Part 18 | Masa Lalu

2.5K 120 0
                                    

Masa Orientasi Siswa sudah berakhir. Sekarang, para siswa mulai melaksanakan pelajaran.

"Eh, sumpah ya. Cowok yang waktu itu nabrak gue ganteng banget. Gue nggak kuat ngeliatnya," Kata Jasmine yang sedang berbincang-bincang dengan sahabat-sahabatnya saat Nadia baru tiba di kelas.

"Masa' sih, Jes. Seganteng apa sih orangnya?" Kata Gita.

"Ya ganteng lah pokonya. Mantan terindah gue aja lewat,"

"Gila. Mantan terindah lo aja ganteng gitu apalagi orang yang ketemu lo," Kata Amanda.

"Pada ngomongin apa sih?" Tanya siswi cantik berkucir 2.

"Kita ngomongin cogan," Kata Rosa.

"Cogan? Cogan. Co-gan. COmbro dan GorengAN?"

"Aduh. Astaga Lola. Lo lemot amat sih. Masa' lo nggak tau cogan?" Kata Gita.

"Eng..gak," Kata siswi yang dipanggil Lola tadi sambil menggeleng polos.

Jasmine menepuk jidatnya. Mimpi apa dia semalem bisa dapat teman yang lemot seperti itu di SMA.

"Nih, ya. Gue kasih tau. Cogan itu singkatan dari COwok GANteng. Bukan COmbro dan GorengAN," Kata Jasmine.

"Oohhh...,"

"Nad, mereka lagi ngomongin siapa sih?" Tanya Nindya berbisik pada Nadia.

"Nggak tau. Tanya aja ke mereka. Paling juga ngomongin cowok," Kata Nadia cuek.

"Oh. Eh iya Nad. Dulu, lo bilang lo punya pacar ya? Siapa? Kenalin dong," Kata Nindya.

Wajah Nadia mendadak lesu.

"Gue...udah putus sama pacar gue Nin,"

"Hah? Masa'? Ceritain dong,"

"Jadi, gue pacaran sama cowok yang namanya Ifan. Gue sama dia itu udah pacaran selama enam bulan. Pas hari jadian kita yang keenam bulan, kita ngadain acara makan romantis di restoran mewah. Gue sayang banget sama dia. Gue juga ngerasa dia sayang sama gue.

"Tapi ternyata gue salah. Dia selingkuh pas hari jadian kita yang keenam bulan. Gue nggak nyangka banget waktu itu. Yang bikin gue tambah kesel, pas gue tau cowok gue itu selingkuh sama temen gue yang udah deket banget sama gue. Gimana nggak sakit hati coba kalau kayak gitu?" Kata Nadia. Ia jadi teringat kejadian 3 bulan lalu itu.

"Oh gitu. Sabar ya, Nad. Suatu saat pasti mantan lo dapet balasannya. Yang pasti lo harus berusaha move on dan buat mantan lo menyesal udah sia-siain lo,"

"Iya, Nin. Makasih ya. Lo itu bener-bener sahabat terbaik. Mudah-mudahan kita terus bersama ya Nin,"

"Iya, Aamiin. Omong-omong, temen lo yang selingkuh sama cowok lo itu siapa sih? Berani-beraninya dia udah nyakitin perasaan lo,"

"Dia itu namanya Fathin. Gue sama dia udah deket semenjak gue jadi anak baru di SMP. Dia itu sering ngajak gue kemana-mana dan gue kira dia teman yang setia. Tapi ternyata..,"

"Hah? Tunggu. Tadi namanya Fathin?"

"Iya. Emang kenapa?"

"Lo ada fotonya nggak?"

"Hmm ada," Nadia mengeluarkan handphonenya dan memperlihatkan fotonya saat bersama Fathin.

"Oh, jadi si cabe itu yang udah nyakitin perasaan lo. Nggak cukup apa dia udah mecahin pertemanan gue sama Lia dan Cinta?"

"Hah? Lo kenal sama mereka?"

"Iya, kenal. Banget malah. Sebelum gue di SMP yang sama kayak lo waktu itu, gue kan sebelumnya di SMP Pancasila. Sorry, Nad. Selama ini gue nggak pernah cerita tentang mereka,"

"Oh, gitu. Ceritain dong,"

"Jadi, gue itu dulu sekelas sama Fathin, Cinta dan Lia. Gue sahabatan sama Lia dan Cinta. Tapi lama-kelamaan, hubungan gue sama mereka hancur gara-gara Fathin. Dulu kan gue deket sama pacarnya Lia, Ernest. Sebenarnya gue sama Ernest juga cuma deket sebagai teman biasa aja kok. Nggak lebih. Udah gitu rumah Ernest deket sama rumah gue.

"Terus, si cabe alias si Fathin itu nuduh gue sebagai orang ketiga dalam hubungan Lia dan Ernest. Gue juga nggak ngerti waktu itu. Padahal Ernest juga yang deketin gue. Itu juga karena mau minta ajarin matematika. Lia jadi benci sama gue. Cinta juga jadi benci sama gue. Gue sakit hati banget. Gue sebel sama si Fathin. Selain udah ngehancurin hubungan gue sama Lia, dia itu cabe. Kerjaannya cuma main dan main. Malah kadang, clubbing sampai malem. Kadang juga sama om-om. Ih, mit amit pokoknya,"

"Hah? Masa' sih? Untung selama gue main sama Fathin nggak pernah diajak clubbing dan nggak jadi cabe,"

"Iya. Syukur deh kalau gitu. Jangan sampai lo jadi cabe kayak dia. Mending jadi anak rumahan aja hahahahahahahah,"

"Haha iya,"

' Anak rumahan? Apa gue bakal betah di rumah? Secara Mama selalu marahin gue' Batin Nadia.

***
Sudah 3 bulan kejadian itu, masih saja Nadia belum bisa menghilangkan saat-saat terindah bersama Ifan. Menyedihkan memang ketika kita sayang dengan seseorang, tetapi orang itu menyakiti perasaan kita. Itu yang dirasakan Nadia.

Seperti saat ini. Sepulang sekolah ia hanya merenung memikirkan kejadian itu di kamarnya sambil melihat pemandangan di luar jendela yang sebenarnya indah tapi di mata Nadia menjadi terlihat biasa saja.

Tanpa disadari, air matanya mengalir membasahi pipinya.

"Nadia, buka pintunya. Ayo makan. Mama tunggu dibawah ya," Kata Mama Nadia sambil mengetuk pintu kamar Nadia. Nadia cepat-cepat menghapus air matanya. Dia langsung turun dan makan bersama keluarganya.

Di ruang makan...

"Nih, makan siang kita hari ini. Ada tumis kangkung, pecel lele sama tahu goreng. Oh, iya. Sambel gorengnya juga. Ini semua Rena yang masak lo," Kata Mama.

"Hmm," Nadia menjawab sekenanya.

"Wah, kayaknya enak nih. Papa coba ya," Kata Papa. Kebetulan, hari ini Papa pulang siang.

"Enak nggak Pa?" Tanya Rena.

"Uhmm.. enak banget Rena. Apalagi sambelnya nih. Mantap!" Papa Nadia tampak menikmati masakan Rena.

"Kamu juga makan Nadia. Ini masakan adikmu, lho! Kamu juga harusnya bisa masak kayak Rena. Biar gampang cari suami. Cowok kan suka cewek yang bisa masak,"

"Iya," jawab Nadia sekenanya. Mama Nadia melihat Nadia yang tampak tidak bersemangat.

"Hmmh.. pasti kamu nangis lagi, kan?" Kata Mama pada Nadia.

Nadia hanya terdiam.

"Udah Mama bilang dari dulu. Dia itu pasti bukan cowok baik-baik. Kamu nggak percaya sih,"

"Iya, Ma. Maaf Nadia waktu itu nggak percaya. Sekarang Nadia bakal hati-hati kalau temenan,"

"Iya. Gitu dong! Untung nilai UN kamu bagus. Jadi kamu bisa sekolah di SMA favorit. Tapi jangan seneng dulu. Kamu masih harus belajar terus biar masuk perguruan tinggi negeri atau kalau nggak universitas di luar negeri,"

"Iya, Ma. Udah ah. Nadia mau makan," Kata Nadia mengambil nasi dan lauk pauk.

*****
Mumpung lagi niat. Aku update lagi nih. Hihiihi...

Menurut kalian, ceritaku gimana? Kasih kritik dan saran donk! Butuh nih. Dari dulu aku pengen jadi penulis. Aku masih belajar nih buat jadi penulis. Heheheh...

Jangan lupa Vote dan comment ya...

Follow ig : fidanabila2

Twitter: FidaNabila6

See you

Bye bye

Nothing ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang