Learn To Love - 28

19.7K 1.4K 21
                                    

Hembusan nafas kasar yang keluar dari mulut serta hidung Ali begitu menggambarkan perasaannya. Begitu sakit jatuh cinta.

Dua kali ia merasakan jatuh cinta dan dua kali juga ia merasakan sakitnya. Apa makna sebenarnya jika orang-orang diluar sana mengatakan jika jatuh cinta itu membahagiakan dan menyenangkan. Tapi tidak bagi Ali, jatuh cinta itu sakit, mengecewakan, menyedihkan dan akhirnya meninggalkan.

Ali menyenderkan tubuhnya diatas mobil sambil menatap langit-langit malam yang penuh bintang. Mimpinya, cintanya, harapannya sekarang tak ia ingat. Yang ia ingat hanya Prilly, Prilly dan Prilly.

"Ali? Masuklah nak, sudah larut sekali. Nanti kau masuk angin." Teriak Mama Ali dari pintu rumah. Dilihatnya mama yang tengah memanggilnya keras.

Ali menghampirinya dengan langkah gontai. Ditatapnya sebentar sang mama lalu dicium pipinya seraya ia peluk.

"Maa. Sakit.." Ali berkata, seolah-olah ia sangat rapuh akan kejadian ini. Mamanya diam sambil mengelus rambut anaknya. Mama Resi membawa Ali kearah ruang tamu dan mulai berbincang memberikan solusi untuk Ali.

"Ma.. Sakit sekali rasanya. Apa rasanya memang seperti ini? Pahit. Tak ada manisnya sama sekali." Ucap Ali manja sambil bergelayut ditangan mamanya.

"Ali mencintai Prilly?" Pertanyaan itu dibalas anggukan oleh Ali.

"Sangat."

"Perjuangkan dia, jangan disia-siakan jangan menyesal diakhir kejadian. Jangan pernah frustasi diakhir peristiwa. Jangan pernah menendang kata maaf diakhir masalah. Ali, semua butuh perjuangan jika kamu mau yang manis. Lihat semut, dia berjuang mencari makanan untuk keluarganya dan dirinya sendiri. Walaupun disetiap jalan pasti terdapat halangan serta rintangan yang mencoba untuk menghentikan aksinya. Begitupun juga kamu, jangan pernah menyerah. Masa Ali yang segede gini kalah sama semut yang kecil. Huuh! Dasar Ali payah niih!"Jelas sang Mama sambil sesekali mengejek anaknya.

"Iih mama! Ali gak payah! Ali cuman capek untuk jatuh cinta. Ali cuman capek terus menerus dikekang sama cinta yang sekarang udah lupa sama Ali. Buat apa Ali melanjutkan kisahnya? Toh paling dia gak mengingatnya juga. Dan Prilly juga bilang kalau dia gak mencintai Ali. Dia cuman nganggap Ali teman." Sentak Ali mengadu. Ia masih kekanakan. Masih labil akan cinta dan belum mengerti sepenuhnya apa itu cinta.

"Ali akan tau jika Ali sudah dewasa, jika Ali sudah mengetahui langkah pasti dalam urusan cinta. Mencintai dalam perjuangan itu hebat loh. Banyak kisah-kisah yang menunjukkan cinta itu butuh perjuangan. Mengapa disebut perjuangan? Karena cinta itu selalu rumit, selalu banyak rintangan dan ujiannya. Cinta itu gak selalu lurus dan mulus. Makanya, selagi ada waktu perbaiki Prilly. Mama yakin dia pasti ingat sama Ali." Ucap Mama lagi. Ali terlihat mencerna setiap detail ucapan mamanya. Sebenarnya ada benarnya juga.

Cinta itu butuh perjuangan. [1]
Cinta itu butuh kejelasan. [2]
Cinta itu butuh pengorbanan. [3]

Cinta butuh kasih sayang. [1]
Cinta memiliki rintangan. [2]
Cinta selalu hadir disetiap manusia yang ingin memilikinya. [3]

Dan, cinta akan selalu hadir disetiap manusia yang ingin memperjuangkannya, memindahkannya dan membahagiakan nya. [4]

Ali tersenyum bangga melihat mamanya. Sekarang, senyum itu bisa dilihatnya lagi. Hah, bahagia sekali jika mamanya sekarang selalu berada dirumah dan mengerjakan semua pekerjaannya lewat laptop atau suruhan kepercayaannya. Semuanya, dilakukan Mama Resi hanya untuk Ali

"Mama benar. Tapi, Ali masih belum siap untuk bertemu Prilly. Tak apa kan?" Tanya Ali sambil memainkan alisnya.

"Iya. Terserah kamu saja. Yang terpenting, kamu gak galau-galau terus. Kan mama yang capek buat baca buku dan menyiapkan kata-kata buat kamu termotivasi." Ucap Mamanya datar. Ali membelalakkn matanya.

Learn To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang