Sejak pengakuannya magrib-magrib tempo hari, Kika merasa sedikit bebannya menguap dari bahunya. Gadis itu juga merasakam perubahan signifikan dari Bintang. Meskipun pria itu berusaha menutupinya, semua orang seolah bisa melihat aura bahagia pink berbunga-bunga mengelilingi Bintang.
Hari ini hari Jum'at. Kika dan Bintang janjian bertemu untuk lunch bareng di restorannya Zea -remember? Restoran tempat mereka pacaran dulu itu. Kika sedang menunggu pria itu sholat Jum'at di mobil saat ia melihat ponsel Bintang bergetar.
Unknown number.
Kika merasa dèjavu dan feelingnya mengatakan bahwa itu adalah orang yang sama dengan yang kalian pikirkan.
Gadis itu meraih ponsel hitam metalik itu dan menarik napas dalam sebelum mengangkatnya.
"Hai nona pengganggu" sapanya riang.
"..."
"Asal anda tau saja. Saya nggak takut sedikitpun meskipun anda mencoba membunuh saya. Dan kalau anda nggak sadar juga.. dia pria yang sudah menikah.. dan sangat mencintai istrinya yaitu saya" katanya percaya diri.
"..."
"Saya tidak tau apa alasan anda masih menghubungi suami saya. Tapi kalau sekali lagi menghubungi dia, saya akan lapor-"
"Kamu ngomong apa sih Cantik?" Pertanyaan itu membuat Kika mematung. Menghentikan luapan emosinya begitu mendengar suara yang sudah dihapal mati olehnya.
"Andra?"
"Iya ini aku. Mind to explain something?"
"Kok kamu telepon Bintang? Kamu aja belum telepon aku?"
"Now.. now.. Cantik.. jangan mengalihkan pembicaraan. Kamu berhutang penjelasan mengenai siapa nona pengganggu tadi dan apa yang sudah dia lakukan" Kika menghela napas. Adiknya itu kalau sudah ngotot akan sesuatu tidak akan pernah goyah.
"Okay fine. I will explain everything. Tapi nggak sekarang Ndra. Waktunya nggak tepat dan ini pake hp nya Bintang"
"Aku anggap itu sebuah janji. Kau berhutang penjelasan apapun itu padaku. Sedetil-detilnya"
"Iya iya. Kamu ini cerewetnya udah mau ngalahin Mama deh"
"Kamu juga berisik. Yaudah sampein aja ke Bintang aku nelepon. Ada yang mau aku bicarain"
"Hmm.. okay"
"Bye Cantik"
"Bye"
Sambungan terputus. Kika menghela napas. tidak ia pungkiri kalau ia kini berubah jadi istri yang parnoan. Terkadang ia tidak bisa menahan diri untuk tidang mengoprek ponsel Bintang kalau sedang nganggur. Dan keberadaan unknown number akan membuatnya refleks menyangka bahwa pemilik nomor tersebut adalah.. wanita gila bernama Clara yang hampir membunuhnya dulu.
Yeah. Mungkin sekarang Kika juga ketularan gilanya.
Pintu kemudi terbuka dan sosok Bintang yang mengenakan peci masuk ke dalam mobil.
"Lama nunggunya ya?" Tanyanya seraya mengecup dahi Kika yang kemudian menggeleng pelan.
"Nggak kok. Oh iya tadi Andra nelepon. Katanya ada yang mau dibicarain" Respon Bintang yang hanya bergumam mengiyakan membuat Kika memajukan bibirnya lucu.
"Kenapa Andra jadi deketnya sama kamu sih? Dia bahkan belom nelepon aku dan dia udah nelepon kamu? Jadi sebenernya disini yang kakaknya Andra aku apa kamu sih Bi?" Sungutnya sebal. Bintang terkekeh mendengarnya. Ia melepas pecinya dan meminta Kika menyimpannya dalam dashboard sebelum memakai seatbelt.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With(out) Love
ChickLit"Saya nikahkan..." "Saya terima nikahnya.." "SAH!" Dan dunia tidak lagi sama untuk Bintang dan Kika. *** Salah paham Cemburu Cinta pertama Sakit hati Hancur Bangkit Bintang dan Kika merasakannya dalam Kehidupan pernikahan yang dimulai tanpa cinta **...