23. Reuni

30.7K 951 8
                                    

"Renaaa!!" Kika berlari kegirangan ke arah seorang wanita sebayanya. Ia melompat-lompat seperti anak kecil setelah memeluk erat wanita itu. Tidak peduli orang-orang menatapnya aneh karena bertubuh dewasa namun bersikap kekanakan.

"Ka.. lo kayak bocah deh. Nggak berubah" komentarnya. Kika cengengesan. Ia terlalu senang karena ia akhirnya bisa bersua dengan sahabat tersayangnya : Renata Khairunnisa. Rena baru saja lulus dari S2-nya di University of York dua minggu yang lalu sehingga tidak bisa menghadiri pernikahan mendadak Kika. Wanita cantik berhijab itu sangat menyesal dan langsung terbang ke Jakarta demi menemui sahabatnya setelah istirahat sehari di rumahnya di Palembang. Tapi saat berhasil menemukan alamat apartemen tempat tinggal Kika, Rena malah menemukan sahabatnya itu dalam keadaan tidak sadar di depan pintu apartemennya. Panik ia langsung membawa Kika ke RS dan menghubungi ibunya Kika.

Rena tersenyum melihat Kika ceria lagi. Ia tidak tahu kenapa sahabatnya itu bisa pingsan dan ia tidak akan menanyakannya. Ia paham betul Kika tidak akan membuka diri kalau ditanya paksa. Ia sudah sangat bersyukur melihat gadis itu baik-baik saja. Fisik maupun mental.

Kika menarikkan kursi untuknya sebelum dirinya duduk hingga posisi mereka berhadapan. Sahabatnya sejak MOS perkuliahan dulu itu tidak berubah sama sekali. Masih cantik dengan mata birunya yang berbinar. Dan meskipun statusnya sudah berubah jadi seorang istri tingkahnya tetap saja mendadak jadi seperti anak kecil dihadapannya. Selama ini memang hanya Rena yang menjadi tempat bermanja-manja Kika karena ia anak tunggal. Sedangkan Rena adalah anak sulung dari lima bersaudara sehingga bersahabat dengan Kika hampir terasa seperti menambah adik baginya.

"How are you darling? Lo habis jetlag kok malah langsung kesini sih?" Cerocos Kika. "Padahal kalo lo nggak kesini gue udah niat mau terbang ke Palembang. Lumayan makan-makan" ia terkekeh senang membayangkan akan bertemu dengan keluarga besar Rena yang super ramai. Kemarin saat Rena berhalangan hadir di resepsi pernikahannya di Padang, orangtua dan adik-adik Rena datang mewakilinya. Kika jadi kangen pempek buatan ibunya Rena yang paling digemarinya itu.

"Hush. Lo itu sekarang udah jadi bini orang. Gak bisa asal terbang sana-sini kayak dulu. Jangan lupa izin sama laki lo" Rena mengingatkan. Ia teringat saat mereka masih mahasiswa preklinik dulu hampir tiap weekend berkelana kemana-mana. Naik gunung lah, berkunjung ke daerah-daerah eksotis Indonesia yang belum terlalu terjamah, atau wisata kuliner. Mereka bahkan pernah nekat liburan 3 hari ke Korea Selatan demi memuaskan rasa penasaran Kika makan gurita hidup.

"Iya Mami Renaa iyaaa" Canda Kika pura-pura kesal. "Lo belom jawab pertanyaan gue Renata. How are you?"

"Apa lo nggak lihat pipi gue tembem begini?"

"Emang ada kuliner enak apa di Yorkshire Ren?" Rena menggeleng.

"Nggak ada yang lebih enak dari masakan nyokap"

"Setuju gue" kedua wanita itu tertawa sampai seorang waitress datang menanyakan pesanan. Kika memesan ice cream matcha, cheesecake dan jasmine tea sedangkan Rena memesan jus sirsak.

Keduanya asyik berbincang. Membahas gosip terhangat, menggunjing kekonyolan teman seangkatan kuliah mereka dulu, soal kebaperan Rena akan laki-laki yang ditemuinya saat masih di Inggris, soal kemajuan hubungan Kika-Bintang yang setara kecepatan kura-kura, sampai soal kasus Gatot, gosip Mario Teguh, dan kasus Jessica yang nggak ada habisnya.

Waitress meletakkan pesanan dan Kika tanpa buang waktu mulai melahap es krimnya.

"Kapan isi?" Pertanyaan itu hampir membuat es krim menyembur dari mulut Kika. Gadis itu melotot.

"Memangnya gue nggak pernah bilang kalau gue.. mmm.. belum.."

"Udah" cengiran Rena membuat Kika mendelik sebal. "Kapan lo mau mulai rencana isi, maksudnya"

Marriage With(out) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang