Part 33 | Benang Merah

2.2K 104 0
                                    

"Nad, hari ini gue nggak bisa belajar bareng lo. Gue ada rapat OSIS. Sorry," ucap Surya merasa bersalah.

"Nggak apa-apa, Sur. Hari ini gue belajar bareng Rena aja."

Omong-omong, Rena masih kelas X di SMA yang berbeda dengan Nadia. Namun, adik kandung Nadia tersebut termasuk siswi yang cerdas dan saking cerdasnya ia mampu mempelajari dan memahami materi kelas XI.

"Oke," kata Surya yang kemudian berjalan keluar kelas.

Begitupun Nadia. Gadis itu berjalan keluar kelas, mengetikkan pesan untuk Rena dan menuju parkiran. Ia akan menunggu Rena untuk menjemputnya di sana.

Ketika sampai di tempat parkir, alangkah terkejutnya dia melihat Ifan disana. Kenapa dia ada di sini? Dia kan tidak bersekolah di tempat ini?

"Halo,Nad. Kita ketemu lagi. Jodoh ya kita," sapa Ifan tersenyum miring.

Nadia berdecak malas.

"Ngapain lo disini? Gue nggak mau ketemu lo lagi!"

"Eits, tunggu dulu dong. Gue ke sini karena gue abis nganter bekel makan sepupu gue yang juga sekolah disini. Dia lagi ekskul futsal."

Nadia yakin, Ifan ke sini bukan hanya mengantar makanan pada sepupunya. Namun, ia juga sengaja menunggu Nadia dan mengganggunya lagi.

"Udah lah. Gue mau pulang. Minggir lo!" teriak Nadia. Ia hendak berjalan, tapi dicegat oleh Ifan.

"Mau kemana lo? Mending gue anterin lo pulang aja yuk," ucap Ifan.

"Nggak perlu. Gue dijemput sama adik gue."

"Oh ya? Mana? Belum ada yang jemput tuh," ucap Ifan menyeringai.

"Sebentar lagi dia pasti datang."

"Udah deh. Mending lo pulang sama gue aja. Daripada lo nunggu adik lo malah kelamaan. Yuk," ajak Ifan menarik tangan Nadia.

Nadia menepis tangan Ifan. Matanya menatap tajam pada Ifan.

"Nggak usah pegang tangan gue," tegas Nadia. "Gue mau pulang bareng lo, tapi lo nggak boleh pegang tangan gue."

Ifan tersenyum licik, "oke."

***
"Baiklah. Rapat kita lanjut nanti setelah istirahat," ucap Dino, sang ketua OSIS.

Para anggota OSIS meninggalkan ruangan rapat. Hari ini, OSIS mengadakan rapat dalam rangka mempersiapkan HUT SMA Nusantara yang ke -50 yang akan dilaksanakan minggu depan. Sebenarnya ini bukan rapat pertama kalinya, dua bulan yang lalu mereka sudah mengadakan rapat untuk persiapan HUT sekolah.

Surya menghampiri Nindya yang sedang berbicara dengan anggota OSIS lain dan duduk di bangku rapat. Nindya berhenti bicara ketika melihat Surya berdiri di hadapannya.

"Nin, kita harus bicara," ujar Surya serius, membuat Nindya terdiam. Gadis itu menoleh pada temannya sebentar untuk pamit dan pergi ke luar ruangan bersama Surya.

Setibanya di koridor, baru Surya berbicara.

"Nin, lo kenal Nadia?"

Mendengar nama itu, Nindya terdiam dengan wajah datar. Sebenarnya dia tidak mau mendengar nama perempuan itu lagi. Dia sudah mengkhianati persahabatan mereka.

"Gue kenal. Emang ada apa? Lo sekelas sama dia kan? Dia bikin masalah? Emang ya. Dia itu pembuat masalah," cibir Nindya tak suka.

"Bukan gitu. Lo harus dengerin gue. Nadia pernah cerita tentang lo ke gue. Gue tau kalian pernah sahabatan dan akhirnya marahan. Tapi Nin, Nadia bilang ke gue kalau dia masih pengen sahabatan sama lo. Dia sayang sama lo," jelas Surya.

Nothing ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang