Bukan Hanya Kata

2.1K 204 43
                                    

Assalamu'alaykum!
Akhirnya nulis lagi hehe.
Kalau part ini super 'krik-krik', maafin ya. Gausah dibaca juga gakpapa kok. Hehe.

"Cit! Tunggu!" Pekik Alfa sembari terengah mengejar Citra yang telah melesat masuk ke kompleks rumahnya.

Citra tak menggubris lengkingan suara cempreng Alfa. Gadis itu terus berjalan cepat ke arah rumahnya.

"Cit, tung-- ohok! Ohok!" Citra langsung berhenti mendengar suara Alfa yang terbatuk.

Gadis itu melupakan sesuatu. Secepat kilat dia menyusul Alfa yang berada tak jauh di belakangnya.

Benar saja dugaanya, asma Alfa kumat. Citra benar-benar lupa kalau Alfa punya asma. Ya, walaupun gak parah, tapi bisa saja kumat kalau Alfa sudah kelewat lelah.

"YaAllah Fa, maaf Fa, maaf. Gue lupa lo punya asma, maaf."

Citra rasanya ingin menangis mengingat betapa kejamnya dia sedari tadi membiarkan Alfa berlarian mengejarnya, sedari saat dia naik bus di depan restoran, dan saat turun bus pun Alfa masih harus terengah mengejar Citra, hanya karegan egonya. Karena amarahnya pada Agra.

"Lo masih kuat jalan, Fa? Kalo gak kuat biar gue gendong masuk ke rumah, yuk!" Citra sudah bersiap menggendong Alfa, namun anak itu memberikan isyarat bahwa dia masih kuat berjalan sampai masuk rumah Citra, yang memang sudah di depan mata.

Alhasil, dengan mengucap bismillah Citra memapah sahabatnya itu sampai duduk di sofa ruang tamu.

Begitu berhasil mendudukan Alfa di sofa, Citra panik sendiri mencari obat asma. Gadis itu mengobrak-abrik seluruh isi kotak obat lengkap milik abangnya.

Tiba-tiba citra menepuk keningnya. "Astaghfirullah!" Dia baru ingat kalau di rumahnya tak mungkin ada inhaler karena tak ada satupun dari keluarganya yang menderita asma.

"C.. Cit.." Suara Alfa yang semakin sesak, mengisyaratkan Citra untuk lebih cepat menemukan inhaler.

"Sebentar ya, Fa. Ini lagi di cari, sabar Fa." Citra mencoba menyembunyikan rasa paniknya dari Alfa.

YaAllah ini gimana? Gumam Citra pada dirinya sendiri.

Citra menghampiri Alfa, menaruh kedua tangan di pundaknya dengan lembut. "Fa, tahan sebentar ya, gue beli inhaler dulu ke apotek depan, sebentar aja, sabar ya Fa."

Baru saja tanganya membuka knop pintu dan siap berlari menunu apotek yang memang ada di depan kompleks rumahnya, tiba-tiba sosok wanita yang tengah bertengger di depan pintu rumahnya justru membuat Citra melonjak kaget.

Kena?

"Eh, Cit, udah pulang? Baru aja gue mau--"

"Aduh, sorry Ken, gue mau ke apotek depan dulu, urgent. Lo tunggu di dalem aja ya dulu."

Kena mengerutkan alis melihat raut wajah Citra yang panik sepertinya setengah mati.

"Sakit?" Tanya kena mempersingkat waktu.

"Alfa asmanya kambuh, gue gaada inhaler. Gue buru-buru Ken." Gadis itu dengan sigap berlari, tapi Kena dengan refleks mencegal pergelangan tangan kanan Citra.

Bad Boy Syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang