39. Two as One

50.2K 1.2K 20
                                    

Yahoo I'm baack~
Seneng bangeeettt kalo ada yg ninggalin komen. Bikin berbunga2 seneng melayang gituu.. Apalagi kalo di vote jg wkwk. Pdhl di tulisanku byk yg absurd2. Love you guys 😚 Tp buat siders jg sayang kok. Terimakasih udh bertahan.. 😊

Enjoy :)


***

Dua hari dirawat di rumah sakit, Kika sudah diperbolehkan pulang. Lukanya sudah ditangani dan dipastikan tidak ada infeksi.

Itu lima hari yang lalu. Dan selama lima hari itu pula Bintang bukannya jadi pria tanggap siaga, malah mendadak menjadi suami paling manja, memanjakan, dan overprotektif sedunia. Coping mechanism yang melenceng akibat khawatir berlebihan.

Seperti pagi ini. Keduanya sudah selesai shalat subuh dan Kika sedang melipat mukenahnya.

"Bi, aku belum mandi" Ucap Kika saat sepasang lengan melingkari perutnya dari belakang. Bintang menggeleng tidak peduli. Well, ia kan belum mandi juga. Ia malah sedikit mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Kika. Menghirup dalam-dalam aroma bayi darisana. Membuat gadis itu meringis dan terkekeh kecil. Masih sedikit sakit memang, mengingat luka itu ada di hampir setiap inci tubuhnya. Tapi rasa senang karena pria itu mendekapnya lebih mendominasi.

"I love you Ka" Kali ini gadis itu mengangkat tangannya, meletakkannya diatas lengan Bintang. Dan menyandarkan kepalanya ke kepala suaminya itu meski sedetik kemudian ia mengerang tertahan menahan perih karena tanpa sengaja kepala Bintang sedikit menekan pipinya yang masih sedikit memar.

Bintang mengurai pelukannya. Mengitari tubuh Kika itu dan menatap istrinya itu panik.

"Maaf. Uh.. maaf Sayang.. mana yang sakit?" Tanyanya khawatir.

Wajah Kika sontak bersemu. Sungguh ia sangat tidak terbiasa dengan panggilan baru itu. Kepalanya melupakan segala rasa perih yang sempat menderanya. Ia memalingkan wajahnya yang memerah dan menggeleng. Menggumamkan 'tidak apa-apa' sebelum melewati Bintang dan menaruh sajadah dan mukenahnya di rak. Lalu melesat ke dapur.

Ia mengeluarkan beberapa slice roti putih. Perutnya lapar dan sarapan tercepat yang bisa dipikirkannya adalah roti bakar. Menata roti-roti yang sudah berubah warna itu dalam sebuah piring besar dan meletakkannya di tengah meja pantry, menata dua piring kecil dan dua pasang pisau-garpu sebelum beranjak lagi ke dapur untuk membuat susu dan americano.

"Stay put" Suara berat itu menghentikan kegiatan Kika. Gadis itu menurut saja saat dirasakannya rambutnya seperti ditarik-tarik kecil. "Done" Bintang mengusap pelan kepala Kika sebelum menatap puas hasil karyanya dalam mengikat rambut panjang gadis itu menjadi pony tail. Meski sebenarnya sangat tidak rapi dan tidak pas di tengah. "Lemme" Pria itu kemudian muncul di sampingnya. Mendahuluinya meraih stoples berisi susu bubuk vanilla. Kika tersenyum kecil. Tidak berkomentar dan memilih berkutat dengan espresso dan air panas. Mulai terbiasa dengan Bintang yang tiba-tiba muncul di dapur dan mencoba membantunya dengan pretelan kecil semacam ini. Awalnya bahkan pria itu ngotot ingin membantunya mengupas bawang, yang akhirnya dihentikan Kika karena gadis itu ngeri tangan Bintang kenapa-kenapa. Membuat pria itu merajuk selama beberapa saat sebelum Kika menemukan satu hal yang bisa dilakukan Bintang -dan pastinya aman.

Apalagi kalau bukan menyeduh susu?

Bintang menarik salah satu laci di kitchen counter untuk mengambil sedotan dan menaruhnya di mug milik Kika yang kini berisi hot milk sebelum menaruhnya di meja pantry. Kika melakukan hal yang sama, meletakkan mug berisi americano milik Bintang setelah merapikan dapur.

Marriage With(out) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang