Beberapa bulan kemudian...
"Wah, nggak kerasa ya. Seminggu lagi kita UN," Kata Fathin.
"Iya. Nanti pas UN, seperti biasa. Kita nyontek Cecep. Kalau pun paket soalnya beda, kita suruh aja si Cecep bantuin ngerjain. Kemarin aja nilai TPM ke 2 sampai TPM terakhir gue jadi naik gara-gara dibantu Cecep," Kata Nadia.
"Iya. Gue juga. Kita kan nggak usah repot-repot belajar jadinya. Hahaha," Kata Lia.
"Iya, betul betul," Kata Fathin.
"Seminggu ini mau kita pakai buat apa nih?" Tanya Cinta.
"Hmmm kayaknya jalan-jalan seru deh," Kata Fathin.
"Tapi, jalan kemana?" Tanya Nadia. Fathin tampak berfikir.
"Ya kemana aja. Yang penting kita nggak di rumah doang. Bosen," Kata Fathin.
"Iya, bener lo. Gue setuju sama lo, Thin,"
***
Beberapa hari ini Nadia, Fathin, Cinta, Lia dan Ifan hanya jalan-jalan dan tidak belajar. Hingga tak terasa, UN tinggal 3 hari lagi. Hari ini mereka tidak sekolah karena biasanya, sebelum UN ada hari tenang alias tidak pergi ke sekolah."Kita mau jalan kemana lagi?" Tanya Fathin. Sekarang mereka ada di rumah Fathin. Kebetulan orangtua Fathin sedang pergi.
"Uhmm... gimana kalau ke Mall?" Kata Lia.
"Oke. Gue juga lagi kepengen shoping," Kata Nadia.
"Gue setuju," Kata Cinta.
"Gue males. Dari kemarin gue cowoknya sendiri. Sial," Kata Ifan.
"Ya nggak apa-apa. Atau mau ngajak Ernest pacarnya Lia? Atau Alvin pacarnya Cinta? Atau Andhika pacarnya Fathin?" Kata Nadia.
"Udah, Nad. Jangan ngomongin Andhika," Kata Fathin tiba-tiba.
"Lho? Emang kenapa, Thin?" Tanya Nadia.
"G..Gue udah putus sama dia,"
"Hah?! Yang bener lo?" Kata Lia tak percaya.
"Lo putus? Masa'?" Cinta pun tak percaya.
"Kok lo bisa putus sama dia, Thin?" Tanya Nadia.
"Ya sebenarnya ini simpel. Gue sama dia putus gara-gara kita mau UN. Dia putusin gue karena dia takut kalau masih pacaran sama gue dia nggak bisa fokus belajar. Gue jadi benci sama dia. Sekarang gue juga udah move on," Jelas Fathin.
"Oh, gitu," Kata Nadia.
"Oh. Eh, kapan nih kita jalan ke Mall nya?" Tanya Lia.
"Ya udah yuk ke Mall. Nggak apa-apa deh gue cowoknya sendiri. Yang penting kita happy," Kata Ifan.
"Ya udah yuk, keburu sore," Kata Fathin.
***
"Gue udah belanja banyak banget nih. Pulang yok," Kata Fathin. Kedua tangannya dipenuhi tas plastik ukuran besar yang berisi belanjaan Fathin."Iya, yok," Kata Cinta yang membawa tas plastik yang berisi belanjaan di tangan kanannya.
Baru saja mereka melangkah beberapa meter, Nadia melihat sebuah toko perhiasan yang berada di dalam Mall itu. Nadia berhenti sejenak. Matanya tertuju pada kalung perak berbentuk hati yang tersimpan di sebuah lemari kaca. Nadia suka kalung itu. Tanpa disangka, Ifan melihat Nadia.
"Kamu kenapa, Nad?" Tanya Ifan.
"Eh. Nggak ada apa-apa kok. Yuk lanjut jalan," Nadia dan Ifan pun berjalan menyusul Fathin dan yang lain yang sudah berjalan duluan mendahului mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible
Teen Fiction[SUDAH TAMAT] Nadia selalu berada di peringkat terakhir di sekolah. Dia juga tidak punya bakat apapun. Apa-apa yang dilakukannya selalu salah dimata orang. Dia ingin seperti teman dan adiknya yang selalu jadi juara 1. Namun orang-orang sekelilingnya...