"Gimana hari pertama UAS kamu, sayang? Bisa ngerjain?" tanya Mama lembut dengan senyuman. Nadia senang akhirnya Mama bisa bersikap baik padanya. Baru kali ini, Nadia disambut dengan senyuman oleh Mama ketika pulang sekolah.
Nadia mengangguk. "Alhamdulillah, Ma. Ini berkat doa Mama."
Mama tersenyum. "Kamu mau di masakin apa?"
"Apa aja, Ma. Masakan Mama kan selalu enak."
"Kamu bisa aja," ucap Mama. "Lain kali kamu juga harus belajar masak ya. Mama pengen anak-anak Mama pintar masak."
"Iya, Ma. Nadia ganti baju dulu ya, Ma."
Mama mengangguk. "Iya, sayang."
Nadia pun menuju kamar.
"Assalamu'alaikum," ucap Rena.
"Wa'alaikumussalam."
Rena menghampiri Mama dan mencium tangannya.
"Eh, Rena. Gimana hari pertama UAS kamu?"
"Alhamdulillah lancar, Ma."
"Alhamdulillah."
"Mama mau masak apa, Ma?" tanya Rena.
"Mama mau masak kangkung kesukaan kamu." Mama tersenyum gembira. "Sama ayam goreng bumbu rujak kesukaan Nadia."
Rena mengernyit. "Tumben Mama masakin makanan kesukaan Kak Nadia."
Mama tersenyum. Kemudian, Nadia datang menghampiri mereka berdua.
"Sebentar anak-anak Mama tercinta. Mama masak dulu."
"Oke, Ma."
Rena masih heran dengan sikap Mama saat ini. Ya sudah lah. Mungkin Mama dan Nadia sudah baikan.
***
Surya : Nad, nanti gue sama temen-temen ke rumah lo ya? Mau bljr barengNadia : Tumben d rmh gue. Oke deh :)
Surya : Sekali kali ganti tempat. Ntar kita ke rmh lo jam 4 sore ya
Nadia : Oke
Nadia bergegas turun menghampiri Mama yang sedang memasak di dapur setelah membalas pesan tersebut.
"Ma, nanti temen-temen Nadia mau ke sini. Mau belajar bareng."
"Oh gitu. Berapa orang?"
"Hmm...sebentar Ma."
Nadia mengetik pesan pada Surya.
Nadia : Berapa org yg k sini
Surya : seperti biasa. Gue, Uzi, Nino, Nindya
Nadia : oke
"Empat orang, Ma."
"Oh, oke. Jam berapa ke sininya?"
"Jam 4."
Mama melirik jam yang ada di dapur. Pukul 14.00. Masih ada dua jam untuk menyiapkan makanan.
"Oke. Nanti kamu siapin minuman ya."
Nadia mengangguk. "Iya, Ma."
"Ma, nanti Rena pergi ke rumah Sindy ya. Ada kerja kelompok." Rena tiba-tiba menghampiri Mama.
"Jam berapa? Boleh aja."
"Jam 3 sore, Ma. Makasih Mama."
"Iya, sama-sama. Nanti belajarnya di ruang tamu aja, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible
Teen Fiction[SUDAH TAMAT] Nadia selalu berada di peringkat terakhir di sekolah. Dia juga tidak punya bakat apapun. Apa-apa yang dilakukannya selalu salah dimata orang. Dia ingin seperti teman dan adiknya yang selalu jadi juara 1. Namun orang-orang sekelilingnya...