Learn To Love. 5

25.7K 2.4K 24
                                    

Ali sedang sibuk menemani Prilly yang sedang memilih milih buku novel. Ditangan Ali sudah menggenggam banyak buku. Ali mendengus.

Bangkrut dah gue.

"Prill. Lo pikir gue bank, punya banyak uang? Banyak amat belinyaa ." Prilly menengok Ali lalu tersenyum.

"Ali. Kamu disini cuma nemenin aku kok. Aku yang bayar. Bukan kamu bang!" Prilly kembali memilih milih bukunya.

Ali melongo. "Ta-tapi Prill. Bukannya gue udah janji beliin lo novel?"

Prilly menepuk jidatnya.

"Alii.. Aku gak bodoh kok. Kamu kan bilang mau gantiin novel yang kmaren aja kan? Nah itu udah kamu yang bayarin. Sisanya aku. Udah kamu jangan nannya mulu ah."

Ali menghela nafas lega. Untuk Prilly baik. Ali mengambil keranjang dan menaruh buku Prilly di keranjang. Ali juga berjalan dilorong lorong buku lainnya.

Tangannya mengambil tentang Kisah Ir.Soekarno. Keranjangnya ia taruh dilantai dan mulai membuka lembar demi lembar buku.

***

1 jam berlalu. Prilly mendatangi Ali. Ia menganga. Buku yang tadinya hanya 1 keranjang kini bertambah.

"Prill? Udah? Yuk pulang!" Prilly masih menatapnya tak percaya.

"Apaan siih? Kok liatin gitu?" Ali menggaruk kepalanya.

"Omaygat! Ali ini buku kamu? Ampun banyak amat."

"Lo juga banyak kan?" Ali menunjuk keranjang buku milik Prilly. Prilly cengegesan.

Ali dan Prilly berjalan kearah kasir. Kasir itu sangat kewalahan. Hampir 100 buku mereka beli.

Ali dan Prilly berpandangan. Mereka terkikik pelan. Setelah itu mereka pulang.

Ali masuk ke mobil dengan buku bukunya. Dari dalam mobil, Ali melihat Prilly yang kesusahan membawa bukunya yang lebih banyak dari buku Ali.

Ali mendengus. Ia keluar lagi membantu Prilly membawa belanjaannya ke bagasi.

"Makasih." Prilly cengegesan. Ia masuk kemobil Ali.

***

Ali membangunkan Prilly yang tengah tertidur di jok mobil disampingnya.

Terpaksa Ali mengangkat tubuh Prilly dan mengetuk pintunya. Mommy Prilly keluar.

"Astaga Prilly!" Mommy Prilly menggeleng.

"Prillynya tidur tante. Maaf ya. Ali taro mana niih?" Mommy Prilly menunjuk sofa.

"Situ aja sayang." Ali mengangguk. Ia menaruh tubuh Prilly di sofa. Kemudian membuka bagasi dan mengangkat belanjaan Prilly.

"Buku lagi buku lagi. Gak bosan ya dia ??" Ali tersenyum.

"Dia mau pinter tante." Mommy Prilly terkekeh. Ia memandang Ali.

"Kamu yang waktu itu nganter Prilly kan?" Ali mengangguk.

"Makasih ya. Dua kali gendong Prilly. Pasti berat tuh. Makasih ya nak." Mommy Prilly tersenyum. Melihat wajah Ali, ia sudah tau siapa yang melahirkan Ali.

"Sama sama Tante. Ohya. Saya pulang dulu ya tante? Assalamualaikum." Ali bersalaman dengan Mommy Prilly.

"Walaikumsalam"

***

Matahari sudah muncul. Menandakan hari baru telah datang. Prilly menguap.

Dengan langkah gontai ia berjalan menuju kamar mandinya. Air hangat turun dari shower. Ia merendam dirinya dalam Bath-up.

"Prilly! Cepet ah! Udah mau jam setengah tujuh! Kelamaan mandi nih!" Mommy Prilly berteriak dari luar. Prilly mendengus.

"Iya Mom!" **

Prilly duduk di bagkunya. Ia mengambil beberapa buku yang baru ia beli kemarin. Halaman pertama ia buka.

Otaknya sudah mulai mencerna kata demi kata yang tertera dalam buku itu.

Namun sesaat kemudian, buku itu ditarik seseorang. Prilly terkaget.

"Ouuh. Sudah ada buku baru ya." Prilly menatap geram orang didepannya.

"Kamu kenapa ganggu aku terus siih?" Prilly memasang muka cemberut.

"Lo gak usah sok imut deh." Prilly merubah ekspresinya. Kepalanya menunduk.

"Buku jelek gini! Sok jenius lo!" Angel membuang buku itu. Prilly menatapnya tak percaya. Ia menggeleng. Lagi lagi bukunya yang menjadi sasaran.

Ia berlari ingin mengambil bukunya yang berada didepan pintu.

"Dasar sok pinter! Sok ngerebut Ali dari gue lagi. Lo ngaca deh." Prilly tak menghiraukan omongannya.

Ia mengambil bukunya. Namun sudah ada yang mengambilnya sebelum Prilly. Prilly mengikuti arah tangan.

"Ali?" Dia lagi. Ali lagi. Yang menolong Prilly dan bukunya.

"Kenapa lagi sama buku lo hm?" Tanya Ali dingin. Semua gadis berteriak histeris karna idola mereka telah datang.

Angel juga sama. Ia yang paling heboh diantara yang lain.

"Baby Ali. Aduh lo ganteng banget siih. Yukk duduk!" Angel menarik tangan Ali untuk duduk. Alu mengikut saja. Ia duduk ditempatnya.

"Heh lo! Li pindah dibelakang aja deh! Gue mau disini supaya dekat sama my baby Ali!" Angel melempar tas Prilly. Buku buku Prilly berserakan.

Prilly diam saja. Tangannya beralih membereskan buku bukunya dan membawanya kebelakang. Angel duduk ditempat Prilly. Angel menengok ke belakang. Ia melihat Ali yang tengah membaca.

"Oh my god! Lo ganteng banget siih." Angel memegang rambut Ali. Ali menepisnya.

Ia mengangkat tasnya. Angel menatapnya heran. Ali membereskan bukunya. Ia berjalan ke belakang. Tepat dibelakang tempat duduk Prilly.

"Ki. Lo pindah ditempat gue ya." Kiki mengangguk. Ali duduk dibelakang Prilly.

"Iih my baby Alii!" Angel geram. Ia menghentakkan kakinya.

Prilly menengok ke belakang. Ia tersenyum.

"Kok disini?"

"Gakpapa. Males aja yang tadinya didepan gue ada buah manis eh sekarang jadi buah busuk." Prilly terkekeh.

"Ali. Kamu itu gak pernah senyum ya? Kok disekolah jarang senyum siih? Padahal kmaren senyum mulu." Prilly mencibir. Ali menatap Prilly dingin.

"A-ali jangan natap aku gitu. Aku takut. Maaf deh." Prilly cepat cepat memutar badannya.

Diam diam Ali tersenyum kecil.

Dasar anak kecil! Terlalu polos buat dicuekin. Beda dari yang lain. Kayanya Prilly cocok buat jadi sahabat gue.

Learn To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang