Pulang

8.2K 548 59
                                        

Agra kembali memasukkan ponselnya kedalam saku. Pria itu berjalan tertunduk dengan senyuman tipis yang ada di bibirnya.

Citra.

Agra membayangkan kening wanita itu yang berkerut-kerut, kedua matanya yang membulat sempurna, kemudian omelan-omelanya karena pesan dari Agra barusan.

Gema langkah kaki Agra dapat terdengar jelas di koridor rumah sakit yang sepi, hanya Agra yang kini berjalan disana. Tak lama, suara derap langkah lain terdengar.

Kepala Agra seketika terangkat. Lelaki itu memicingkan mata, bingung.

"Adrian?"

Sapaan Agra seolah angin lalu, tak di halau sama sekali oleh lelaki berwajah kusut satu itu.

Agra berdecak kesal karena panggilanya yang diabaikan begitu saja. Agra berjalan cepat, menghampiri lelaki yang memunggunginya di depan sana.

"Woy!" Lagi-lagi Adrian hanya diam, padahal kini Agra tepat berada di belakangnya, sudah pasti lelaki itu dengar panggilan Agra.

"Dri--" Agra diam, begitu tanganya berhasil membuat wajah Adrian terlihat olehnya.

Adrian... menangis?

Agra kembali menarik tanganya yang masih tersaut di bahu Adrian.

"Lo, kenapa?" Agra bertanya kikuk.

Adrian hanya tertunduk, tak tau harus jawab apa.

"Maaf." Hanya kata itu yang ada di otaknya kini, dan kata itu juga sukses membuat kerutan di kening Agra bertambah.

Hening yang cukup lama, sampai akhirnya Adrian memutuskan kembali bicara.

"Kenapa empat tahun lalu lo usir Kena?"

Agra mengerjapkan mata, sejurus kemudian tertawa sinis.

"Semenit yang lalu lo minta maaf, dan sekarang lo nanya ke gue seolah-olah gue narapidana yang abis ngebunuh orang." Ucap Agra sedikit jengkel.

"Dulu... apa lo juga suka sama Kena?" Adrian malah kembali bertanya, tetap dengan sorot mata dan tatapan kosongnya.

Air muka Agra kini berubah, balas menatap Adrian dengan datar.

"Kalo lo ada masalah sama Kena, selesain, gausah bawa-bawa gue!" Agra kembali berjalan tanpa menunggu balasan Adrian.

"Pengecut lo!" Kata-kata itu langsung membuat langkah Agra terhenti.

Adrian memutar tubuhnya, kini lelaki itu menatap punggung tegap Agra yang ada di depanya.

"Kalo lo suka sama Kena, kenapa lo gak bilang? Kenapa lo usir dia? Kenapa lo biarin dia pergi? Kenapa lo gak pernah mikirin cewek yang cinta mati sama lo itu!" Adrian berteriak kalap pada manusia yang masih memunggunginya.

Perlahan Agra memutar arah jalanya, kembali berjalan mendekati Adrian di belakang sana.

"Hampir tiga tahun lebih gak ketemu dan begitu ketemu, lo jadi idola seluruh makhluk di sekolah, gue kira lo udah berubah, seenggaknya dikit, ternyata masih sama. Sok tau!" Agra kembali tertawa sinis di akhir kalimatnya.

"Bego! Di dalem sana ada cewek yang nungguin elo, cinta sama lo, tapi lo malah gak peduli!" Tawa sinis Agra langsung pudar mendengar sentakan pria di hadapanya.

Agra mengeraskan rahang, menatap dingin ke arah Adrian.

"Kalo lo aja idiot, gausah neriakin orang bego! Asal lo tau, gue gak pernah ngusir Kena!" Kalimat itu akhirnya jelas sudah.

Adrian di tempatnya langsung terdiam. Dia kira, apa yang Kena bicarakan itu hanya rekayasa untuk melindungi Agra. Tapi ternyata...

"Dan empat tahun lalu, oh enggak, udah lama sebelom itu, gue emang udah suka sama Kena! Puas lo?!" Teriak Agra yang kini kalab.

Bad Boy Syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang