Citra langsung mengaduk segala isi di dalam tas kecilnya, tapi telephone genggam miliknya tak ia temukan disana. Maka satu lagi kesalahan besar Citra, meninggalkan hp yang notabenenya adalah benda penting!
"Bodoh banget si Citra yaampun!" Tangan Citra menepuk lemas keningnya, menyisakan Bi Onah yang melongo medengar celotehnya
"Bi jelasinya nanti ya" kemudian drngan secepat kilat Citra sudah hilang dari pandangan Bi Onah
Tangan Citra langsung meraih ponselnya begitu memasuki ruangan bernuansa putih yang tak asing lagi bagi wanita tetangga Agra itu
25 missed call from Adrian...
Citra terbelalak hebat melihat notifikasi hpnya. Mulai dari misscall, Line, sms, semua di penuhi oleh satu nama. Adrian. Sekarang kakinya terasa lemas menyadari betapa bodoh dirinya
"Citra! dodol banget si gue, kenapa sampe lupa ngabarin dulu ke Adrian, gabawa hp pula! Marah ga ya Adrian? Aduhh bego banget, Citra Citra!" Citra memaki dirinya sendiri di depan cermin sambil otaknya terus memperkiraan perasaan Adrian.
-----------------
Adrian kini hanya berbaring malas di atas kasur. Sedari tadi matanya terus ia paksa pejamkan sembari trrus mencoba mengusir segala penat. Tapi naas, pikiranya masih terus melayang memikirkan kejadian tadi
"Ahhh!" Desahnya kencang sambil mengacak rambut, dia baru sadar kalau usahanya untuk tertidur dari tadi malah membuat pikiranya semakin meneranwang ke awang-awang.
"Adrian lo kenapa sih? Lo gak suka Citra, enggak, gak boleh. Lo gaboleh ngerusak kebahagiaan Agra lagi" bicara Adrian pada dirinya sendiri
Sayang, segala makianya pada diri sendiri tak berguna, otaknya tetap saja memutarkan kilasan-kilasan kejadian tadi tanpa izinya, dan tanpa terasa menimbulkan sesak yang mulai memekat.
*flashback*
Adrian sudah sedari tadi menunggu di dalam BMW putih miliknya. Matanya gusar menyapu sudut rumah Citra, tapi tetap saja tak ada tanda-tanda kehadiran disana. Entah sudah berapa lama dia menunggu Citra, tapi tanpa alasan yang jelas Citra kini hilang bagai di telan bumi. Telephone Adrian tak di angkatnya, sms, Line, semua tak menunjukan balasan apapun dari wanita yang sudah ia tunggu-tunggu.
Tok tok
Suara ketukan di kaca mobil langsung merambat masuk ke dalam telinga pria yang memakai stelan Tucxedo hitam itu
Adrian terlalu hanyut dalam lamunanya sampai tak sadar dari tadi ada seseorang memperhatikanya. Pandangan Adrian langsung beralih ke arah sumber suara, dilihatnya sosok wanita paruh baya dari balik kaca di sampingnya. Tanganya membuka pintu, kaki jenjangnya melangkah turun dari tempat pengemudi.
Kini dapat terlihat jelas manusia yang tadi mengetuk mobilnya, kerutan di wajahnya yang menandakan usia wanita itu terlihat nyata.
"Maaf den, aden siapa ya? Kayanya sedang nunggu orang ya?" Ujar wanita itu dengan ramah
"Saya temanya Citra bu, lagi nunggu Citra. Tadi sih udah janjian, tapi sejak tiga jam yang lalu mendadak dia gaada kabar" jelas Adrian yang masih bertanya-tanya dalam hati, siapa gerangan di depanya ini
"Ohh temenya non Citra. Bibi Bi Onah pembantunya non Citra den, tadi sih non Citra emang udah siap-siap rapih gitu, tapi tiba-tiba aja pergi buru-buru, malahan gak bilang dulu ke bibi, biasanya dia selalu pamit" jelas Bi Onah yang membuat alis tebal Adrian tertaut
"Pergi? Kalo boleh tau kemana ya bi?" Tanya Adrian bingung
"Waduh, bibi kurang tau tuh den"
Jawaban Bi Onah membuat kecewa, penasaran, dan bingung di hati Adrian mencuat begitu saja tanpa bisa ia kendalikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Syar'i
Spiritualité#8 in Spiritual 26-03-17 #10 in Spiritual 24-03-17 Takdir 'ketimpuk sendal merah' yang membuat Agra akhirnya mengenal sosok gadis itu, gadis yang menurutnya tinggal stok satu di bumi ini. Gadis yang membawa hidupnya jadi warna warni kaya pelangi.