Drama Kantin Sekolah

8.7K 547 5
                                    

Citra mendengus sebal melihat setumpuk soal matematika yang di berikan oleh Pak Ronald sebelum jam istirahat tadi.

Bayangkan saja, empat hari lagi sudah ulangan akhir smester, yang sudah pasti akan menguras waktunya untuk belajar, dan sekarang Citra masih disuguhkan pemandangan 70 soal Logaritma yang bahkan melihatnya saja sudah membuat burung-burung berterbangan liar di kepala Citra. Yang lebih parah, semua ini harus di kumpulkan hari senin, 4 hari lagi! Kadang wali kelasnya itu memang tak kira-kira memberi tugas untuk remedial.

Citra membenamkan wajah di atas mejanya, kakinya yang sedari tadi sudah ingin cepat-cepat melangkah ke kantin seakan mati rasa. Citra rasa kini perutnyapun sudah kenyang diisi pelajaran Logaritma yang berujung membuatnya frustas.i

"Cit, kantin yok!" Ajak Aletta.

"Engga ah, lo aja" Citra menjawab sambil mengangkat wajahnya malas.

"Yaudah gue ke kantin yak, dah!" sejurus kemudian tubuh tinggi Aletta sudah menghilang dari kelasnya, menyisakan Citra seorang diri di kelas.

Citra kembali membenamkan wajahnya lesu, matanya terpejam dengan dahi yang setengah menyembul. Ia berusaha menghilangkan kepeninganya. Ya, seorang Citra memang tak berbakat dalam urusan matematika.

Tanpa sadar kini Citra sudah setengah tertidur. Memang salahnya, semalam begadang demi kejar tayang untuk ulangan Sejarahnya jam pertama tadi. Alhasil, fokusnya tak bisa merapat pada satu titik begitu jam matematika. Entahlah, yang jelas kini Citra hanya ingin memejamkan matanya dan sejenak melupakan penatnya.

"Awww!" Citra refleks mengangkat wajah begitu sebuah benda dingin terasa menyentuh keningnya.

Citra masih terpejam sambil menggosok kening yang masih terasa dingin. Begitu matanya terbuka dan melihat sebab yang menghancurkan waktu tidur colonganya, Citra langsung mendengus kesal

"Iseng banget si!" Bentak Citra ketika dilihatnya Agra yang kini duduk dihadapanya dengan dagu yang di topang oleh sebotol orange juice dingin.

Agra masih terdiam tanpa menjawab pertanyaan Citra. Wajahnya bahkan tak menyiratkan sedikitpun raut bersalah karena telah membangunkan Citra, dia tetap menatap Citra lurus-lurus dengan wajah datar.

"Udah ngebangunin orang di tanya gak dijawab lagi!" Gerutu Citra sambil mengerutkan bibir, layaknya bocah perempuan yang tak dibelikan es krim.

Agra tertawa kecil melihat kelakuan Citra. Lagi-lagi tingkah Citra mampu membuatnya tak kuasa membendung tawa.

Agra kembali mengatur napas dan mengehentikan tawanya, kembali menatap Citra tapi kini dengan seulas senyum di bibir tipisnya.

"Nih," Agra menyodorkan botol orange juice yang tadi dia tempelkan di dahi Citra dan kotak makan sedang.

"Apaan?" Tanya Citra bingung.

"Kamu belum makan dari pagi, saya tau. Terus soal-soal dari Pak Ronald pasti bikin makin banyak cacing yang teriak kelaperan di perut."

"Sembarangan lo, perut gue gak ada cacing!" Bantah Citra cepat.

Citra memandangi orange juice dan kotak bekal yang ada di hadapanya kini.

Agra kenapa bisa tau semua nih?? Tanyanya pada diri sendiri di dalam hati.

Matanya menatap Agra, baru saja rahangnya ingin terbuka, suara Agra sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Saya gak terima penolakan." katanya datar.

Citra kembali menutup mulutnya sembari mengerutkan alis dan sedetik kemudian dia kembali membuka suara.

Bad Boy Syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang