28. Pulang?

25.3K 897 3
                                    

Setelah prosesi wisudaan Andra selesai -termasuk sesi foto-foto yang tiada habisnya, membuat Bintang seakan menjadi fotografer sewaan untuk memotret istri dan adik iparnya itu- ketiganya memutuskan untuk merayakannya dengan sushi. Bintang mendapat telepon dari Fabian dan Kika sibuk melihat-lihat hasil jepretan Bintang. Foto mereka bertiga hanya ada beberapa jepretan. Sisanya adalah foto Andra dengan Kika. Atau Kika saja.

Bintang baru tahu kalau istrinya itu ternyata cukup narsis dan tidak tahu malu.

Andra menatap ekspresi di wajah Kika yang berubah-ubah. Ia sesekali tersenyum lebar bahkan tertawa melihat gambar yang menjadi bukti kekonyolan mereka barusan. Biarlah. Kemungkinan besar ini akan menjadi wisuda terakhirnya.

"Sushinya udah dateng. Aku panggil Bintang dulu ya" Kika meletakkan kamera dan beranjak dari duduknya. Kini ganti Andra yang meraih kamera itu dan melihat-lihat foto.

Kika dan dirinya yang tersenyum.

Kika dan dirinya yang berpura-pura formal.

Kika dan dirinya yang berpose aneh.

Ah..

Sebentar lagi mungkin ia akan merindukan foto-foto itu.

"Maaf lama" kata Bintang seraya duduk. Andra meletakkan kamera. Kika duduk diantara mereka. Detik berikutnya, yang ada hanyalah ocehan Kika sementara kedua pria yang bersamanya hanya merespon seperlunya.

"Ngomong-ngomong Ndra, kamu lusa ikut pulang ke jakarta kan?" Pertanyaan itu membuat Andra menghentikan suapan sushi-nya. Ia meletakkan kembali Nigirizushi-nya dan menyesap agari-nya.

"Nope. Aku udah kerasan disini. Males banget harus ngangkut semua barang-barang balik ke Jakarta" Kika cemberut mendengarnya.

"Why Ndra? Kalo cuma karena rempong ya tenang aja. Bintang bakal ngurusin kok. Ya kan Bi?" Kali ini Bintang yang menghentikan suapannya. Ia menatap Kika aneh. Ini pertama kalinya ia mendengar mengenai hal ini. Namun melihat mata Kika yang berkedip-kedip lucu -isyarat supaya ia mengikuti permainan apapun yang sedang dipikirkan gadis itu- akhirnya ia mengangguk.

"Tentu saja. Aku bisa meminta Fabian mengirimkan beberapa orang kesini" katanya kalem sambil melanjutkan makannya.

"Nggak gitu Cantik.. aku cuma pengen disini aja" kata Andra.

"Kamu nggak kangen sama Mama Papa?"

"Bukan gitu.. Udah kubilang aku cuma udh pewe aja disini. Udah punya banyak temen juga" terang Andra. "Lagipula Mama udah ngizinin aku go independent sehabis lulus kok" Membuat Kika tambah cemberut.

"Bi, omongin dong si Andra" Gadis itu merajuk. Meletakkan sumpitnya dan melipat tangan di depan dadanya. Persis anak kecil yang tidak dikabulkan permintaannya. Bintang memutar bola matanya. Terkadang istrinya itu begitu tidak realistis. Apa mungkin adik iparnya itu akan mendengarkan ucapannya sedangkan bujukan Kika saja tidak mempan??

"We'll talk later. Sekarang kita makan dulu aja, bisa?"Putus Bintang akhirnya. Meski dengan bersungut-sungut Kika menurut juga. Ia memakan sushinya sanpai habis meski sebenarnya sudah tidak selera.

***

Seperti biasa Bintang selalu menepati ucapannya. Ia benar-benar berbicara empat mata dengan Andra. Setelah memastikan Kika terlelap, ia segera cabut dari hotel tempat mereka menginap dan menuju apartemen Andra. Ia dan Kika memang tidak menginap di apartemen itu. Satu, karena hanya ada 1 futon. Dua, karena Bintang ngotot ingin merasakan service di salah satu hotel yang memiliki sahamnya disana. Kemarin hanya sekali mereka tidur di apartemen Andra. Semua itu gara-gara cake bodoh yang membuatnya mabuk.

Marriage With(out) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang