Jam istirahat pun tiba...
Nadia menepati janjinya dengan cowok aneh yang ngirim pesan misterius itu.
"Thin, anterin gue ketemuan sama cowok misterius itu yuk," kata Nadia pada Fathin.
"Oke. Yuk," Kata Fathin semangat.
Ketika mereka baru saja hendak pergi ke luar kelas, tiba-tiba hp Nadia bergetar. Ternyata pesan dari orang misterius itu.
(+62) 8123454321: Gue pengen lo dateng sendiri ke taman itu, jgn ditmnin sm siapapun
Orang itu seolah-olah tau bahwa Nadia akan pergi ke taman itu bersama dengan temannya.
"Thin, orang itu bilang kalau gue gak boleh ditemenin di taman itu,"
"Hah??! Dasar orang aneh. Ya udah deh lo sendiri aja. Eh, tapi hati-hati ya. Siapa tau orang itu orang gak bener,"
"Iya, gue bakal jaga diri baik-baik kok," Nadia tersenyum.
***
Nadia sudah berada di taman belakang sekolahnya. Nadia melihat sekelilingnya, tapi tak ada siapa-siapa. Sebenarnya, siapakah orang misterius yang mengirim pesan pada Nadia?Selang beberapa detik, datang seseorang dari belakang Nadia.
"Udah nunggu lama ya?" Kata orang itu. Nadia berbalik badan dan..
"Siapa lo?" Tanya Nadia. Nadia terkejut ketika melihat orang itu. Bayangan Nadia, yang ditunggu sedari tadi itu orangnya tinggi besar, sangar dan berandalan. Tapi nyatanya, orang itu berpenampilan culun dengan kacamata tebal di matanya.
"Kenalin, g...gue Ce..ce..Cecep. Gue yang semalem SMS lo. Nama lo siapa?" Kata orang itu yang ternyata bernama Cecep. Cecep termasuk orang yang gagap kalau bicara.
"Gue Nadia. Jadi elo yang ngesms gue itu! Trus, apa maksud lo SMS gue segala, Hah?!"
"Se..sebenarnya, g..gue cu..cuma disuruh. Kata-kata di SMS itu, sebenarnya bukan gue yang ngarang sendiri. Gue cuma disuruh sama... Ifan,"
"Tapi ngapain dia nyuruh lo SMS gue segala?"
"G..Gue gak tau. Tapi, d...dia emang sering kayak gitu. G..Gue sering ba..banget disuruh-suruh yang a...aneh kayak gitu. Dia se..sering deketin gue sa..sama cewek di sekolah ini. Ta..tapi, dia seneng banget ka..kalau cewek itu nolak gue. Mungkin karena gue culun. Dia juga pernah bilang kalau orang culun kayak gue gak bakalan bisa dapet cewek. Yang pasti, gue udah gak tahan sama dia. Gue sering dijailin,"
"Udah udah. Lo yang sabar ya. Mmm... mungkin, dia mau comblangin lo sama gue. Gimana kalau gue pura-pura jadi pacar lo aja? Tapi ini rahasia ya. Mungkin Ifan bisa berubah pikiran dan menganggap orang kayak lo juga bisa dapet cewek. Mungkin Ifan juga gak bakalan ngebully lo lagi,"
"Mmm, oke deh. Tapi, kalau lo yang dibully gimana?"
"Udah tenang aja, gue juga pernah dan sangat sangat kebal sama yang namanya dibully,"
"Oh, oke. Makasih ya,"
***
"Apa?! Yang bener lo! Jadi orang yang SMS lo itu Cecep? Trus, masa' lo mau sih jadi pacar bohongan Cecep?" kata Lia. Mumpung lagi free class, Nadia dan teman-temannya mengobrol di kelas."Ya gak papa lah Li, daripada dia dibully karena culun dan gak bisa dapet pacar,"
"Kasian ya si Cecep. Gue sering loh, liat dia dibully sama Ifan. Pernah, sepatunya Cecep digantung di pohon yang tinggi. Trus si Ifan bilang kalau Cecep bisa ambil sepatu itu, si Cecep bakalan punya pacar yang cantik dan bakal jadi cowok yang ditaksir banyak cewek. Cecep gak bisa ngambil dan untung ada orang yang bantuin Cecep. Cuma gue kasian sama Cecep, dia jadi gak pede sama dirinya. Dia juga gak punya temen, kasian ya," kata Fathin. Seketika Nadia terdiam. Wajahnya terlihat pucat.
"Kenapa lo Nad?" Tanya Cinta.
"Gak papa kok. Gue cuma keinget waktu dulu. Dulu, gue juga udah pernah dibully dan gak punya temen kayak Cecep. Gue bersyukur, sekarang gue punya temen yang baik kayak kalian," Nadia pun tersenyum.
"Hah?! Jadi lo pernah dibully? Ya ampun Nad, kasian banget lo. Pasti orang yang bully lo itu orang gak tau diri!" Kata Lia.
"Udah udah. Gue gak mau bahas hal itu lagi. Sekarang kan kehidupan gue jadi lebih baik,"
"Iya," Kata Cinta tersenyum.
"Eh, ngomong-ngomong Nadia sama Cecep punya kisah yang sama. Jangan-jangan mereka jodoh. Hahahahaha," Kata Fathin.
Tiba-tiba Lia dan Cinta tertawa bersamaan."Ih, apaan sih! Gue lagi yang kena! Kemarin Ifan, sekarang Cecep,"
"Santai aja kali Nad. Ya elo tinggal pilih aja. Mau pilih siapa antara Ifan sama Cecep?" Kata Fathin.
"Gue golput aja mendingan,"
"Gak boleh golput. Sebagai warga negara yang baik, kita wajib memilih dan gak boleh golput," Kata Lia.
"Emangnya pemilu?" Kata Nadia.
"Ya lo pilih aja diantara mereka berdua. Siapa tau diantara mereka itu jodoh lo!" Kata Fathin.
"Iya juga sih. Udah ah, gak usah milih. Gue itu tipe orang yang gak bisa menentukan pilihan,"
"Ya udah sih terserah lo," kata Fathin.
***
Keesokan harinya...Ternyata, kabar bahwa Nadia dan Cecep pacaran tersebar luas seantero SMP Pancasila. Bahkan hal ini terdengar oleh Ifan.
Ifan dan kawan-kawan menghampiri Cecep yang sedang asyik membaca buku. Cecep tiba-tiba terkejut dan menutup bukunya setelah tau bahwa Ifan dan kawan-kawan menghampirinya.
"Heh, Cecep culun! Gue mau tanya sesuatu sama lo! Jadi, pas gue suruh lo SMS cewek waktu itu, cewek itu Nadia?" Tanya Ifan.
"I..iya. B..bukannya lo yang wa..waktu itu ngasih nomornya ke g...gue ya?"
"Iya, gue tau! Tapi gue gak tau kalau nomer itu nomer Nadia! Yang gue tau, gue cuma dapet dari buku telepon siswa yang ada di ruang guru. Padahal Nadia anak baru, tapi kok dia udah nulis nomernya ya? Ah udah lupain aja," Kata Ifan.
"Udah bos, langsung to the point aja," Kata Rizky, salah seorang teman Ifan.
"Oke." "Eh, Cep! Sebenarnya gue datengin lo karena mau ngomong sesuatu yang penting!" Lanjut Ifan.
"A..apa? B..bi..bilang aja," Kata Cecep.
"Lo jadian sama Nadia?" Tanya Ifan
"Mm.. i..iya Fan. G..Gue ja..jadian sama Nadia,"
"Oh gitu ya? Hebat ya Lu. Akhirnya orang cupu kayak lo bisa punya pacar! Cantik lagi,"
Cecep pun tersenyum.
"Eittss... tapi lo harus tau satu hal,"
"A..a..apaan?"
Ifan mendekatkan wajahnya ke wajah Cecep.
"Gue suka sama Nadia," kata Ifan berbisik tapi masih terdengar oleh teman-teman Ifan.
Cecep terdiam.
"Dan lo harus hati-hati aja, kalau suatu saat pacar lo itu bakal gue rebut! Entah itu secara halus, atau dengan paksaan! Yang pasti lo harus ikhlas,"
Cecep masih terdiam.
"Ya udah deh. Kayaknya omongan gue cukup jelas di telinga lo. Ok guys. Kita pergi dari sini," Kata Ifan sambil berlalu pergi dan teman-temannya mengikuti Ifan dibelakangnya.
Cecep mulai panik dan was was. Sebenarnya, Nadia memang bukan siapa-siapanya dan hanya sebagai pacar bohongannya. Tapi, masalahnya dia tidak ingin Nadia terluka dan terjerumus ke hal negatif karena Ifan. Cecep tau Nadia orang yang baik dan seharusnya juga mendapat perilaku yang baik dari orang lain.
*****
Hai... aku udah update lagi nih. Mudah-mudahan kalian suka ya dengan part ini. O, iya. Maaf ya bagi yang menunggu kelanjutan "Teror Kopi Panas" aku masih belum bisa ngelanjutin. Aku lagi seneng ngelanjutin cerita ini. HehehehJangan lupa Vote dan comment ya kalau suka.
Kritik dan sarannya juga disampaikan aja
See you..

KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible
Teen Fiction[SUDAH TAMAT] Nadia selalu berada di peringkat terakhir di sekolah. Dia juga tidak punya bakat apapun. Apa-apa yang dilakukannya selalu salah dimata orang. Dia ingin seperti teman dan adiknya yang selalu jadi juara 1. Namun orang-orang sekelilingnya...