Part 30 | Bukan Dia Tapi Saya

2.3K 99 0
                                    

Pagi ini, kelas XI IPS 2 berbaris rapi di lapangan. Hari ini pelajaran olahraga sedang berlangsung. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk bermain basket.

Tim Surya bermain terlebih dahulu melawan tim Aldi. Ketika mereka bermain, terdengar teriakan dari para siswi selain Nadia. Gadis itu hanya diam memerhatikan gerak-gerik Surya yang lincah, memasukkan bola ke ring, dan akhirnya bisa memenangkan pertandingan.

Setelah siswa laki-laki bermain basket, selanjutnya giliran siswa perempuan yang bermain. Nadia berada di tim yang dipimpin oleh Vanessa. Sebenarnya tidak ada yang ingin berkelompok dengan Nadia. Akan tetapi, tim dibagi secara acak oleh Pak Tejo selaku guru olahraga.

"Nad, kalau main tuh yang bener dong! Masa' drabble bola aja nggak bisa!" seru Vanessa.

Nadia nyaris kehilangan keseimbangan mendengar suara Vanessa yang berada tepat di telinganya itu. Tak sengaja, ia menyenggol Vanessa dan membuat tubuh cewek itu tersungkur.

"Aw!" ringis Vanessa.

Teman-teman Vanessa menghampirinya dan membantu ia bangun. Luka di tangan dan kaki Vanessa cukup parah hinggaerlu di bawa ke UKS.

Nadia merasa bersalah, tapi percuma saja. Ia tidak bisa melakukan apapun, meminta maaf saja tidak diterima. Akhirnya, ia hanya berharap semoga Vanessa baik-baik saja.

Jasmine dan kawan-kawannya berjalan melewati koridor. Mereka hendak menuju kantin karena kebetulan kelas mereka sedang jam kosong.

Mereka mendapati Vanessa yang dituntun untuk berjalan ke UKS dengan luka yang cukup serius.

"Eh, lo kenapa Van? Kok luka begini?" tanya Jasmine iba.

"Tuh, gara-gara temen lo tuh!" balas Vanessa sinis.

"Temen? Temen yang mana ya? Temen gue mah semuanya baik-baik."

"Itu, si Nadia."

"Nadia? Ih amit-amit ya, gue nggak sudi punya temen kayak dia!"

"Ih gue juga ogah! Udah lah gue mau ke UKS. Yuk guys."

Vanessa beserta teman-temannya berjalan menuju UKS.

"Eh, kita ke lapangan yuk. Di sana pasti ada Surya yang lagi olahraga," ajak Jasmine.

"Iya, yuk. Kapan lagi liat cogan olahraga," balas Amanda.

"Yuk. Gue juga mau liat Aldi lagi olahraga," timpal Gita.

"Yuk. Biasanya kan, cogan yang lagi olahraga itu gantengnya dua kali lipat. Keringetan tapi uh," celoteh Rosa.

"Idih, gue mah ogah ngeliat orang yang keringetan. Mau cogan kek, mau orang biasa kek, mau tukang kebun kek, kalau keringetan mah ya pastinya bau lah. Ogah gue deket-deket mereka," ucap Lola bergidik ngeri.

"Ya udah kalau lo nggak mau ngeliat mereka si gak papa. Kita berempat aja yang ke sana. Yuk guys," ajak Jasmine.

"Yuk yuk. Lola mah tinggal aja," kata Gita. Jasmine, Gita, Amanda dan Rosa pergi meninggalkan Lola.

"Eh eh, tungguin woi. Jahat banget si jadi temen," seru Lola mengejar teman-temannya.

***
"Ayo, Nad. Lo pasti bisa," seru Surya menyemangati Nadia yang mencoba memainkan bola dan memasukannya ke dalam ring. Keadaan lapangan sudah cukup sepi karena mereka beristirahat sejenak menuju kantin. Ada juga yang masuk ke kelas. Di lapangan hanya ada Surya, Nadia, Uzi, Nino dan beberapa siswa cowok yang duduk di pinggir lapangan.

"Yah, nggak masuk," seru Nadia ketika bola yang ia lempar tidak masuk ring.

"Nggak apa-apa, coba lagi. Lo pasti bisa."

Nothing ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang