Bintang kembali ke kamar hotelnya. Ia melepas sepatunya dan melempar coatnya ke atas sofa sebelum melempar dirinya keatas bed. Pria itu memiringkan tubuhnya sehingga ia bisa melihat pintu yang berada dekat dengan televisi.
Connecting door yang menghubungkan kamarnya dengan kamar yang ditempati Kika.
Bukannya ia tidak ingin sekamar dengan gadis itu. Kika-nya malah sudah mengiyakan kalau mereka akan 1 kamar. Tapi ia lebih tidak ingin lagi kalau ia justru tidak bisa menahan diri dan melakukan sesuatu yang kelak mungkin ia sesali.
Percakapannya dengan Andra saat ia akan keluar apartemen itu terngiang di kepalanya.
***
"Laki-laki pertama yang dia cintai?" Kali ini Andra mengerutkan kening. Menatap bingung Bintang yang kini bisa ia lihat ada binar di matanya. Pria itu berdiri dan mengguncangkan bahu Andra. "Apa itu dia sendiri yang mengatakannya?"
Andra memasang tampang heran. Ini sama sekali bukan reaksi yang diperkirakannya saat ia mengucapkan 'wejangan' kepada kakak iparnya itu.
"Panjang ceritanya. Memang kenapa?"
"Nggak nanya ceritanya gue. Gue cuma nanya apa itu beneran dia yang ngomong?" Andra tampak menimbang-nimbang.
"Yah.. secara nggak langsung sih iya"
Bintang masih menatap lurus-lurus mata adik iparnya itu. Mencoba menemukan setitik kebohongan disana.
Dan ia tidak menemukannya.
Dan ia berjalan ke arah jalan besar dengan senyum lebar dan langkah yang hampir melompat-lompat seperti orang gila. Ia bahkan melewatkan hotel tempatnya menginap dan hampir memasuki jalan ke perfektur sebelah. Ia tidak peduli angka argo yang sudah bisa membuatnya bolak balik membawa Cherry ke salon hewan.
Saat ini, he's the happiest. Ia tidak yakin ia bisa lebih bahagia dari ini. Semuanya terasa sempurna. Apalagi yang bisa ia minta?
He loves her.
And she loves him back.
And that's all that matter.
***
Bintang memandangi connecting door itu. Menimbang-nimbang apakah boleh ia membukanya dan mengecek apa Kika tidur dengan benar. Meaning melihat apakah gadis itu dalam posisi baling-baling dengan selimut yang entah dimana atau tidak.
Ponselnya bergetar.
Cantika : Udh pulang?
Melihat nama itu Bintang kembali tersenyum seperti orang bodoh. Ia tidak peduli kalau bibirnya terancam sobek saking lebarnya ia tersenyum. Ia mengetikkan kata sudah dan mengirimkan stiker moon yang bergaya peace dengan cepat.
Cantika : How is it?
Cantika : Andra, maksudkuAh. Bintang hampir melupakan persoalan satu itu.
Dia nggak ikut pulang. Udh ada perusahaan yg mau kontrak dia katanya. He'll be fine Ka. I assure u. Ketiknya. Beberapa saat kemudian datang balasan dari gadis itu.
Cantika : kalian ngomong apa aja td?
Dari semua pembicaraannya dengan Andra, cuma topik terakhir yang ia ingat. Lagi, senyum bodoh itu mewarnai wajah Bintang.
Rahasia. Tulisnya. Detik berikutnya, ia tertawa karena stiker yang di kirim Kika menunjukkan bahwa gadis itu pouting.
Cantika : dasar pelit
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With(out) Love
ChickLit"Saya nikahkan..." "Saya terima nikahnya.." "SAH!" Dan dunia tidak lagi sama untuk Bintang dan Kika. *** Salah paham Cemburu Cinta pertama Sakit hati Hancur Bangkit Bintang dan Kika merasakannya dalam Kehidupan pernikahan yang dimulai tanpa cinta **...