16. Clara Cyntia

42.3K 1.1K 6
                                    

Bintang membuka mata saat menyadari posisi tidurnya sangat tidak nyaman. Sofa bed itu dijajah oleh Kika seorang. Tadinya ia juga tidur disana tapi jam setengah empat ia terbangun karena kena tendang Kika sampai jatuh ke lantai. Malas ke kamar, akhirnya Bintang berakhir di lantai. Di space sempit antara coffee table sofa. Bergulung di tempat sempit itu seperti armadilo dan voila! Begitu ia meregangkan tubuh terdengarlah bunyi creaking yang menyayat telinga.

"Gila udah subuh aja" ia meregangkan tubuhnya dalam posisi berdiri sebentar sebelum ke kamar mandi dan berwudhu. Seingatnya Kika sedang ketabrak bulan jadi ia tidak membangunkan gadis yang masih tertidur pulas itu.

Setelah sholat ia kembali ke ruang TV. Duduk di ujung sofa supaya tidak mengganggu Kika yang tidurnya grasak-grusuk alias lasak. Padahal dulu-dulu saat mereka masih saling berbagi ujung kasur Kika tidurnya biasa saja. Tidak sampai berguling dan menendang. Entahlah. Mungkin tension yang dulu menyelimuti gadis itu sudah hilang. Jadi tidurnya lebih nyaman dan memunculkan kembali habit aslinya.

Semalam (setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi) ia dan Kika malam mingguan di depan TV yang masih memutar anime One Piece sampai episode 750. Menghabiskan malam minggu dengan berbagi Koala March sampai butir terakhir dan tengah malam membuat indomi rebus dengan telur dan sayuran yang dimakan berdua pakai pancinya di ruang TV. Mungkin itulah yang sebenarnya disebut sebagai date dan Bintang menikmatinya. Meski saat bangun badannya pegal semua sih.

Tangan Bintang meraih remote dan mematikan TV. Lalu ia bangun dan mulai membereskan pretelan bekas semalam. Memunguti setumpuk bungkus Koala March dan membuangnya ke tempat sampah. Mengembalikan panci dan peralatan makan ke dapur. Melap coffee table. Dan terakhir.. Membangunkan Kika supaya bisa membereskan sofa dan memvacuum seisi ruangan.

"Ka.. Cantika.. wake up" Bintang menepuk halus pundak Kika yang masih dalam posisi terlentang seperti bintang laut (author note : ☆)

Kika bergeming.

"Cantika.. bangun.. udah pagii" kali ini tangan Bintang mengusap pipi Kika. Ia terkekeh kecil saat melihat di tangannya ada remah-remah Koala March. Istrinya itu benar-benar menggemaskan. Badannya gede. Umurnya kepala dua. Tingkah anak SD. "Ka.. bangun dong. Mau aku beresin sofanya"

Kika masih tetap bergeming.

Bintang menghela napas. Menyerah. Tapi ia tidak suka membiarkan rumahnya berlama-lama dalam keadaan keberantakan.

Akhirnya ia putuskan untuk menggendong Kika. Seperti saat ia menggendong gadis itu di pantai tempo hari. Dibaringkannya Kika di ranjang di kamar gadis itu. Baru tiga detik menyentuh kasur, tubuh gadis itu sudah berguling kesana kemari. Mencari posisi pewe.

Bintang geleng-geleng dan berniat melanjutkan kegiatan bersih-bersihnya saat matanya menangkap sesuatu di atas night table.

Pigura kecil sederhana. Yang pasti luput dari pandangannya kalau bukan karena gambar yang dipajang.

Seorang wanita dan seorang pria. Wanita itu cantik luar biasa. Berkebaya merah dengan make up natural. Rambutnya pendek setengkuk, dengan hiasan rambut berbentuk bunga bertengger di bagian kanan dan kiri rambutnya. Sedangkan sang pria, memakai kaus putih dengan blazer hitam. Rambutnya cepak dan ada lesung di pipi kirinya. Keduanya berangkulan di foto itu. Tertawa bahagia. Bintang segera mengenali bahwa gadis di foto itu adalah Kika. Tapi bukan itu yang menggelitik instingnya.

Cara laki-laki dalam foto itu memandang Kika, jelas berbeda dengan caranya memandang teman wanitanya, sebut saja Zea dan Setia. Ada kelembutan dan care yang tampak di mata itu. Dan Bintang mengutuk siapapun yang mengambil gambar itu karena membuat keduanya seperti pasangan yang manis.

Sesuatu seperti memercik di hati Bintang. Tapi buru-buru diabaikannya. Ia tidak ingin mood nya di pagi hari memburuk hanya karena spekulasi bodohnya itu.

Segera Bintang kembali melakukan pekerjaannya membereskan ruang tengah. Setelah dirasa selesai ia merebahkan diri di sofa. Ia meraih ponselnya yang habis di charge dan membuka browser ponselnya untuk mencari cara membuat croissant. Semalam entah dimulai dari pembicaraan apa, Kika dan Bintang membuat challenge bagi keduanya. Kika menantang laki-laki itu untuk membuatkan makanan favoritnya, croissant, yang mana benar-benar merupakan tantangan karena Bintang bahkan baru saja belajar memegang pisau kurang dari sebulan yang lalu. Sementara Bintang menantang Kika untuk menjahit. Bukan menjahit luka. Kalau itu sih Kika sudah lebih dari ahli. Tapi menjahit baju. Kostum tepatnya. Dan kostum itu adalah kostum kucing. Seumur hidupnya selain memasang kancing, Kika tidak tahu cara menjahit. Membuatnya semalam langsung menghubungi Mamanya untuk meminjam mesin jahit yang ada di rumah orangtuanya.

Bintang hampir gila membaca resep croissant yang ditemukannya di internet saat didengarnya interkom apartemennya berbunyi. Baru saja ia hendak menyeret kakinya malas ke arah interkom dan saat itu pula ponselnya berdering kencang.

"Halo?" Bintang mengernyit begitu melihat unknown number yang muncul di layar hp nya.

Tidak ada suara.

"Halo?" Tanya Bintang lagi. Dan suara yang terdengar kemudian membuatnya hampir menjatuhkan ponselnya.

"Hi honey~ maaf aku baru datang sekarang"

Di dunia ini cuma satu makhluk yang memanggilnya honey.

Dan itu adalah seorang psycho yang kini Bintang coba jauhkan dari Kika.

Segera diputuskannya panggilan. Ia menghela napas gusar.

Pacarnya yang terakhir sebelum ia menikah, tercebur sungai saat Bintang meninggalkannya sebentar di tepi sungai Han. Untung saja wanita itu bisa berenang dan orang-orang yang melihat berbaik hati menolongnya. Mantannya itu mengaku kalau ada yang mendorongnya. Bukan lagi menyenggolnya. Dan besok harinya tanpa sengaja Bintang memergoki Carla cyntia, sepupu Lucas sahabatnya, sedang sarapan di dining hall hotel yang sama.

Bukan hanya itu. Mantannya juga mendapat kiriman bangkai burung gagak hitam di depan rumahnya setiap hari jum'at. Dengan memo yang menyertainya bertuliskan "Pergi dari hidup Bintang atau nasibmu akan sama seperti gagak malang ini"
Bintang tidak mencurigai siapapun sampai Lucas bercerita sepupunya yang bernama Clara cyntia memelihara puluhan ekor burung gagak di rumahnya.

Dan setelah Bintang renungkan lagi, ia tidak bisa memikirkan tersangka lain selain wanita itu.

Pertama. Ia pertama kenal dengannya saat baru putus dari pacarnya yang ketujuh dan ketujuh mantannya itu baik-baik saja. Tidak pernah mengalami hal seperti tercebur sungai atau dikirim bangkai.

Kedua. Setelah akhirnya putus dengan pacar kedelapannya, Bintang mulai sering diteror oleh orang yang memanggilnya honey.

Missed call nya bisa sampai puluhan tiap harinya. Dan mengerikannya, sebagai orang penting di perusahaan Bintang tidak bisa seenaknya mengganti nomor ponselnya. Dan setiap ia memblokir nomor wanita itu, nomor lainnya bermunculan. Bahkan setahun terakhir ia bukan hanya mendapat hujanan missed call dan SMS, tapi juga kiriman chat di LINE. Dan setelah berpuluh-puluh kali memblokir kontak wanita itu, berpuluh kali pula kontak baru muncul. Dan nama akunnya selalu sama. Carla cyntia. Akhirnya Bintang menyerah dan membiarkan orang gila itu memenuhi notif LINE nya.

Ya. Carla adalah nama wanita psycho yang tergila-gila dengan Bintang itu. Bintang sudah bersusah payah menyembunyikan alamatnya dari semua orang supaya informasinya tidak mudah bocor. Tapi lihat? Stalker gila itu sudah berdiri di depan pintu apartemennya.

Bintang masih mematung di tempatnya. Sebuah pemikiran yang menghantuinya sejak ia menikah kini kembali muncul.

"Ya tuhan. Apa dia tau gue udah nikah?" Gumamnya pelan. Matanya kini beralih ke pintu kamar Kika. "Ya ampun gue harus gimana? Dia nggak boleh sampai lihat Cantika. Dia juga nggak boleh tau kalau gue udah menikah."

Bintang mematikan interkom sebelum mendial sebuah nomor di ponselnya.

"Halo? Om? Iya ini Bintang. Apa kabar Om? Begini.."

Marriage With(out) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang