Citra kini berjalan celingukan menuju gerbang sekolah,matanya terus menjelajah, memastikan seseorang itu tak muncul tiba-tiba seperti biasanya.
"Huhh" Citra membuang nafas panjang begitu kakinya menapaki kelas 11 IPS 2 tanpa bertemu dengan sosok yang selalu membuat semburat merah di pipinya mencuat begitu saja
Baru dia sendiri di kelas ini, tapi baru saja Citra mendudukan tubuhnya pada bangku di deretan depan,suara seseorang membuat jantungnya berhenti sejenak.
"Citra" sapa lelaki itu
Kok suaranya beda ya? Tumbenan juga manggilnya Citra batin Citra sambil mulai menormalkan debaran-debaran abstrak di dadanya
Citra menoleh pada sumber suara yang masuk ke telinganya, di lihatnya sosok jangkung berkaca mata itu kini telah bertengger di depan pintu bersama senyum manisnya
"Ohh Adrian, kenapa Dri?" Tanya Citra dengan raut yang berubah
Tanpa disadari, sejujurnya terbesit setitik rasa kecewa dari pangilan Adrian tadi, dia kira itu Agra, tapi ternyata bukan. Sayang, hati Citra masih terlalu kelabu, untuk bisa ia raba isinya.
"Iyalah Adrian, emang maunya siapa?" Kini Adrian menjawab sambil berjalan ke arahnya
"Apaansi, eh kenapa Dri pagi-pagi udah nyariin?"
"Engga ini, gue mau ngasih surat buat PM UTS hari ini sama besok, tadi ketemu Bu Ningtyas terus dia nyuruh gue ngasih ini ke kelas lo" sejurus kemudian tangan Adrian meyerahkan setumpuk kertas berlogo sekolah yang di lipaat memanjang
"Ohh disini kalau mau mid test ada pendalaman materinya. Yaudah, makasih ya Dri"
Citra bingung menatap sosok Adrian yang masih tetap terdiam. Bukankah tujuanya kesini sudah selesai?
Citra baru mau menanyakan,tapi beberapa teman sekelasnya begitu saja masuk, membuat Citra mengurungkan niatnya bertanya pada Adrian
Bola mata biru Adrian menatap Citra ragu, terbesit setitik pengharapan di sana, membuat Citra kini bertanya-tanya dalam hati
"Cit, nanti malem mau temenin gue gak ke ulang tahun Revindra? Sekretaris ketua spensa"
Citra tak langsung menjawab, hatinya terus menimbang-nimbang,membuat sunyi di antara mereka semakin melekat. Sebenarnya Citra malas mengiyakan, toh dia juga tidak begitu kenal dengan orang yang di maksud Adrian. Tapi dia harus beralasan apa jika menolaknya?
"Tadinya gue si mau dateng sama Ben, Irfan, sama Ucil, tapi katanya mereka mau bawa motor aja terus sama pasangan juga, secara gue jomblo sendiri nanti yang ada jadi nyamuk. Ta... tapi kalo lo gabisa no problem kok" Adrian kembali menimpali ucapanya dengan sedikit gelagapan
Citra masih juga diam, membuat Adrian kini menahan malu tapi juga penasaran. Sampai suara Citra membuat kegelisahan Adrian sirnah seketika
"Gaada acara si, Inshaallah deh" ucap Citra singkat
Sontak wajah Adrian langsung semringah. Sejak ucapan Citra barusan bibir Adrian langsung melengkung panjang,membuat ukiran senyum semanis madu
"Sipp, nanti malem gue jemput ya jam setengah tujuh. Balik ke kelas dulu ya Cit,bye" kemudian Adrian langsung berlari dengan derap langkah yang seolah dipenuhi bunga
-----------------
Citra kini sedang mematut dirinya di cermin. Pasminah putih bermotif bunga yang dikenakanya berpadu serasi dengan atasan berwarna cream dan rok senada. Citra memandangi penampilanya di cermin, dia tak suka berdandan, apalagi sampai berlebihan, cukup dengan bedak tipis dan lipgloss pink yang senada dengan warna bibir ranumnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Syar'i
Spiritual#8 in Spiritual 26-03-17 #10 in Spiritual 24-03-17 Takdir 'ketimpuk sendal merah' yang membuat Agra akhirnya mengenal sosok gadis itu, gadis yang menurutnya tinggal stok satu di bumi ini. Gadis yang membawa hidupnya jadi warna warni kaya pelangi.