Langit cerah menemani aktivitas di pagi hari ini. Seperti biasa, Nadia pergi ke sekolah. Sesudah turun dari bus, dia melihat jam yang menempel di pergelangan tangan kirinya.
"Fyuh. Untung masih jam 06.45," gumamnya. Tanpa berlama-lama, dia bergegas masuk ke sekolah melalui gerbang utama.
Saat berjalan melintasi koridor, tiba-tiba....Brukkk... seseorang menabrak bahu kanan Nadia dari belakang.
"Eh, maaf maaf.. aku gak sengaja," ujar orang itu sambil berlalu pergi meninggalkan Nadia seorang diri.
"Yang tadi itu, siapa ya? Kok aku baru liat dia?" Gumam Nadia.
***
Bel masuk berbunyi 5 menit yang lalu. Suasana kelas 8G begitu ribut karena guru yang mengajar belum masuk kelas.
Tak lama, datanglah Bu Rini bersama seorang gadis berseragam SMP. Seketika kelas menjadi hening."Anak-anak, kita kedatangan murid baru," kata Bu Rini. "Silahkan perkenalkan dirimu," katanya pada gadis itu.
"Selamat pagi teman-teman, nama saya Nindya Alifta Putri. Kalian bisa panggil saya Nindya. Saya senang bertemu dengan kalian," kata gadis itu yang ternyata bernama Nindya, sambil tersenyum manis pada seisi kelas.
'Loh, itu kan orang yang tadi nabrak aku?' Batin Nadia. Ya, gadis itu adalah orang yang tadi menabrak Nadia.
"Nindya, silahkan duduk di sebelah sana," ucap Bu Rini menunjukkan bangku kosong di sebelah Nadia. Nindya mengangguk mengerti dan menuju ke tempat duduknya, paling belakang dan pojok.
"Hai," ucap Nindya sambil tersenyum pada Nadia setelah duduk di bangkunya. Nadia hanya membalas dengan senyuman.
***
"Hahahahaha," Nadia dan Nindya bersendau gurau sambil menikmati jus alpukat di kantin. Bel istirahat sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu. Nadia dan Nindya cepat dekat dan akrab. Padahal mereka baru kenal beberapa jam yang lalu."Eh, girls. Liat tuh, si 'cewek botol'," kata Jasmine yang duduk di bangku meja kantin yang tak jauh dari Nadia dan Nindya, menunjuk ke arah Nadia dengan dagunya.
"Tumben dia gak kesepian," kata Rosa dengan nada sinis.
"Gue kasian sama Nindya. Kira-kira, dia bakal berapa hari ya, tahan sama Nadia eh 'cewek botol' ?" Kata Gita mencibir.
"Kita liat aja nanti," kata Jasmine tersenyum miring.
***
KRIINNNGG... bel pulang berbunyi dan diikuti suara gaduh dari para siswa yang berlari keluar kelas."Eh, Nadia. Pulang bareng yuk. Belajar bareng, sekalian mampir ke warung bakso," ajak Nindya bahagia.
"Ayok. Tapi, jangan lama-lama ya," balas Nadia.
"Oke," Nindya menunjukkan jempol kanannya.
Nadia dan Nindya pun belajar bersama, makan bakso bersama, berfoto-foto ria, dan bercanda tawa. Sekarang terpancar senyum indah di wajah Nadia. Nadia tak menyangka ini akan terjadi. Dia merasa ini mimpi. Tapi, ini bukan mimpi. Ini N-Y-A-T-A.
Sesampainya di rumah...
"Nadia, dari mana aja kamu?! Jam segini baru pulang!" Seperti biasa, Mama Nadia memarahi Nadia karena pulang terlambat.
"Maaf Mah. Ta..tadi Nadia belajar bareng sama temen Mah," kata Nadia hati-hati sambil menundukkan kepalanya.
"Alah, gak usah alesan! Orang kayak kamu mana mungkin seriusan belajar!"
Tiba-tiba, datanglah Rena yang juga baru pulang sekolah.
"Assalamu'alaikum," kata Rena mengucapkan salam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible
Teen Fiction[SUDAH TAMAT] Nadia selalu berada di peringkat terakhir di sekolah. Dia juga tidak punya bakat apapun. Apa-apa yang dilakukannya selalu salah dimata orang. Dia ingin seperti teman dan adiknya yang selalu jadi juara 1. Namun orang-orang sekelilingnya...