Jam istirahat pun tiba. Ifan menghampiri dan mencegat Nadia yang hendak keluar kelas.
"Hai, Nadiaaa... Gue denger, lo pacaran sama Cecep ya?" Kata Ifan genit dan mencolek dagu Nadia.
"Ish! Gak usah colek-colek. Iya, gue pacaran sama Cecep. Emangnya kenapa?"
"Gak papa sih. Lu beneran cinta sama dia?"
"Gue cinta atau enggak bukan urusan lo!"
"Eitss. Galak banget sih. Ya udah, gue pergi dulu ya sayang. Byee," Kata Ifan berlalu pergi sambil tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Nadia.
"Ih, dasar Ifan genit. Tapi kalau dilihat-lihat, Ifan ganteng juga. Eh, kok gue jadi mikirin dia sih. Udah ah lupain aja," Kata Nadia berbicara pada dirinya sendiri.
***
Bel pulang berbunyi."Hey, Nad! Nanti malem jadi nongkrong kan? Kita have fun," Kata Fathin.
"Jadi dong. Di cafe D'enak itu kan?"
"Yup. Jangan lupa ya, Nad. Kita otw jam 7 malem," Kata Lia.
"Oke," Nadia berlalu pergi karena sopir sudah menjemputnya. Di perjalanan menuju rumah, tiba-tiba Nadia memikirkan Ifan. Dan tanpa sadar Nadia tersenyum membayangkan wajah Ifan.
'Eh, kok gue jadi mikirin Ifan sih. Ah udah lupain aja' pikirnya setelah sadar.
***
"Bye Mah, aku pergi dulu," pamit Nadia pada Mamanya."Lho, malem-malem kayak gini kamu mau pergi?"
"Iya, Mah. Aku mau jalan-jalan sama temen-temen,"
"Mau jalan-jalan ke mana? Kamu tuh harusnya belajar!"
"Tapi Mah, Rena aja boleh kok jalan-jalan sama pacarnya sampai jam 9 malem. Masa' aku gak?"
"Itu kan beda. Rena sama Gio kan jalan-jalannya deket. Nah kalau kamu? Pasti jauh. Temen-temen kamu kan pasti mainnya ke tempat yang di pusat kota. Udah gitu pasti pulangnya malem banget,"
"Mamah tu selalu aja belain Rena. Kenapa sih, Nadia itu selalu salah di mata Mama? Dulu, pas Nadia gak punya temen, Nadia salah. Sekarang Nadia udah punya temen, Nadia salah juga. Mau Mamah apa?!" Nadia mulai membentak pada Mamanya.
"Oh, sekarang kamu berani ya sama Mama? Semenjak kamu temenan sama Fathin, kamu jadi berubah. Harusnya kamu gak usah temenan sama dia,"
"Udah mah! Gak usah bawa-bawa Fathin! Udah lah. Mending aku sekarang pergi aja. Bye!" Nadia pergi ke luar rumah dan menghampiri Fathin yang menunggu di depan rumah Nadia.
Mama Nadia tak menyangka anaknya menjadi seperti itu. Dia hanya bisa terdiam.
***
"Sorry ya Thin, nunggu lama," Kata Nadia."Iya, gapapa kok Nad. Ya udah yuk, berangkat,"
Nadia dan Fathin pun pergi ke cafe menaiki motor matic milik Fathin.
1 jam kemudian...
Sekarang mereka sudah sampai di sebuah cafe bernama cafe D'enak. Di dalam, sudah ada Cinta dan Lia.
"Hey, guys. Udah nunggu lama ya?" Kata Nadia sambil menghampiri Cinta dan Lia yang sudah duduk di bangku meja nomer 6. Kemudian Fathin dan Nadia duduk juga.
"Enggak kok. Eh, kalian mau pesen apa?" Tanya Lia.
"Gue, cappucino latte aja," kata Cinta.
"Mm..gue mocca frape deh," Kata Fathin.
"Lo mau apa Nad?" Tanya Lia.
"Mmm...samain kayak Fathin aja,"
"Oh, oke," Lia pun memanggil waiters untuk memesan minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible
Teen Fiction[SUDAH TAMAT] Nadia selalu berada di peringkat terakhir di sekolah. Dia juga tidak punya bakat apapun. Apa-apa yang dilakukannya selalu salah dimata orang. Dia ingin seperti teman dan adiknya yang selalu jadi juara 1. Namun orang-orang sekelilingnya...