Part 23 | Hukuman

2.7K 107 3
                                    

Surya duduk di atas tempat tidurnya dan bersandar di dinding. Ia memperhatikan setiap sudut ruang kamar yang luas dengan nuansa biru itu.

Sesekali ia memikirkan Nadia. Gadis itu membuat Surya penasaran karena banyak yang mengatakan kalau Nadia itu tidak punya bakat, tidak bisa apa-apa, tidak punya teman dan patut untuk dibenci. Padahal menurut Surya, Nadia itu baik. Dia masih bingung kenapa orang baik seperti Nadia malah dibenci.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu kamar Surya memecahkan lamunannya.

"Iya, masuk," ujarnya. Pintu itu terbuka dan Surya melihat dua orang yang tak asing lagi baginya masuk ke kamar Surya. Ya, Uzi dan Nino.

Kedua orang itu memang sering mampir ke rumah Surya. Hanya saja hari ini berbeda. Mereka membawa tas jinjing berisi beberapa kado.

"Sur, liat nih. Ada banyak kado buat lo," Kata Uzi.

"Buat gue? Untuk apa? Gue kan nggak ulang tahun,"

"Iya, buat lo. Dapet kado nggak harus pas ulang tahun kali, Sur," Kata Nino. Tanpa aba-aba mereka duduk di karpet biru dan mengeluarkan satu persatu kado dari tas itu.

"Dari siapa sih emangnya?" Tanya Surya sambil ikut duduk di karpet.

"Dari penggemar lo. Tadi cewek-cewek nitip kado ke kita. Katanya, kalo ngasih langsung ke lo mereka malu," Kata Nino yang masih saja memindahkan kado dari tas ke karpet. Surya mengangguk paham.

Karpet yang semula kosong menjadi penuh dengan kado. Bahkan, gambar doraemon yang ada di karpet pun menjadi tak terlihat.

"Sur, kita buka yuk kadonya," ajak Uzi.

"Kalian aja deh yang buka kadonya. Gue males. Mendingan gue main games aja," Surya beranjak dari duduknya. Ia mengambil smartphone nya dan berbaring di tempat tidur.

"Oke, ayo kita buka," Kata Uzi. Uzi dan Nino membuka satu persatu kado itu dengan semangat 45.

"Wih, Sur. Liat nih. Lo dapet sepatu. Gila keren banget sumpah," Kata Uzi sambil memegang sebuah sepatu yang mereknya sudah terkenal dan melihat-lihat setiap bagian dari sepatu itu.

Orang yang diajak bicara masih saja asyik main game tanpa membalas kata-kata Uzi.

"Ini juga Sur. Jam tangannya keren banget," Kata Nino yang kemudian mencoba melingkarkan jam tangan berwarna hitam di tangan kirinya.

"Ada kemeja, kaos, topi. Semuanya bagus bagus. Sur, enak banget sih lo dapet kado dari fans. Jadi ngiri gue," Kata Uzi sambil melihat-lihat kado untuk Surya.

"Kalau kalian mau, ambil aja semuanya," Kata Surya masih fokus main game.

"Hah?! Seriusan lo? Ini semua beneran buat kita?" Tanya Uzi tak percaya.

"Iya, serius," Surya menoleh pada kedua sahabatnya sebentar dan kembali fokus melihat layar smartphone nya.

"Horeeee!!!!" Sorak Uzi dan Nino seperti anak kecil yang baru dibelikan es krim dan mainan.

Mereka mengambil kado yang masing-masing mereka suka. Sampai akhirnya, tersisa boneka doraemon dengan kertas kecil yang tertempel di badan boneka itu.

"No, lo mau boneka ini nggak?" Kata Uzi.

"Nggak usah deh, buat lo aja," Kata Nino.

"Ah nggak deh. Gue nggak suka boneka. Lo aja,"

"Gue juga nggak suka. Lo aja,"

Surya berdecak malas mendengar perdebatan Uzi dan Nino. Dia bangkit dari tempat tidur dan men-charge smartphone nya ketika menyadari baterai smartphone itu tinggal 3%.

Nothing ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang