Pertemuan Tak Terduga 2

5.5K 430 4
                                    

Assalamualaikum,

Lagi-lagi aku mau minta maaf kalo author satu ini rada lebay(atau mungkin sangat lebay) kalo partnya Adam. Dan maaf kalo ujung cerita part ini ga seperti yang kalian harapkan:(.

Oke, itu aja cuap-cuapnya hehe.

Happy reading guys!

"Maaf, kita pernah ketemu kan sebelumnya Mbak?" Adam bertanya ragu.

Perempuan yang tadinya tertunduk itu mengangkat kepalanya, untuk kemudian kembali merundukan pandanganya.

Hening. Tak ada jawabam dari wanita di depan sana.

"Waktu itu Mbak yang nolongin saya dari anak-anak yang gak saya kenal di Aceh" Adam kembali menimpali, mencoba memutar kembali ingatan wanita itu tentang dirinya.

"Oh, ya! Maaf Mas, saya gak inget tadi" perempuan itu menampilkan seberkas senyuman ayu, dan lagi-lagi menurunkan pandanganya.

"Ini Mas mapnya. Maaf ya, tadi saya udah bikin map-map Mas jatuh berantakan" ujar wanita dengan gamis pastel yang tampak serasi dengan khimar soft pink-nya.

"Iya gakpapa kok. Oiya, Mbak mahasiswa kampus sini?" Mulut Adam tanpa terkontrol, refleks mengeluarkan pertanyaan itu.

"Enggak Mas, saya ke Jakarta karena lagi ada urusan" wanita itu tak bosan menyuguhkan seulas senyum yang terus menguji iman Adam.

"Oh, hmmm.." hanya gumaman yang bisa keluar dari pria berpostur tubuh tinggi itu.

Degupan jantung Adam terlalu kuat, hingga kata-kata yang sudah ia rangkai musnah begitu saja. Seolah lembaran-lembaran kamus kata-katanya kosong tak bersisa barang satu huruf.

'Astaghfirullah Adam' protesnya mengusir syahwat, mencoba kembali menegakkan tongkat imanya.

"Ehm, terimakasih Mbak udah nolong saya waktu itu" Adam mencoba menetralisir desiran darahnya yang kini begitu terasa.

"Oh, iya, sama-sama mas. Udah kewajiban kita sesama umat saling menolong" jawab wanita itu yang lagi-lagi membuat kemampuan bicara Adam serasa hilang sesaat.

"Yasudah Mas, saya permisi duluan ya, Assalamualaikum".

"Mbak" Adam buru-buru menghentikan wanita yang sudah berdiri beberapa langkah di depanya.

Wanita yang dipenuhi rona anggun itu menoleh.

"Kita belum kenalan. Nama saya Adam" Adam bahkan berbicara dari kejauhan, sangking tak mampu menetralisir degupan jantungnya yang sebentar lagi hendak keluar.

"Saya Zahra, Fatimah Azzahra" Wanita itu lagi-lagi mengeluarkan senyum yang sunggu menggetarkan hati.

Adam hanya diam, terpaku pada senyuman gadis di depanya. Bibir lelaki itu membentuk lengkungan garis yang amat indah.

Adam tersadar dari lamunanya, dan sedetik kemudian mendapati wanita itu telah jauh di depanya.

"Zahra!" Panggil Adam spontan. Tapi nihil, wanita di depanya sudah terlampau jauh, dan dapat dipastikan tak bisa mendengar teriakkanya.

"Yahhh" Adam menghembuskan nafas panjang. Lelaki itu merutuki lamunanya tadi. Memang segala sesuatu kalau megikuti nafsu, pasti berujung tidak baik.

"Gakpapalah, seenggaknya aku udah tau namanya. Zahra" ujar Adam lirih pada dirinya sendiri.

'Nama yang cantik, sesuai dengan pemiliknya' timpal Adam dalam hati.

Bad Boy Syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang