Bintang menusuk-nusuk steak di hadapannya dengan tidak selera. Laki-laki itu belum menyentuh makanannya dan menghela napas berkali-kali. Fabian yang melihat sepupu sekaligus bosnya itu bertingkah senewen seperti orang putus cinta, ikut-ikutan menghela napas. Ia sudah bertanya apa ada yang salah yang hanya diabaikan oleh Bintang. Untung saja selama bekerja Bintang masih memegang teguh prinsip profesionalisme nya.
"Tang, kenapa sih? Berantem sama Kika?"
"..."
"Berantem wajar kok. Gue juga sering perang sama bini gue"
"..."
"Tang, makan gih. Gue bisa digorok sama nyokap lo kalau lo sampe sakit"
"..."
"Tang-"
"Cantika udah 2 hari ngga bisa dihubungin" gumamnya.
"Hah?"
"Nomornya ngga aktif, chat nggak dibales, sosmednya nggak ada yang update" cerocosnya.
"Mungkin dia lagi sibuk.."
"Entahlah.. mungkin dia nggak nyimpen nomor hp kantor gue"
"Lagian elo sih pake ninggal-ninggalin hp segala. Gimana kalau.." Ucapan menggantung Fabian membuat mata Bintang melebar.
Ia benar-benar tidak memikirkan kemungkinan itu.
Clara.
"Woah.. Jangan gegabah Tuan Bintang Angkasa. Besok pagi lo ada meeting remember?" Kata-kata Fabian menghentikan gerakan Bintang yang sudah berdiri. Pria itu mengeraskan rahangnya.
"Lo ada untuk itu kan?" Ia menatap Fabian dan tersenyum tipis. "Cover up my mess would you? Gue akan balik secepat mungkin" sebelum Fabian menahannya lagi, ia segera menyambar jaket yang ia sampirkan di senderan kursi.
Fabian hanya menghela napas. Tidak bisa berbuat apa-apa atas kelakuan impulsif bosnya itu.
***
Saat pintu kamar Kika terbuka, yang pertama dilihat Bintang adalah gundukan bertutupkan selimut. Ia yakin gundukan itu adalah istrinya yang tengah tertidur. Dihampirinya ranjang itu dan menemukan Kika yang tertidur meringkuk sambil mengeratkan selimutnya. Ia tahu gadis itu tidak bisa tidur dengan selimut. Benda itu pasti akan ketendang kemana-mana sampai tidak lagi menutupi tubuhnya. Jadi menemukan Kika tidur berselimut sedikit membuatnya khawatir.
Apa yang terjadi?
"Hp.. dimana hp gue?" Gumamnya. Ia menelepon nomor ponselnya dengan ponsel perusahaan dan menemukan ringtone nya berbunyi di samping TV. Ia menempelkan sidik jarinya dan foto Cherry, kucing kesayangannya, muncul sebagai wallpaper.
67 messages
71 missedcallsBintang bergidik. Tahu pasti siapa yang melakukannya. Jempolnya membuka log dan melotot melihat ada riwayat panggilan masuk.
Tepat di hari ia berangkat ke Makassar.
Pria itu menghela napas kasar sambil mengempaskan tubuhnya diatas sofa. Perjalanan Hasanuddin-Soekarno Hatta dua setengah jam membuatnya pusing. Bintang tidak pernah menyukai pesawat apalagi di kelas ekonomi. Tapi karena tadi hanya itu satu-satunya kursi yang tersedia, ia tidak protes. Sudah syukur dia masih mendapatkan penerbangan terakhir.
Kedua matanya menutup. Tadinya ia ingin menanyakan banyak hal pada Kika. Mengapa ia tidak bisa dihubungi, mengapa tidak memberi kabar apapun. Dan apakah ia menerima panggilan atau apapun yanh berhubungan dengan.. Clara. Ia juga ingin mengklarifikasi kalau-kalau saja gadis itu salah paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With(out) Love
ChickLit"Saya nikahkan..." "Saya terima nikahnya.." "SAH!" Dan dunia tidak lagi sama untuk Bintang dan Kika. *** Salah paham Cemburu Cinta pertama Sakit hati Hancur Bangkit Bintang dan Kika merasakannya dalam Kehidupan pernikahan yang dimulai tanpa cinta **...