Ingaaatt! Habis baca langsung cuuuss vote and comentnya ya.
Jangan lupa baca dulu story aku
-School In Love-
Ditunggu respon kalian.
Ali terpaku, ia masih tak percaya akan kata-kata yang dilontarkan Prilly barusan. Ali tak bodoh! Ia tak lupa akan kata-kata Prilly di rooftop waktu itu. Ia masih mengingat lekat saat Prilly mengeluarkan kata-kata itu untuknya.
Perut Ali bergejolak bagaikan bunga yang disinggahi oleh kupu-kupu indah yang sedang berterbangan. Nafasnya tersenggal, ia seperti kehilangan nafas yang begitu dibutuhkan.
Sakit yang dirasakan selama ini seolah-olah hilang begitu saja dari hatinya. Kebahagiaan kembali bermunculan dari belakang bukit-bukit dan mulai berdatangan secara bergantian.
"Kamu.. Kamu ingat aku sayang?" tanya Ali penuh harap. Di genggamnya tangan Prilly yang masih berada di pipinya, kemudian dikecupnya tangan itu.
Prilly hanya tersenyum sembari mencium lembut pipi Ali yang mulai menirus.
"Aku gak suka ya kalau kamu gak tembem lagi. Entar kamu gak jadi pangeran tembem aku lagi." Kata Prilly sukses membuat Ali tersenyum ditengah hujan.
Dipeluknya Prilly erat sembari berputar-putar dibawah rintik air yang jatuh menimpa wajah. Ali tertawa bahagia diikuti Prilly yang kembali tersenyum. Ali kembali memeluknya erat.
"Aku kangen sama kamu sayang." Ali mengusap rambut Prilly lalu diciumnya pucuk kepala Prilly lembut. Menyalurkan kerinduan yang mendalam bagi Ali.
"Sayang, maafin aku sudah melupakanmu. Aku janji gak akan lupaiin kamu lagi." Tutur Prilly tersenyum.
Diraihnya punggung tangan Ali lalu ia cium. Tangan Prilly kembali mengelus pipi Ali yang tak lagi berisi.
"Jangan takut, nanti aku bakal tembemin lagi kok." Kata Ali yang seolah-olah membaca fikiran Prilly.
"Aku kedinginan, Li." Kata Prilly sembari memeluk tubuhnya sendiri. Ali tersenyum getir, bibirnya kembali bergetar hebat.
Tak lama mata Ali terasa berat hingga tubuhnya jatuh dibawah guyuran hujan. Prilly mulai panik.
"Moommyy! Daddyyy! Toloong!"
***
Ali mengerjapkan matanya perlahan. Disentuhnya pelipis yang terasa sakit itu, Ali menyapu pandangannya kearah ruangan.
"Kamar Prilly?"
Ali kembali flashback. Apa benar jika Prilly sudah mengingatnya? Atau itu hanya mimpi belaka yang seolah-olah ingin menjadi nyata?
"Sayang? Aduh, kamu kok bisa pingsan siih Ali? Seharusnya aku dong yang pingsan. Ish! Kamu mah gak romantis. Padahal kan aku mau gitu digendong ditengah hujan begini. Romantis gitu kan? Terus.."
Sebelum Prilly mengomel lebih lama, Ali lebih dulu mencium pipi gadis itu hingga membuatnya terpaku. Ali tertawa melihat ekspresi Prilly yang mulai malu-malu.
"Kok kamu gak cium di.. Ups!" Prilly menepuk bibirnya sendiri. Hampir saja ia keceplosan akan hal itu, kalau ia meluncurkan pertanyaan itu bisa-bisa Ali menertawakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Learn To Love
Fanfic"Ali. Kamu itu gak bisa senyum ya?" Pertanyaan itu selalu terdengar di telinga remaja usia 17 tahun Ini. Ali hanya menatap dingin sekelilingnya. *** Kapan ya aku bisa liat kamu senyum terus setiap hari? Senyum kamu itu indah tau. Aku bisa jadi tem...