Part 39 | Karma

3.2K 106 1
                                    

Beberapa hari berlalu. Akhirnya, pelaku yang sudah menabrak Nadia terungkap. Jasmine, Rosa, Amanda dan Gita ditangkap oleh pihak kepolisian dan dijatuhi hukuman penjara.

Rekaman kamera cctv pinggir jalan di sekitar rumah Uzi menjadi saksinya. Mungkin saat itu Jasmine dan teman-temannya terlalu santai merasa tidak ada yang dapat mengetahui kejadian itu sampai-sampai tidak sadar bahwa ada cctv di pinggir jalan.

Setelah kejadian itu, mereka pun berpesta narkoba di hotel bersama pacar Jasmine, Ifan, yang baru dua bulan ini menjalin hubungan. Mereka digrebek oleh polisi dan membuat mereka lebih lama ditahan dipenjara.

Nasi sudah menjadi bubur. Mereka berempat hanya bisa menangis di balik jeruji besi. Bahkan tangis mereka tidak berhenti sampai orangtua mereka datang membesuk.

"Ma, Amanda nggak mau dipenjara, Ma. Amanda masih mau sama Mama. Bantu Amanda bebas, Ma. Amanda masih mau kuliah," ucap Amanda sambil menangis diiringi isakan.

"Nak, ini balasan untuk kamu. Sudah berulangkali Mama bilang, jangan salah bergaul. Kamu harus berteman dengan orang yang bisa membuat kamu menjadi lebih baik. Almarhum Papa kamu kan juga sudah pernah bilang begitu. Tapi kamu selalu membantah. Sekarang kamu hanya bisa menyesal, kan? Tapi nggak apa-apa. Kamu sekarang udah ngerti kalau ini salah. Kalau kamu sudah bebas, jangan ulangi lagi. Kamu harus dengar kata Mama," tegas Mama Amanda.

Amanda masih menangis tersedu. Ia menyesal. Seharusnya, dia tidak perlu mengikuti perintah Jasmine waktu itu.

"Bundaaa... Ayaahh... Maafin Rosa. Rosa...Rosa nggak tahu kalau bakal begini jadinya," kata Rosa menangis tersedu-sedu.

Bunda dan Ayah Rosa saling menatap dan ikut bersedih.

"Nak, ayah sama Bunda juga minta maaf. Ini salah kami yang kurang memperhatikan kamu. Kita terlalu sibuk dengan pekerjaan. Kalau kamu sudah bebas, kami berjanji bakal lebih memerhatikan kamu," ujar Ayah Rosa tersenyum mengusap kepala Rosa.

"Iya, Nak. Maafkan kami ya," sambung Bunda Rosa. "Satu lagi. Kalau kamu sudah bebas, kamu harus bisa jadi manusia yang lebih baik lagi."

"Iya, Bun."

Sementara itu, orangtua Gita ribut saling menyalahkan satu sama lain.

"Ini nih akibat perbuatan kamu! Kerjaannya kalau nggak arisan, ngegosiipp mulu sama tetangga. Anak nggak diperhatiin. Akhirnya jadi gini, kan?!" kata Papa Gita emosi.

"Lho, kok, jadi salahkan aku sih? Kamu tuh yang terlalu sibuk kerja sampai nggak inget anak istri! Jadi nggak ada yang merhatiin anak-anak. Dulu Aryo yang dipenjara, sekarang Gita. Ini gara-gara kamu nggak merhatiin anak!" balas Mama Gita tidak mau kalah.

Ngomong-ngomong, Aryo adalah kakak Gita yang pernah tersandung kasus narkoba.

"Heh, aku itu kerja juga buat kamu dan anak-anak! Kalau aku nggak kerja, siapa yang menafkahi kalian? Hah?!"

Gita hanya bisa menangis melihat pertengkaran orangtuanya.

Berbeda dengan yang lainnya, Jasmine tidak dibesuk oleh keluarganya. Keluarganya sudah dibuat sangat malu olehnya. Apalagi keluarga Jasmine dari keluarga yang terpandang dan kaya. Sudah tentu mereka malu jika reputasinya hancur karena ulah Jasmine.

Maka dari itu, Jasmine hanya bisa menangis.

Setelah orangtua mereka selesai membesuk dan pulang ke rumah masing-masing, mereka sibuk saling menyalahkan.

"Ini semua gara-gara lo, Jes. Ide lo yang buat kita jadi kayak gini. Nyesel gue ngikutin lo," cetus Amanda sinis dengan air mata yang masih terurai.

"Iya, gue juga. Gue nyesel senyesel-nyeselnya!" lanjut Rosa kesal.

"Heh! Kok gue yang disalahin sih? Yang bilang ide gue keren siapa? Bukannya kalian? Kalian juga setuju dengan ide gue itu kan?" balas Jasmine.

Nothing ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang