Learn To Love - 29

18.3K 1.4K 23
                                    

Ali berhenti tertawa. Ia menatap Prilly yang tengah memegang erat kepalanya.

"Ali sakit! Tolong!" teriaknya seraya menangis.

"Sayang? Kenapa heii? Prill? Bentar bentar!" Ali bangkit dari duduknya. Ia mengobok-obok laci meja, cukup banyak barang yang terdapat dilaci itu sehingga Ali nampak kesusahan mencari obat Prilly.

Tak lama, ia mendapatkan sejenis obat tablet yang tersimpan didalam plastik steril berwarna biru.

"Minum cepat!" Ali memasukkan tablet itu kedalam mulut Prilly lalu disusul dengan air putih. Prilly berhenti meringis, badannya merosot kebawah dengan tatapan yang sayu. Ditutupnya mata indahnya sebentar.

Bayangan hitam putih melayang-layang di otaknya. Bayangan itu seperti berputar sembari menyeimbangi kecepatan yang terlintas. Dipegangnya tangan Ali untuk menyalurkan apa yang ia rasakan.

"Laki-laki itu Li! Dia ada lagi diotak aku. Dia selalu ada, tapi aku gak ngerti siapa dia." ucapnya menatap Ali yang tengah berfikir.

Ali terdiam. Bagaimana? Apakah ia harus senang ataupun sebaliknya? Itu belum tentu dirinya, bisa saja laki-laki yang pernah dekat dengan Prilly atau bahkan bisa jadi itu Digo. Memori yang diberikan Digo pada Prilly lebih banyak daripada memori yang diberikan oleh Ali.

"Sudah. Pasti nanti kamu bisa kok ingat semuanya. Kamu siap-siap giih. Aku mau ajak kamu ke suatu tempat." Mata Prilly berbinar begitu saja saat mendengar ucapan Ali.

"Iya." Ali mengangguk, ia berlalu keluar sembari tersenyum.

***

Prilly memandang aneh kearah Ali. Mengapa? Ali membawanya kesebuah tempat yang berisi gedung yang menjulang tinggi. Kira-kira sekitar tiga lantai.

Menurut Ali, ini tempat yang sangat-sangat sesuai untuk mengingatkan Prilly akan memori yang sudah terlupakan. Disini, pertama kalinya mereka bertemu. Pertama kalinya mereka bertengkar, tertawa, bercanda, dan kedua kalinya mereka jatuh cinta.

Ali menggandeng tangan Prilly, menariknya untuk memasuki gerbang penyatu. Ali tersenyum, tiba-tiba saja ia merindukan tempat ini.

Sekolah SMA yang penuh cerita. Yang penuh kebahagiaan, yang penuh canda tawa. Ali kembali menatap gadisnya yang tengah menyapu pandangannya ke segala arah.

"Ini sekolah kita dulu sayang, tempat kita belajar." jelas Ali yang seakan-akan tau apa isi fikiran Prilly.


Sebelumnya, Ali sudah meminta izin kepada penjaga sekolah untuk memasuki area sekolah ini. Disini, sudah banyak murid-murid baru yang berkeliaran kesana kemari.

Ali dan Prilly memasuki area sekolah lebih dalam. Seperti biasa, semua murid yang sudah mengenali Ali, kembali meneriakinya kencang. Ditambah lagi siswi baru yang menjadi murid ajaran baru.

"Kak Ali! Aku kangen banget!"

"Kakak! Sekolah disini lagi kek!"

"Kak Ali! Udah punya pacar belom!?"

"Kak Ali! Akku jatuh cinta!"

Itu hanya sebagian saja, masih banyak teriakan-teriakan lain yang saling bersautan, hal itu membuat Prilly menggeram. Entahlah apa yang ia rasakan sekarang, rasanya ia ingin marah. Ia kembali menatap Ali yang tengah menanggapi mereka dengan senyum khasnya.

Prilly menatap Ali yang sekarang memakai baju hitam polos. Baju lengannya ditarik sampai siku. Ditambah dengan jacket hitam yang disampirkan dibahu kanannya, menambah kesan elegan dari dirinya. Dengan tatanan rambut berjambul yang memanjang.

Learn To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang