Maaf lama menungguu~ Dan sori judulnya kepanjangan wkwk. Aku gak bisa bikin NC jd bayangin sendiri aja yah. I leave it to your imagination. Hehe. Anyway, happy reading. Enjoy :)
***
Manik biru Kika mengerjap bingung kala melihat langit-langit yang tidak familier.
Gadis itu menggerakkan tubuhnya mencoba bangun dan merona hebat kala menyadari kondisinya saat ini sangat tidak senonoh. Buru-buru didekapnya bed cover yang menutupi tubuhnya. Membungkus diri dari ujung kaki sampai ujung kepala seperti kepompong.
Kilasan-kilasan kejadian sebelumnya menari-nari di kepalanya. Berputar terus menerus bak kaset rusak. Mulai dari dirinya yang pada akhirnya menerima tawaran honeymoon season 2 sebagai syarat dilakukannya 'pembuktian' Bintang. Lalu mereka terbang ke Bali sore itu juga. Sampai di villa milik Bintang. Bermain di pantai sebentar dan begitu selesai sholat isya Bintang segera menunaikan 'hajat' nya (A/N habis isya banget? Iya. Biar kalo capek tinggal tidur gak perlu repot-repot mandi dulu karena belumsholat 😎).
Tengkuk Kika meremang mengingat sentuhan lembut Bintang yang membuainya. Ia seolah bukan dirinya saat itu. Menyerah dalam pimpinan Bintang. Membiarkan pria itu memilikinya seutuhnya. Jiwa dan raganya.
Kika belum pernah merasa sangat dicintai seperti itu sebelumnya. Apalagi kala Bintang menciumi setiap bekas lukanya. Memandangnya dengan tatapan memuja. Dan mengatakan betapa luar biasanya ia dan betapa cantiknya dirinya. Membuatnya merasa cantik. Membuatnya merasa lengkap dan sempurna.
Membuatnya serasa melayang ke langit ketujuh.
Suara kenop pintu yang diputar membuat jantungnya berdetak gila-gilaan. Lebih dari saat ia mencoba bungee jumping pertama kalinya. Lebih dari saat ia melakukan tugas pertamanya dalam profesi. Debarannya begitu menyenangkan dan seolah menggelitik perutnya. Membuatnya somehow.. excited. Penasaran akan perubahan sikap Bintang setelah lompatan terbesar dalam hubungan mereka sejauh ini. Dan juga gelisah karena ia.. well.. Ia kan belum memakai pakaian apapun.
"Sayang, kamu udah bangun?" Suara lembut Bintang menyapa indera pendengaran Kika. Tapi gadis itu bergeming. Ia tidak tahu harus bagaimana menghadapi Bintang setelah pria itu mengekspos dirinya, melihat segala sisi yang dimilikinya, dan ia juga turut melihat semua yang dimiliki Bintang. Apalagi paha- astaga Ka.. Sempat-sempatnya berpikiran kotor. Rutuk gadis itu dalam hati.
"Ka?" Panggil Bintang sementara Kika tetap bungkam dan tidak berkutik. Berpura-pura tidur, ia sedikit mengeluarkan dengkuran halus. "Ooh masih tidur. Yaudah kalau gitu. Sleep well baby. Masih ada dua jam sampai azan subuh" Bintang mengecup puncak kepala Kika yang masih berlapiskan selimut.
Langkah menjauh Bintang, suara kenop terputar, dan pintu yang sedikit berderit terbuka kembali terdengar. Menunggu beberapa saat setelah pintu tertutup, Kika menghela napas lega.
Ia tersenyum konyol di balik selimut. Apa sih yang sebenarnya ia lakukan? Ia bahkan tidak melakukan kesalahan apapun. Ah.. Ia tidak salah kan kalau sejak kemarin sore diam-diam mengagumi paha- astaga. Kenapa seolah-olah ia memiliki fetish terhadap paha laki-laki?
Mata gadis itu terpejam erat dan serta merta ia menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sejak kapan ia jadi tokoh gadis mesum?
Menghela napas, ia bangkit duduk dan segera setelahnya langsung berjengit dan menjerit horor.
Raut sumringah Bintang hanya beberapa senti berjarak dari wajahnya. Ia bahkan bisa mencium wangi sampo yang menguar dari rambut basahnya. Membuatnya sekejap lupa kalau bed cover yang membungkusnya kini melorot sampai setengah tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With(out) Love
ChickLit"Saya nikahkan..." "Saya terima nikahnya.." "SAH!" Dan dunia tidak lagi sama untuk Bintang dan Kika. *** Salah paham Cemburu Cinta pertama Sakit hati Hancur Bangkit Bintang dan Kika merasakannya dalam Kehidupan pernikahan yang dimulai tanpa cinta **...