Waktu terasa semakin berlalu. Mereka sudah kelas 12.
"Lo daftar SNMPTN ke mana Nad?" tanya Surya sambil memegang smartphone-nya.
"Gue Manajemen UI sama PGSD UNJ, Sur. Lo?"
"Wih sama dong. Gue juga Manajemen UI. Pilihan keduanya Ilmu Komunikasi UI."
"Semoga kita keterima ya."
"Aamiin."
"No, kalau lo daftar mana?" tanya Surya.
"Gue HI UNPAD. Doakan ya," jawab Nino.
"Wih. Semoga kita semua keterima ya."
"Aamiin."
"Gue ikut seneng kalian lolos PDSS dan bisa ikut SNMPTN. Gue doain mudah-mudahan kalian keterima," ujar Uzi.
"Aamiin. "
"Lo juga ya Zi. Meskipun lo nggak bisa ikut SNMPTN, mudah-mudahan lo sukses lewat jalur SBMPTN," kata Surya.
"Aamiin."
***
Beberapa minggu lagi mereka melaksanakan USBN dan UNBK."Seperti biasa ya. Kita belajar bareng," ajak Surya ketika jam istirahat berlangsung.
"Oke. Nanti di rumah siapa, nih?" tanya Nino.
"Di rumah gue aja gimana? Sekali-kali gitu," usul Uzi.
"Hmm..boleh. Jam 4-an aja ya," kata Surya.
"Oke," kata Nadia, Uzi dan Nino.
"Ntar gue jemput lho ya, Nad," kata Surya.
"Oke."
Tanpa sepengetahuan mereka, Jasmine melihatnya dan mendengar percakapan mereka. Sebelum pergi ke kelasnya, Jasmine tersenyum jahat.
***
Surya mengendarai motornya keluar dari kompleks perumahannya. Perjalanannya menuju rumah Nadia berjalan lancar, hingga..."Aduh, kok ban motor gue kempes gini sih? Perasaan tadi udah nggak kenapa-kenapa," keluh Surya.
Ia turun dari motornya, dan memegang ban motornya. "Duh, gimana nih? Mana nggak ada bengkel lagi di sekitar sini. Terpaksa deh gue harus jalan."
Surya menuntun motornya cukup jauh sampai akhirnya tiba di bengkel. Surya duduk di sebuah kursi sambil menunggu motornya diperbaiki.
"Huft. Gue kasian sama Nadia kalau kayak gini."
Surya mengetikkan pesan pada Nadia.
Surya : sorry, Nad. Gue kyknya gk bisa jmpt lo. Motor gue bannya kempes. Lo berangkat sendiri aja ke rumah Uzi. Tau kan, rumahnya Uzi?
Nadia : Iya, nggak apa-apa. Ntar gue naik bus aja. Gue tau kok rmhny Uzi
Surya : oke. Maaf y ngrepotin
Nadia : gpp :)
Surya bernapas lega.
***
Nadia turun dari bus. Jika hendak ke rumah Uzi, ia harus berjalan sekitar 300 meter dari tempat ia turun dari bus.Baru sebentar lagi ia sampai ke rumah Uzi. Ketika ia hendak menyebrang, tiba-tiba saja ada mobil berwarna merah yang mengklakson. Nadia terkejut. Tiba-tiba saja, mobil itu menabraknya dan Nadia terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Tidak ada yang menolong Nadia. Jalanan sangat sepi.
Terdapat empat gadis cantik dari dalam mobil itu. Mereka tertawa puas melihat Nadia yang tergeletak di jalanan kompleks. Mereka bertos ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible
Teen Fiction[SUDAH TAMAT] Nadia selalu berada di peringkat terakhir di sekolah. Dia juga tidak punya bakat apapun. Apa-apa yang dilakukannya selalu salah dimata orang. Dia ingin seperti teman dan adiknya yang selalu jadi juara 1. Namun orang-orang sekelilingnya...