langsung berkata ia tak pernah mencintai Ali, berkata ia tau apa arti cinta. Sangat bohong jika dia tau apa makna cinta karena Prilly memang sama sekali tidak tahu rasanya jatuh cinta. Jika malam selalu menghampiri pagi, begitu pula kenyamanan serta kasih sayang yang menghampiri cinta.

"Dia itu baik banget Prill selama kenal lo. Senyumnya gak berhenti tertancap di bibirnya. Kalau bisa dibilang, lo sangat beruntung mendapati Ali. Ia begitu mencintai lo dengan sepenuh hatinya. Dia yang selama sebulan ini jaga lo, dia sampai gak mau makan. Dia bilang, 'Prilly juga belum makan. Pasti disana dia kelaparan. Biarkan saja aku ikut merasakan rasa sakit yang dia rasakan.' Ali selalu berkata seperti itu. Ia juga jarang sekali pulang hingga terkadang mamanya yang selalu datang membawakannya baju ganti serta membujuknya makan. Dia selalu ingin saat lo bangun, yang lo liatp pertama kali adalah Ali. Dia selalu berbicara sendiri sama lo walaupun lo gak ngerespon sama sekali. Dia tetap tersenyum didepan kita dan berkata ia baik-baik saja padahal sebenarnya ia kenapa-napa. Gue ngerti perasaan Ali saat ini. Gue tau kesenangannya kali ini berganti kekecewaaan. Gue mohon sama lo, lo boleh lupa sama Ali tapi lo jangan buat dia kecewa Prill. Apa lagi sakit hati yang begitu besar. Dia sudah cukup menderita merawat lo sendirian." Jelas Mila panjang lebar. Dilihatnya mata Prilly yang berair.

Prilly merasakan gejolak yang amat dalam saat mendengar cerita tentang Ali saat ia sedang koma. Sepeduli itu kah Ali hingga ia tak ingin beranjak dari kamar ini hanya untuk menemani Prilly? Ia merelakan perutnya yang lapar untuk tidak makan. Ia merelakan bibirnya yang kering hanya untuk berbicara dengan Prilly. Ia memaksakan untuk tersenyum walaupun sebenarnya keadaannya sakit sekali?

Prilly melamun, tiba-tiba rasa sesak menghampirinya. Air mata lolos begitu saja dari kelopak matanya. Di ingat nya Ali, di ingat nya cerita Mila tentang Ali.

Bagaimana bisa ia menyakiti seorang Ali tanpa ia sadari. Pasti rasanya sangat sakit jika Prilly berada diposisi Ali. Ia akan melakukan hal yang sama, kecewa, diam lalu pergi.

"Mila.. Aku.. Aku sama sekali tak mengerti apa yang tadi Ali ucapkan. Dia berkata jila aku mencintai Digo. Bahkan aku tak mengenal siapa Digo. Aku.. hanya bingung tiba-tiba saja ia mengucapkan kata cinta. Bahkan, saat itu aku tam mencintainya. Tak ada rasa sedikitpun yang kurasakan. Bahkan jantungku tak berdegup. Biasa saja." Balas Prilly membela. Di pandangnya Mila yang sudah siap untuk membalas perkataannya.

"Gue gak kenal siapa Digo, Prill. Mungkin hanya kalian berdua yang tau. Kalau lo berfikir lo tidak mencintainya itu salah besar Prill! Tidak mungkin jika lo gak mencintainya, lo bisa kecelakaan dan berada disini. Cinta itu,gak selalu berasal dari degup jantung. Itu hanya sebuah gambaran saja untuk melampiaskan perasaan. Kenapa lo gak ngerasaiin jantung lo berdetak cepat? Karena lo udah terlalu cinta sama dia! Lo udah jatuh cinta sama dia. Ali udah bikin lo sangat sangat nyaman hingga lo gak pernah ngerasaiin yang namanya detak jantung yang berpacu cepat. Rasa nyaman itu yang membunuh detak jantung lo sendiri. Lo sudah terbiasa dibikin terbang sama Ali, lo sudah biasa dibikin tertawa lepas sama Ali. Dan lo benar-benar gak menyadarinya? Gue gak ngerti sama fikiran lo." Balas Mila lembut walaupun sesekali ia meninggikan suaranya.

Hal itu Mila lakukan agar Prilly tak terlalu bodoh akan cinta. Ia hanya tau bahwa Prily baru pertama jatuh cinta dan baru pertama merasakannya. Merasakan bagaimana sakitnya,merasakan bagaimana bahagianya dan merasakan kekecewaannya.

Prilly diam. Apa benar itu yang terjadi?

Learn To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang