Tok tok tok
Terdengar suara ketukan jendela kamar Nadia yang diketuk dari luar kamar. Suara itu terdengar berulang-ulang. Nadia yang sedang tertidur nyenyak pun terbangun.
"Suara apa itu?" Gumamnya. Ia melihat jam dan ternyata masih jam 00.00. Suara itu terdengar lagi. Ia mulai ketakutan.
"Siapa ya?" Katanya mencoba melawan takut. Dia coba menghampiri sumber suara itu. Dan setelah dia membuka jendela kamarnya, ternyata....
"🎵 Happy birthday to you... happy birthday to you...
Happy birthday, Happy birthday, Happy birthday to you... 🎵" ternyata dari tadi Nindya yang mengetuk jendela kamar Nadia. Nindya datang sendirian sambil membawa kue tart dan sebuah bingkisan."Ya ampun Nindya! Kamu bikin aku kaget banget tau gak!" Nadia teriak saking kagetnya.
"Sstt jangan berisik. Nanti tetangga-tetangga pada bangun," kata Nindya.
"Iya, iya. Kamu tau aja kalau aku ulang tahun,"
"Iya dong. Nindya gitu loh, hehehehehe.. Eh iya. Nih, kado buat kamu," Nindya menyodorkan sebuah bingkisan.
"Makasih ya, Nin," kata Nadia mengambil bingkisan dari Nindya.
"Iya, sama-sama. Selamat ulang tahun ya, sahabatku sayang... semoga diumurmu yang sekarang, umurmu jadi berkah, kamu menjadi pribadi yang dewasa, tambah pinter, disayang orangtua, disayang semua orang, Aamiin,"
"Aamiin.." Nadia tersenyum. Sebenarnya dia agak pesimis dengan kata-kata Nindya barusan.
"Ya udah, yuk. Makan kuenya," kata Nindya. Nadia mengangguk dan ia memotong kue tart dengan pisau yang sudah disediakan. Mereka pun makan kue bersama-sama.
***
"Cie yang tambah tua 1 tahun," goda Nindya menyambut Nadia yang baru saja sampai di kelas."Apaan sih, Nin. Aku kan baru aja dateng, malah kamu gituin,"
"Heheheh," Nindya cengengesan. Nadia tersenyum.
"Btw, tadi malem kamu gak di marahin sama Mama Papamu?" tanya Nadia. Seketika wajah ceria Nindya berubah. Nindya hanya menunduk.
"Mama sama Papaku udah cerai. Aku tinggal sama Mamaku, tapi kasih sayang Mama ke aku berkurang semenjak Mama nikah lagi sama seorang pria. Mamaku gak pernah peduli sama aku. Jadi, Mamaku gak tau sama sekali kalau aku tadi malem pergi ke rumahmu. Aku langsung pergi aja naik motor Mamaku tanpa pamit. Mungkin aku salah, tapi aku gak tau harus gimana? Eh, kok aku malah jadi curhat begini ya," Nindya cerita panjang lebar.
"Gak papa kok Nin. Kamu jangan sedih lagi, ya. Tapi maaf banget, tadi aku udah bikin kamu baper,"
"Gak papa kok, Nad. Lagipula kan masih banyak orang yang sayang sama aku, termasuk kamu,"
'Ternyata aku sama Nindya itu nasibnya hampir sama. Cuma Nindya lebih beruntung. Dia masih punya temen selain aku' Batin Nadia.
***
Saat istirahat pun tiba. Suasana kelas begitu sepi. Hanya ada Nadia, Nindya, Jasmine, Rosa dan Gita. Nadia berniat membelikan makanan untuk teman sekelasnya, sekedar untuk syukuran ulang tahunnya. Dan siapa tau, dengan dia berbuat seperti itu, dapat mengubah pandangan teman-teman terhadapnya dan hubungan mereka menjadi lebih baik."Nin, anterin aku ke kantin yuk. Aku mau beli brownis nih buat dibagi ke temen-temen. Untuk syukuran ultahku," kata Nadia.
"Yuk, aku setuju," Nadia dan Nindya pergi ke kantin.
"Eh, girls. Gue punya rencana nih," kata Jasmine yang ternyata sedari tadi mendengar percakapan Nadia dan Nindya.
"Apaan rencananya?" Tanya Rosa dan Gita hampir bersamaan. Jasmine membisikkan sesuatu kepada mereka berdua. Setelah itu, mereka tersenyum miring dan menjalankan rencanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible
Fiksi Remaja[SUDAH TAMAT] Nadia selalu berada di peringkat terakhir di sekolah. Dia juga tidak punya bakat apapun. Apa-apa yang dilakukannya selalu salah dimata orang. Dia ingin seperti teman dan adiknya yang selalu jadi juara 1. Namun orang-orang sekelilingnya...